Spesies Penguin Purba Raksasa Ditemukan, Beratnya sampai 160 Kg

ADVERTISEMENT

Spesies Penguin Purba Raksasa Ditemukan, Beratnya sampai 160 Kg

Trisna Wulandari - detikEdu
Senin, 13 Feb 2023 17:30 WIB
Mozaik penguin di dinding kebun binatang Belgrade, Beograd, Serbia.
Ilustrasi penguin purba. Mozaik penguin di dinding kebun binatang Belgrade, Beograd, Serbia. Foto: Antomoro/Wikimedia Commons
Jakarta -

Tim peneliti menemukan fosil penguin di Formasi Moeraki, Pulau Selatan, Selandia Baru. Dari sembilan spesimen, mereka mengungkap keberadaan spesies baru berupa penguin raksasa Kumimanu fordycei. Beratnya saat hidup diperkirakan sekitar 148-160 kg.

Sementara itu, lima spesimen mengungkap spesies baru penguin Petradyptes stonehousei. Besar burung purba ini diperkirakan sedikit lebih besar dari penguin kaisar (Aptenodytes forsteri) saat ini.

Ahli paleontologi Danies Ksepka dan rekan penelitinya dari Selandia Baru, Inggris, dan Amerika Serikat memperkirakan bahwa kedua spesies penguin purba ini hidup antara 60-55 juta tahun yang lalu pada zaman Paleosen akhir, seperti dilaporkan dalam Journal of Paleontology.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kumimanu fordycei dan Petradyptes stonehousei menunjukkan bahwa penguin menjadi sangat besar di awal sejarah evolusinya, jutaan tahun sebelum mereka menyempurnakan alat siripnya," kata Ksepka, ahli paleontologi dari Bruce Museum, Connecticut, AS, dikutip dari laman Sci.News.

Apa Pentingnya Temuan Penguin Purba Raksasa?

Ksepka menjelaskan, ukuran penguin purba Kumimanu fordycei yang super besar dan posisinya yang dekat dengan akar dari pohon silsilah penguin memberikan pengetahuan baru sekaligus informasi pendukung bahwa penguin mencapai batas puncak ukuran tubuh sangat awal di sejarah evolusinya.

ADVERTISEMENT

"Kemungkinan, ukurannya memungkinkan penguin paling awal di muka Bumi menyebar dari New Zealand ke berbagai wilayah lain di dunia.

Rupa Penguin Purba

Ksepka dkk mendapati, kendati berukuran besar, penguin purba tersebut punya ciri-ciri primitif khas seperti tulang sirip lebih ramping dan titik perlekatan otot yang mirip dengan burung yang bisa terbang.

"Penguinnya sangat besar sehingga bergerak lebih efisien di air," kata Dr Ksepka.

"Penguin yang lebih besar bisa menangkap mangsa yang lebih besar. Lebih penting lagi, penguin yang lebih besar bisa menjaga suhu tubuh lebih baik di dalam perairan dingin," imbuhnya.

Ksepka menuturkan, ia dan kawan-kawan peneliti memperkirakan ukuran spesies baru penguin purba ini dengan cara mengukur ratusan tulang penguin modern. Dari situ, mereka menghitung regresinya lewat dimensi tulang sirip untuk memprediksikan berat nenek moyang penguin ini.




(twu/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads