Apa itu interaksi sosial? Hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial. Di dalam dirinya terdapat hasrat untuk berkomunikasi, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
Hasrat ini timbul bukan hanya karena kebutuhan lahiriah, melainkan karena hasrat itu sendiri; bahwa ia butuh komunikasi, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. Karena itulah, interaksi dengan orang lain merupakan kebutuhan mendasar dalam diri manusia.
Setiap manusia berkenalan, bekerja sama, berorganisasi, bersaing, bahkan berkonflik untuk mendapatkan sesuatu. Dari sudut pandang sosiologi, hubungan-hubungan seperti itu disebut interaksi sosial, demikian dikutip dari buku Sosiologi Jilid 1 oleh Kun Maryati.
Pengertian Interaksi Sosial
Adapun beberapa pengertian interaksi sosial menurut para ahli, sebagaimana mengutip di buku Explore Ilmu Pengetahuan Sosial Jilid 1 untuk SMP/MTs Kelas VII oleh Mulya dan Yuliana, yaitu sebagai berikut:
1. George Homans
Interaksi sosial adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang menjadi pendorong individu lain untuk bertingkah laku.
2. Kieran Bonner
Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua orang individu atau lebih yang saling mempengaruhi
3. JL Gillin dan JP Gillin
Interaksi sosial adalah hubungan antar individu, antara individu dengan kelompok, atau antar kelompok yang bersifat dinamis.
4. Soerjono Soekanto
Interaksi sosial merupakan dasar proses sosial yang terjadi karena adanya hubungan sosial yang dinamis mencakup hubungan antar individu, antar kelompok, atau antara individu dan kelompok.
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang dinamis antar individu, antara individu dan kelompok, atau antar kelompok, baik dalam bentuk kerja sama ataupun bentuk persaingan.
Interaksi sosial menjadi kunci semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial tidak akan ada kehidupan bersama.
Syarat-Syarat Interaksi Sosial
Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi. Adapun penjelasannya sebagaimana dikutip dari buku Sosiologi 1 oleh Drs Taufiq Rohman Dhohiri dan buku Pasti Bisa Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTs Kelas VII oleh Tim Ganesha Operation, sebagai berikut:
1. Kontak Sosial
Kontak berasal dari bahasa Latin, con dan cum yang artinya bersama-sama, dan tango atau tengere, yang berarti menyentuh. Jadi, kontak berarti bersama-sama menyentuh secara fisik. Namun demikian, dalam kontak sosial tidak harus terjadi persentuhan.
Orang dapat melakukan kontak sosial melalui pihak-pihak lain atau dengan menggunakan sarana tertentu, seperti melalui surat, internet, handphone, televisi, dsb. Kontak hanya mungkin berlangsung jika kedua belah pihak sadar akan posisi masing-masing sehingga akan memberikan respons/tanggapan.
Dalam kehidupan sehari-hari, sifat dari kontak sosial dapat berlangsung dengan dua cara, yaitu:
a. Kontak Primer
Kontak primer merupakan kontak sosial yang terjadi jika hubungan diadakan secara langsung dengan cara bertatap muka. Contohnya, berjabat tangan, saling senyum, atau melakukan presentasi di depan kelas.
b. Kontak Sekunder
Kontak sekunder merupakan kontak sosial di antara kedua pihak yang tidak bertemu secara langsung, tetapi melalui perantara. Contohnya, percakapan melalui handphone dan mengirim pesan melalui surat elektronik (e-mail).
Selain sifat, kontak sosial juga dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu di antaranya:
a. Kontak Antar Individu
Kontak sosial yang terjadi antara individu satu dengan individu lainnya. Contohnya, seorang anak yang mempelajari kebiasaan-kebiasaan dalam keluarganya. Ia melakukan kontak dengan anggota-anggota keluarganya seperti ayah, ibu, kakak, dan sebagainya. Proses pembelajaran ini disebut sosialisasi.
Contoh lain adalah ibu yang sedang mendongeng kepada anaknya. Anak yang mendengar kemudian membayangkan isi dongeng yang dituturkan dan terkadang sang anak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
b. Kontak Antara Individu Dan Kelompok
Kontak sosial yang terjadi antara individu dengan kelompok tertentu. Contohnya, kontak sosial antara guru dan para siswa di kelas. Contoh lainnya, ketua OSIS yang tengah memimpin rapat pengurus OSIS mengenai upaya penangkalan narkoba di sekolah.
c. Kontak Antar Kelompok
Kontak sosial yang terjadi antara kelompok satu dengan kelompok yang lain. Contohnya, kontak sosial antar regu sepak bola yang sedang bertanding dalam sebuah kejuaraan, dua partai politik mengadakan kerja sama untuk mengalahkan partai politik yang lainnya di dalam pemilihan umum. Atau, dua perusahaan yang mengadakan kontrak atau perjanjian bisnis tertentu.
Kontak sosial dapat bersifat negatif dan positif, tergantung dari hasil akhir yang diperoleh kontak tersebut. Kontak sosial yang bersifat positif mengarah pada suatu bentuk kerja sama, sedangkan yang bersifat negatif mengarah pada satu pertentangan atau pertikaian bahkan sama sekali tidak menghasilkan suatu interaksi sosial.
2. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain yang pada gilirannya terjadi pengertian.
Sebuah pesan atau informasi harus disampaikan menggunakan media yang tepat, bahasa yang mudah dimengerti, kalimat yang sesuai dengan maksud, serta tujuan pesan atau informasi tersebut mudah dipahami oleh penerimanya.
Komunikasi terjadi ketika pengirim dan penerima pesan dapat memahami maksud yang disampaikan. Penerima pesan dapat memberikan tafsiran terhadap gerak-gerak badan, sikap, atau ucapan pengirim pesan.
Dalam proses komunikasi, ada beberapa komponen yang harus diperhatikan, yaitu di antaranya:
a. Komunikator, yakni orang yang menyampaikan pesan kepada pihak lain
b. Komunikan, yakni orang atau sekelompok orang yang menerima pesan dalam komunikasi
c. Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator, baik berupa informasi maupun instruksi
d. Umpan balik (feedback), yaitu jawaban penerima terhadap pesan yang diberikan oleh pemberi pesan.
Di samping itu juga, ada tiga tahap penting dalam proses komunikasi. Ketiga tahap tersebut adalah sebagai berikut:
a. Encoding (Pengkodean)
Dalam tahap ini, komunikator memiliki kata, istilah, kalimat, gambar yang mudah dipahami oleh komunikan. Komunikator harus menghindari kode-kode yang membingungkan komunikan.
b. Message (Pesan)
Pada tahap ini, gagasan yang sudah diwujudkan dalam bentuk kalimat dan gambar disampaikan. Penyampaian dapat berupa lisan, tulisan, dan gabungan dari keduanya.
c. Decoding (Penafsiran Kode)
Proses menafsirkan pesan atau kalimat serta gambar atau simbol dari pengirim pesan. Pesan tersebut kemudian diterima dan diterjemahkan menjadi informasi yang berarti bagi penerima/komunikan berdasarkan pengalaman yang dimiliki.
Suatu kontak sosial tidak akan tercipta tanpa adanya komunikasi. Contohnya, orang bicara dalam bahasa Padang kepada orang hanya bisa mengerti bahasa Jawa. Dalam kasus ini, kontak sosial sudah terjadi, tapi mereka tidak berkomunikasi sebab salah satu peserta komunikan tidak memahami apa yang ingin disampaikan oleh yang lain.
Dengan demikian, suatu kontak tanpa adanya komunikasi tidak memiliki arti apa-apa dalam sebuah interaksi sosial.
Semoga semakin mengerti dan berinteraksi sosial lebih baik ya detikers...
Simak Video "Esensi Sosialisasikan UU Cipta Kerja"
[Gambas:Video 20detik]
(nwk/nwk)