Penelitian di jurnal Nature Communication mendapati bahwa letak sebuah negara juga berpengaruh pada durasi rata-rata tidur warganya.
Hasil penelitian Antoine Coutrot dkk tersebut menunjukkan, rata-rata orang Albania tidur 7 jam 32 menit setiap hari.
Durasi rata-rata orang negara Balkan (Eropa Tenggara) yang bertetangga dengan Yunani ini hampir 1 jam lebih lama dari rata-rata orang Jepang, yaitu 6 jam 38 menit, seperti dilansir Big Think.
Coutrot dkk menemukan, norma budaya dan garis lintang negara rupanya juga memengaruhi pola tidur warganya, di samping faktor durasi di jalan dalam sehari, tingkat pendidikan, jenis kelamin, seperti ditulis dalam Reported Sleep Duration Reveals Segmentation of the Adult Life-course into Three Phases.
Kenapa Orang Bisa Tidur Lebih Lama di Negara Tertentu?
Pengaruh Jarak ke Garis Khatulistiwa
Penelitian mendapati, orang-orang di satu negara juga bisa punya durasi tidur lebih lama daripada orang senegaranya jika berada di wilayah yang lebih jauh dari garis khatulistiwa.
Contohnya, rata-rata orang Chili di bagian selatan atau lebih jauh dari garis khatulistiwa cenderung tidur lebih lama ketimbang orang Chili utara.
Rata-rata durasi tidur orang Chili selatan mencapai 8 jam 20 menit di selatan pada hari kerja. Sementara itu, rata-rata durasi tidur orang Chili bagian utara yang lebih dekat ke garis khatulistiwa sekitar 7 jam 55 menit.
Coutrot dkk mengacu pada studi sebelumnya terkait perbedaan durasi tidur di Chili tersebut. Negara ini sendiri diteliti karena bentuknya vertikal di pinggiran Benua Amerika jika dilihat di peta dan meliputi garis lintang yang panjang. Chili melintang dari 17°LS hingga ke ujung Amerika di 56° LS, seperti dikutip dari Encyclopaedia Britannica.
Berdasarkan penelitian baru mereka, durasi tidur warga Chili kini lebih mendekati durasi rata-rata tidur di dunia. Namun, perbedaan antara durasi tidur berdasarkan jarak ke garis khatulistiwa tetap konsisten.
Sementara itu, Albania melintang di 42°LU-39°LU, relatif jauh dari garis khatulistiwa.
Budaya Tidur Siang dan Kerja
Menurut penelitian Coutrot dkk, tidur siang tidak terlalu umum bagi rata-rata orang Amerika Serikat dan Prancis. Sementara itu, orang Spanyol dan Italia cenderung umum tidur siang.
Sementara itu, orang-orang Timur Jauh, khususnya di Jepang, cenderung kurang tidur. Kondisi ini dinilai berhubungan dengan budaya kerja Jepang, yang merupakan satu-satunya negara di dunia dengan 25% buruh bekerja lebih dari 50 jam per minggu.
Gabungan Budaya dan Letak Geografis
Lebih lanjut, gabungan faktor jarak domisili seseorang ke garis khatulistiwa dan budaya tidur siang serta jam kerja menghasilkan 7 kelompok negara di dunia. Anggota kelompok negara Asia Timur dan Barat, contohnya, punya durasi tidur yang mirip.
Penelitian tersebut mendapati, ketujuh kelompok negara berdasarkan kemiripan durasi tidur yaitu Eropa Timur dan Barat, Asia Timur dan Barat, Afrika, Amerika Latin, dan West Offshoot (gabungan Australia, Selandia Baru, Kanada, Amerika Serikat).
Coutrot dkk menemukan, terbentuknya kelompok-kelompok wilayah dengan durasi tidur tertentu ini dipengaruhi kedekatan ekonomi, sejarah, dan atau letak geografis.
Perlu digarisbawahi, durasi kerja lebih pendek, pola makan lebih baik, dan olahraga lebih rutin bisa mendorong durasi tidur lebih optimal sekaligus kualitasnya, di samping letak geografis. Bagaimana detikers, tidur berapa jam biasanya setiap hari?
Simak Video "Menjaga Kecantikan Lewat Tidur Cukup dan Berkualitas"
[Gambas:Video 20detik]
(twu/nwk)