Ada Virus Zombie yang Dihidupkan Kembali Setelah 50.000 Tahun, Apakah Berbahaya?

ADVERTISEMENT

Ada Virus Zombie yang Dihidupkan Kembali Setelah 50.000 Tahun, Apakah Berbahaya?

Zefanya Septiani - detikEdu
Sabtu, 11 Mar 2023 11:00 WIB
Virus zombie dibangkitkan peneliti, apa tujuannya si?
Foto: Jurnal bioRxiv/ilustrasi virus zombie
Jakarta -

Pastinya kita pernah menonton film laga yang menampilkan pertarungan manusia dengan zombie. Namun, zombie dalam film tersebut hanyalah rekayasa karena saat ini virus zombie dianggap sudah tidak ada.

Ternyata sebuah studi baru-baru ini mengungkapkan bahwa virus zombie yang telah tidur selama hampir 50.000 tahun telah hidupkan kembali.

Virus zombie atau yang dikenal menggunakan bahasa ilmiah virus permafrost dapat melakukan infeksi amoeba sel tunggal yang masih hidup.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian kemungkinan virus ini untuk menginfeksi hewan atau manusia masih dipertanyakan. Tetapi para peneliti menyebutkan bahwa virus permafrost harus dianggap sebagai ancaman kesehatan masyarakat.

Nah, detikers sekarang kita akan menyimak penjelasan lebih lanjut terkait penemuan virus permafrost yang mengutip dari Science Alert.

ADVERTISEMENT

Penemuan Permafrost atau Virus Zombie

Permafrost merupakan lapisan tanah yang beku sepanjang tahun. Namun, bekunya permafrost bertahan hanya pada saat manusia belum melakukan aktivitas yang dapat menyebabkan peningkatan suhu global.

Diketahui permafrost menutupi 15 persen dari daratan yang terdapat di Belahan Bumi Utara. Kemudian terjadi perubahan iklim yang menyebabkan melelehnya permafrost.

Hal ini menyebabkan tergalinya sejumlah artefak kuno seperti virus dan bakteri hingga mammoth berbulu dan beruang gua yang terawetkan dengan sempurna.

Profesor asal Prancis, Jean-Michael Claverie berhasil menemukan jenis-jenis virus beku yang telah berusia sekitar 48.000 tahun yang ditemukan pada beberapa situs permafrost di Siberia. Strain tertua yang ditemukan berusia 48.500 tahun sedangkan yang termuda berusia 27.000 tahun.

Pemanasan iklim menyebabkan para ilmuwan khawatir akan lelehnya permafrost di Arktik yang dapat melepaskan virus kuno. Virus kuno yang dilepaskan oleh permafrost sendiri belum pernah mengalami kontak dengan manusia selama ribuan tahun.

Hal tersebut menyebabkan manusia, hewan dan tumbuhan mungkin tidak memiliki kekebalan akan virus tersebut.

Birgitta EvengΓ₯rd, profesor emerita di Departemen Mikrobiologi Klinis Universitas Umea di Swedia menyebutkan bahwa jika terdapat kontak dengan virus tersembunyi di permafrost kemungkinan kekebalan tubuh kita tidak cukup.

Virus Zombie Dihidupkan Kembali

Penelitian akan cara virus zombie untuk menginfeksi inangnya dilakukan dengan penghidupan kembali virus permafrost oleh Claverie.

Claverie menyatakan bahwa selain penelitiannya sangat sedikit peneliti yang mempertimbangkan virus ini dengan serius.

Melalui makalah terbarunya yaitu jurnal Viruses, Claverie dan rekannya berhasil menghidupkan beberapa strain virus zombie dan menemukan bahwa virus tersebut masih dapat menginfeksi amoeba.

Virus yang menginfeksi amoeba ini merupakan pengganti untuk virus lain yang ada di permafrost. Hal ini nampak melalui banyak bekas virus lain yang masih diragukan kehidupan dari virus-virus tersebut.

Melalui penelitian ini para ilmuwan menjadi memiliki pengetahuan tentang bagaimana virus kuno berfungsi dan ancamannya dalam menginfeksi manusia. Selain virus zombie terdapat pula bakteri yang dihidupkan kembali.

Salah satu bakteri kuno yang dihidupkan kembali adalah anthrax. Wabah infeksi anthrax sudah pernah menyerang manusia dan rusa kutub pada tahun 2019 di Siberia. Hal tersebut menjadi kekhawatiran akan terdesaknya masalah kesehatan masyarakat.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads