Siapa Penulis Pertama di Dunia? Ini Karyanya

ADVERTISEMENT

Siapa Penulis Pertama di Dunia? Ini Karyanya

Martha Grattia - detikEdu
Sabtu, 11 Mar 2023 10:00 WIB
Ilustrasi buku novel
Foto: Caio Resende/Pexels/ilustrasi karya sastra
Jakarta -

Lebih dari lima ribu tahun yang lalu, seseorang berasal dari Mesopotamia bernama Sumer mulai membuat catatan dengan runcing yakni sistem penulisan tertua yang diketahui.

Dikutip dari laman History, sekitar satu milenium setelah sistem penulisan tertua ada, muncul seorang pendeta wanita bernama Enheduanna yang mulai menggunakan sistem penulisan dengan cara baru.

Teks unik yang dibuatnya merupakan contoh tulisan orang pertama yang paling awal diketahui. Dia juga diklaim sebagai penulis pertama di dunia yang diketahui kepengarangan karyanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada tahun 1927, arkeolog Inggris menemukan kembali salinan karya Enheduanna, akan tetapi membutuhkan beberapa dekade untuk para sarjana memuji Enheduanna sebagai penulis teksnya (beberapa masing beranggapan bahwa dia tidak menulisnya).

Beberapa peneliti yang percaya, menganalisa bahwa Enheduanna menulis teks-teks ini menunjukkan refleksi yang sangat pribadi. Selain itu fakta bahwa karya-karya ini secara konsisten dikaitkan dengannya lama setelah kematiannya.

ADVERTISEMENT

Enheduanna Menulis Puisi

Enheduanna merupakan kelahiran dari Mesopotamia (bagian dari irak modern) pada abad ke-23 SM. Enheduanna merupakan putri Sargon dari Akkad, atau Sargon Agung, yaitu raja yang mendirikan Kekaisaran Akkadia yang membawa orang Akkadia dan Sumeria di bawah satu pemerintahan.

Sargon menunjuk Enheduanna menjadi pendeta tinggi dewa bulan Nanna di kota Ur di Sumeria. Enheduanna pernah menuliskan tentang seorang raja Sumeria yang menggulingkannya dari posisinya dan memaksanya ke pengasingan dalam sebuah puisi berjudul "The Exaltation of Inanna" atau berarti "Peninggian Inanna" yang menggambarkan kudeta dan permohonannya kepada dewi Inanna untuk memulihkan posisinya:


Dia membuatku berjalan di tanah berduri.

Dia mengambil diadem mulia dari kantor suci saya,

Dia memberi saya belati: 'ini tepat untukmu,' katanya.


Zainab Bahrani, seorang profesor sejarah seni dan arkeologi di Universitas Columbia sekaligus penulis Women of Babylon: Gender and Representation in Mesopotamia berpendapat bahwa puisi tersebut dari sudut pandang yang sangat pribadi.

Dari puisinya, Enheduanna menggambarkan dirinya diperlakukan dengan tidak hormat selama kudeta, dan di satu bagian, dia menggambarkan pelanggaran seksual.

Dalam puisinya "The Exaltation of Inanna", Enheduanna menuliskan bahwa dia mendapatkan kembali posisinya sebagai pendeta tinggi, dan memuji Inanna karena mewujudkannya.

Selain itu, ia juga merefleksikan proses kreatif penulisan dengan membandingkan komposisi puisinya dengan tindakan melahirkan dalam kalimat "Saya telah melahirkan, wahai wanita yang mulia, (lagu ini) untuk Anda."

Jadi bisa dikatakan, berdasarkan catatan karya yang pernah ditemukan dan dianalisa, Enheduanna dianggap sebagai penulis pertama di dunia.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads