Susah Menolak Permintaan Orang Terdekat? Pakar UGM Ungkap Akibat Jadi People Pleaser

ADVERTISEMENT

Susah Menolak Permintaan Orang Terdekat? Pakar UGM Ungkap Akibat Jadi People Pleaser

Novia Aisyah - detikEdu
Jumat, 10 Feb 2023 15:30 WIB
I know you can. Close up of millennial woman grown daughter, grandchild or younger friend holding tight hand of old mother, grandmother, elder relative or colleague helping to overpass life problems
Foto: Getty Images/iStockphoto/fizkes/Ilustrasi people pleaser
Jakarta -

Istilah people pleaser sering digunakan untuk mendefinisikan seseorang yang tidak bisa menolak permintaan orang lain. Benarkah penggunaan istilah ini?

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Smita Dinakaramani, SPsi, MPSi menjelaskan bahwa people pleaser sebenarnya adalah pelabelan informal untuk individu yang punya keinginan kuat menyenangkan orang lain.

Smita memaparkan, people pleaser ini pada dasarnya membantu dengan motif untuk menyenangkan orang lain walaupun merugikan dirinya sendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perbedaanya dengan orang yang benar-benar mau membantu, bisa memetakan kapasitasnya sampai mana bisa membantu atau tidak," kata Smita, dikutip dari web resmi kampus, Jumat (10/2/2023).

Smita juga menyebut beberapa ciri people pleaser. Apa saja?

ADVERTISEMENT

Ciri-ciri People Pleaser

1. Mengutamakan Kepentingan dan Perasaan Orang Lain

Pertama, ciri seorang people pleaser adalah memprioritaskan kepentingan ataupun perasaan orang lain daripada dirinya sendiri. Jika apa yang dilakukan seorang people pleaser merugikan dirinya sendiri, hal itu tidak menjadi persoalan bagi mereka.

"People Pleaser akan menaruh kebutuhan diri sendiri pada urutan paling akhir. Perasaan, kebutuhan, serta opini diri tidak lebih penting dari orang lain," ujarnya.

2. Ingin Terlihat Sempurna

Ciri berikutnya seorang people pleaser adalah ingin terlihat sempurna. Dengan terlihat sempurna, maka diharapkan bisa menyenangkan semua orang.

Seorang people pleaser punya keinginan kuat agar semua orang menyukainya. Mereka memiliki keinginan memperoleh validasi yang baik dari orang lain yang sangat kuat.

3. Membiarkan Dirinya Dimanfaatkan Orang Lain

Orang yang memiliki sifat people pleaser membiarkan dirinya dimanfaatkan orang lain. Mereka juga mudah dan sering meminta maaf karena penuh rasa bersalah ataupun takut disalahkan.

"Ciri lain saat menolak atau menetapkan batasan kemudian muncul perasaan bersalah yang sangat mendalam," lanjut Smita.

4. Takut Konflik

Smita menuturkan, people pleaser takut terhadap konflik. Ada rasa cemas, tidak nyaman, dan takut jika dia tidak disetujui orang lain.

Dia menegaskan, sifat people pleaser bisa terjadi pada siapa saja karena hal yang wajar untuk memiliki keinginan agar disukai orang lain. "Ya ini bisa terjadi ke siapa saja karena pada dasarnya semua orang pengen diterima dan disukai,"ujarnya.

Penyebab Seseorang Jadi People Pleaser

Smita menerangkan ada banyak sebab seseorang menjadi people pleaser, di antaranya:

1. Kepercayaan Diri Rendah

Menurut Smita, orang dengan kepercayaan diri rendah akan menganggap bahwa perasaan dan pendapatnya bukan hal yang penting dibandingkan yang lain, saat dia melihat orang yang lebih keren.

"Orang-orang dengan kepercayaan diri rendah kalau mengatakan yes merasa jadi berguna, tetapi jika menyatakan no jadi merasa tidak berguna," jelasnya.

2. Menghindari Konflik

Sikap people pleaser ditujukan untuk menghindari konflik dengan orang lain. Seorang people pleaser akan berusaha menyamakan pendapatnya dengan orang lain.

3. Cemas dengan Penolakan

Berikutnya, seseorang bersikap people pleaser karena ingin beradaptasi agar disukai orang lain. Mereka memiliki kecemasan karena takut konflik dan ditolak.

"Semua motifnya ya agar semua suka," tegasnya.

4. Faktor Budaya

Menurut Smita, budaya juga menjadi pendorong orang menjadi people pleaser. Sebagai contoh, suatu negara yang punya nilai untuk memprioritaskan kebutuhan orang lain di atas diri sendiri, akan mempengaruhi masyarakat di dalamnya.

Akibat Menjadi People Pleaser

Smita menerangkan, sikap people pleaser jika terus dilakukan bisa menyebabkan kelelahan fisik dan mental. Hal itu juga menyebabkan seseorang sulit mengetahui keinginannya sendiri atau lost sense of self karena apa pun yang dia lakukan tergantung pada orang lain.

Menjadi people pleaser juga bisa mengakibatkan rasa tertekan karena tidak menjadi diri sendiri. Penampilan pun akan terabaikan karena acuh dengan kepentingan diri sendiri.

"Sikap people pleaser juga bisa berdampak pada hubungan sosial. Saat di tempat kerja berusaha baik ke semua orang lalu sampai rumah sudah capek fisik mental kalau tidak pandai mengelola emosi akhirnya mudah marah pada anggota keluarga," ungkapnya.

Tips Berhenti Menjadi People Pleaser

Ada beberapa tips dari Psikolog UGM ini agar seseorang berhenti menjadi people pleaser, yaitu:

1. Menanamkan pola pikir untuk bisa menjaga diri sendiri. Mengutamakan diri sendiri tidak lantas berarti egois karena kebahagiaan orang lain bukan tanggung jawab utama dan hal ini tidak boleh dijadikan sebagai beban.

2. Memahami bahwa tidak bisa membuat semua orang bahagia dan menyukai kita. Ini penting dipahami supaya seseorang tidak memaksakan diri terus menerus agar disukai orang lain, sebab akan berujung kelelahan fisik dan mental.

"Pahami tidak semua orang akan menyukai kita. Impossible bisa menyukai orang 100%, bahkan orang terdekat kita pun ada hal-hal yang tidak kita sukai," bebernya.

3. Buat batasan diri dalam menolong orang lain. Penting bagi seseorang untuk mengenali kemampuan diri dan sejauh mana bantuan yang bisa diberikan.

4. Memahami bahwa konflik tidak selalu buruk. Mengutarakan pendapat berbeda dengan komunikasi sehat justru bisa meningkatkan hubungan.

5. Tahan diri untuk tidak spontan menerima permintaan orang lain. Ambil waktu untuk berpikir seberapa penting persoalan dan apakah kita bisa membantu.

6. Belajar berkata tidak. Menolak sesuatu yang tidak sesuai keinginan dan perasaan bukan berarti kita orang yang buruk. Itu juga bukan berarti kita akan menjatuhkan orang lain.

"Belajar pelan-pelan, coba sampaikan pendapat yang kita inginkan dahulu dan baru setelah itu menolak. Misal saat diminta untuk lembur sampai jam 9 malam, sampaikan saya keberatan kalau lembur sampai jam 9 malam karena masih harus mengurus keluarga di rumah dan tawarkan bagaimana jika lemburnya hanya sampai jam 6 saja," papar Smita.

Dia menegaskan, jika cara-cara di atas belum efektif dan sulit menghilangkan sifat people pleaser sekaligus sudah sangat terganggu, maka jangan ragu meminta bantuan profesional.




(nah/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads