- Struktur Teks Fabel Orientasi Komplikasi Resolusi Koda
- Kaidah Kebahasaan Teks Fabel Penggunaan Kata Sandang Si dan Sang Penggunaan Kata Keterangan Tempat dan Waktu Penggunaan Kata Hubung Lalu, Kemudian dan Akhirnya Penggunaan Sinonim dan Antonim pada Fabel Penggunaan Kalimat Langsung
- Jenis-Jenis Teks Fabel Berdasarkan Asal-Usul dan Ruang Lingkupnya Berdasarkan penggunaan latar belakang dan perilaku Berdasarkan kedatangan surat Berdasarkan isi dan kandungan cerita
- Cara Menulis Cerita Fabel Menentukan Ide Cerita Menentukan Alur Cerita Menciptakan Tokoh Menentukan Sudut Pandang Mengembangkan Cerita Membuat Penutup
Cerita fabel adalah cerita fiksi yang biasanya disukai oleh anak-anak karena menampilkan binatang sebagai tokoh utama. Teks fabel akan membawakan cerita terkait kehidupan hewan dengan perilaku atau karakter yang menyerupai manusia.
Beberapa cerita fabel juga sangat terkenal hingga saat ini seperti kisah Si Kancil, Gajah dan Semut ataupun Monyet yang rakus. Kepopuleran yang dimiliki oleh cerita fabel membuat kita pasti akrab dengan jenis teks ini.
Nah, detikers saat ini kita akan mengulas secara terperinci terkait cerita fabel yang dapat menambah pengetahuan kalian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Struktur Teks Fabel
Berikut merupakan struktur dari teks cerita fabel yang mengutip dari 'Modul 8 Teks Cerita Fabel' yang ditulis oleh Kemdikbud.
Orientasi
Struktur ini merupakan bagian awal dari teks yang di dalamnya mengandung awal kejadian atau latar belakang terkait peristiwa yang terjadi. Aspek yang biasanya ada dalam orientasi adalah latar cerita yang berkaitan dengan nama tokoh, waktu, ruang dan di mana peristiwa terjadi.
Komplikasi
Pada bagian struktur ini para pembaca akan mulai diperkenalkan kepada konflik yang terdapat dalam cerita. Bagian ini menjadi krusial karena pada tahap ini konflik yang dialami oleh para tokoh mulai muncul.
Resolusi
Pada tahap ini para pembaca mulai memasuki tahap penyelesaian konflik yang dialami para tokoh. Bagian ini ditunjukkan melalui mulai munculnya berbagai solusi dari konflik yang terjadi dalam cerita.
Koda
Koda adalah struktur akhir dalam sebuah cerita fabel. Biasanya bagian ini akan berisi terkait amanat yang dapat kita ambil melalui peristiwa yang diceritakan dalam cerita fabel.
Kaidah Kebahasaan Teks Fabel
Berikut merupakan kaidah kebahasaan yang juga dituliskan dalam buku 'Modul 8 Teks Cerita Fabel'.
Penggunaan Kata Sandang Si dan Sang
Penggunaan kata sandang si dan sang banyak kita jumpai dalam teks fabel yang kemudian akan diikuti oleh julukan dari para tokoh. Penulisan kata sandang ini akan dituliskan dengan huruf kecil apabila berada di tengah kalimat.
Julukan yang mengikuti kata sandang ini akan menggunakan huruf besar apabila julukan tersebut merupakan sebuah nama namun jika julukan tersebut bukan nama seseorang maka akan menggunakan huruf kecil.
Contoh:
"Mengapa si kecil menjadi sangat pemalu?" tanya ayah.
Kedua orang itu, si Kecil dan si Kancil adalah orang yang terpandang di kampungnya.
Penggunaan Kata Keterangan Tempat dan Waktu
Kata keterangan waktu dan tempat akan digunakan dalam cerita fabel untuk menghidupkan suasana cerita. Kata keterangan tempat sering menggunakan awalan di dan kata keterangan waktu sering menggunakan kata depan pada, informasi waktu dan lain-lain.
Contoh:
Pada suatu malam sang harimau kembali berburu ke hutan tersebut. Karena cuaca sedang turun hujan, di mana-mana terdapat genangan lumpur dan air.
Kamu hanya bisa menaruh wortel tersebut di pohon itu.
Penggunaan Kata Hubung Lalu, Kemudian dan Akhirnya
Kedua kata hubung lalu dan kemudian memiliki arti yang sama dan digunakan sebagai kata hubung antar-kalimat dan intra-kalimat. Sedangkan kata akhirnya biasanya akan digunakan dalam penyimpulan serta pengakhiran informasi pada paragraf maupun teks.
Contoh:
Lalu, sang gajah menginjak ranting pohon tersebut.
Kemudian, sang semut berlari tanpa arah karena takut dipijak.
Akhirnya, sang semut memanjat sebuah pohon besar yang sekiranya aman.
Penggunaan Sinonim dan Antonim pada Fabel
Variasi kata banyak digunakan dalam teks fabel untuk mendeskripsikan sifat dari tokoh ataupun benda dalam cerita. Pemilihan diksi atau kata yang tepat dalam pendeskripsian ternyata dapat mempengaruhi nilai rasa yang dimiliki pembaca.
Contoh kata sifat efek emosi lemah:
Senang
Tidak Teratur
Sedih
Contoh kata sifat efek emosi kuat:
Riang gembira
Berantakan
Merana
Penggunaan Kalimat Langsung
Kalimat langsung merupakan kalimat yang akan diucapkan secara langsung kepada orang yang dituju. Berikut merupakan cara penulisan kalimat langsung:
Bagian kalimat diapit oleh petik dua (") dan bukan petik satu (').
Tanda petik penutup terletak setelah tanda baca pengakhir kalimat tersebut. Contoh: "Tolong, ada harimau! Lari, cepat lari!"
Kalimat pengiring harus diakhiri dengan satu tanda koma dan satu spasi apabila bagian kalimat pengiring terletak sebelum kalimat petikan. Contoh: Ulu berkata, "Biarlah aku bernyanyi sendiri."
Kalimat pengiring harus diawali dengan satu tanda koma dan satu spasi apabila bagian pengiring terletak setelah kalimat petikan. Contoh: "Sudahlah Cici, kami memaafkanmu", kata Pusi dengan bijak.
Jika terdapat dua kalimat petikan maka huruf kapital hanya akan digunakan pada tanda petikan yang pertama dan pada petikan kedua akan menggunakan huruf kecil kecuali nama orang dan kata sapaan. Contoh: "Coba saja minta pada Ikan," kata Buaya, "dia pasti akan memberikannya."
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan kalimat langsung dari bagian lain yang mengiringi dalam kalimat jika petikan langsung diakhiri dengan tanda tanya atau tanda seru. Contoh: "Mengapa keringatmu sampai sebesar jagung begitu Yam? Kamu dikejar siapa?" tanya Kepiting panik.
Jenis-Jenis Teks Fabel
Berikut merupakan jenis-jenis teks fabel yang dilansir dari buku 'Bestie Book Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII, VIII, & IX' yang ditulis oleh The King Eduka.
Berdasarkan Asal-Usul dan Ruang Lingkupnya
Jika didasarkan pada asal-usul dan ruang lingkupnya maka teks fabel terbagi menjadi tiga jenis:
- Teks fabel kedaerahan: Bersumber dari daerah dengan transmisi seadanya dalam ruang lingkup daerah itu sendiri.
- Teks fabel nusantara: Bersumber dari daerah namun sudah menjalar ke semua kawasan nusantara.
- Teks fabel internasional: Bersumber dari suatu negara namun sudah menyebar di seluruh dunia.
Berdasarkan penggunaan latar belakang dan perilaku
Jika didasarkan pada penggunaan latar belakang dan perilaku maka teks fabel akan terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Fabel alami: Akan menopangkan bentuk para aktor sesuai dengan perilaku aslinya.
- Fabel adaptasi: Akan menopangkan bentuk para tokoh berbeda dengan aslinya.
Berdasarkan kedatangan surat
Jika didasarkan pada kedatangan surat, teks fabel dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Fabel koda: Memperlihatkan pesan secara terbuka di akhir cerita.
- Fabel tanpa koda: Pesan tersembunyi di dalam cerita.
Berdasarkan isi dan kandungan cerita
Jika didasarkan pada isi dan kandungan cerita teks fabel dibagi ke dalam empat jenis, yaitu:
- Fabel jenaka: Berisi cerita lucu dan membawa tawa pembaca.
- Fabel tragedi: Berisi kisah sedih dan membawa keprihatinan pembaca.
- Fabel romantika: Berisi kisah romantis dan percintaan.
- Fabel heroik: Berisi kisah kepahlawanan dan perjuangan
Cara Menulis Cerita Fabel
Berikut merupakan cara menulis cerita fabel yang mengutip dari laman Kemdikbud:
Menentukan Ide Cerita
Pertama-tama kita harus menentukan seperti apa cerita yang akan ditulis. Ide penulisan ini dapat kita temui melalui membaca referensi ataupun mengamati binatang di sekitar kita.
Menentukan Alur Cerita
Ketika membuat cerita fabel kita harus menentukan alur dan garis besar cerita. Alur merupakan rangkaian peristiwa yang terdapat sebab-akibat di dalamnya.
Menciptakan Tokoh
Kemudian, kita akan menciptakan tokoh yang merupakan tokoh binatang yang memiliki nama dan sifat menyerupai manusia.
Menentukan Sudut Pandang
Sudut pandang merupakan cara pandang pengarang dalam memandang peristiwa dalam cerita. Sudut pandang terbagi menjadi empat, yaitu sudut pandang orang pertama pelaku utama, sudut pandang orang pertama sebagai pelaku sampingan, sudut pandang orang ketiga serba tahu kisah cerita, dan sudut pandang orang ketiga mengamati apa yang dilihat, dialami, dipikir, dan dirasakan oleh tokoh.
Mengembangkan Cerita
Setelah kerangka cerita sudah terbuat maka kita akan dapat mengembangkan cerita yang akan menarik atensi pembaca yang diawali dengan menulis pembuka cerita.
Membuat Penutup
Penutup biasanya akan berisikan terkait amanat yang terkandung dalam peristiwa cerita fabel yang sudah kita buat.
(pal/pal)