Ilmuwan Ungkap Penyakit Komponis Beethoven Lewat DNA dari Rambut

ADVERTISEMENT

Ilmuwan Ungkap Penyakit Komponis Beethoven Lewat DNA dari Rambut

Novia Aisyah - detikEdu
Minggu, 02 Apr 2023 15:00 WIB
Beethoven, Sang Komposer Musik Klasik Selalu Meracik Kopi dari 60 Biji Kopi
Foto: iStock
Jakarta -

Apakah detikers pernah mendengar tentang Ludwig van Beethoven? Salah satu karyanya yang legendaris dan hingga kini dimainkan orkestra simfoni yakni Simfoni No. 5 dalam C Minor.

Komponis jenius asal Jerman ini punya kisah tragis dalam hidupnya. Beragam penyakit diidapnya seperti sakit perut kronis dalam usianya yang masih relatif muda.

Sebelum wafat di usia 56 tahun pada 26 Maret 1827, Beethoven sudah kehilangan pendengaran pada umur 20-an dan kemudian menjadi tuli permanen sekitar 20 tahun kemudian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada tahun 1802, Ludwig van Beethoven meminta saudara laki-lakinya untuk meminta kepada dokternya, J A Schmidt, agar menjelaskan penyakitnya kepada dunia setelah dia meninggal. Pada waktu itu, dia kehilangan pendengarannya secara progresif.

Lebih dari dari dua abad kemudian, sebagian harapan Ludwig van Beethoven pun terwujud. Baru-baru ini sekelompok peneliti melaporkan mengenai penyakit Beethoven dalam jurnal Current Biology.

ADVERTISEMENT

"Tujuan utama kami adalah untuk menjelaskan masalah kesehatan Beethoven, yang terkenal termasuk gangguan pendengaran progresif, dimulai pada usia pertengahan hingga akhir 20-an dan akhirnya membuatnya tuli secara fungsional pada tahun 1818," kata Johannes Krause dari Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology di Leipzig, Jerman, dikutip dari Science Daily.

Para ilmuwan menganalisis DNA yang mereka ambil dari helai rambut Beethoven. Mereka tidak dapat menemukan penyebab pasti tulinya Beethoven atau masalah pencernaan yang dialaminya. Meski demikian, ahli menemukan sejumlah faktor risiko genetik yang signifikan untuk penyakit hati.

"Kami juga menemukan bukti adanya infeksi virus hepatitis B, paling lambat beberapa bulan sebelum penyakit terakhir sang komposer. Hal itu kemungkinan berkontribusi pada kematiannya," kata Krause.

Penulis biografi medis sebelumnya menyatakan bahwa Beethoven memiliki banyak kondisi kesehatan yang dapat diwariskan. Namun para peneliti tersebut tidak dapat menemukan dalam genomnya penjelasan tentang gangguan pendengaran atau masalah gastrointestinal Beethoven. Mereka hanya menemukan bahwa dia secara genetik cenderung terkena penyakit hati.

Studi lebih lanjut pun menunjukkan bahwa komposer asal Jerman itu memiliki infeksi hepatitis B setidaknya selama beberapa bulan menjelang kematiannya. "Bersama dengan kecenderungan genetik dan konsumsi alkoholnya, ini memberikan penjelasan yang masuk akal untuk penyakit hati Beethoven yang parah, yang memuncak pada kematiannya," tulis mereka.

Para peneliti dalam studi terbaru mencatat bahwa analisis sebelumnya yang menunjukkan Beethoven keracunan timbal, ternyata didasarkan pada sampel yang sama sekali bukan milik Beethoven, sebaliknya itu berasal dari seorang wanita. Pengujian studi masa depan untuk timbal, opiat, dan merkuri harus didasarkan pada sampel yang diautentikasi, kata mereka.

DNA yang diekstraksi dari rambut Beethoven secara genetik paling mirip dengan orang yang hidup di Rhine-Westphalia Utara saat ini, sesuai dengan nenek moyang Beethoven yang diketahui dari Jerman, kata Begg.

Studi lebih lanjut dari sampel Beethoven yang dikumpulkan dari waktu ke waktu diperkirakan akan membantu mengklarifikasi kapan dia terinfeksi hepatitis B. Sementara, studi lebih lanjut tentang kerabat dekatnya mungkin membantu memperjelas hubungan biologisnya dengan keturunan modern dari keluarga Beethoven.




(nah/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads