Mengapa warna merah digunakan sebagai tanda bahaya? Ternyata ada beberapa faktor yang menjawab pertanyaan tersebut.
Studi mendapati bahwa warna merah dapat meningkatkan kecepatan respons motorik otak. Warna merah juga digunakan sebagai tanda bahaya atau waspada karena panjang gelombangnya.
Berikut penjelasan selengkapnya seperti dilansir laman Science ABC:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasan Warna Merah Digunakan sebagai Tanda Bahaya
1. Gelombang Cahaya Panjang
Peringatan bahaya harus terlihat mata dari jauh maupun ketika jarak pandang di sekitar rendah. Untuk itu, manusia membutuhkan cahaya yang tidak tersebar jauh dan berada di jangkauan yang dapat dilihat manusia.
Dalam spektrum elektromagnetik, spektrum cahaya yang dapat terlihat manusia terbagi atas warna biru hingga warna merah.
Berdasarkan Hukum Hamburan Rayleigh, makin panjang gelombang cahaya, makin sedikit hamburannya. Fenomena hamburan terjadi ketika cahaya menyimpang dari jalur lurusnya saat menabrak berbagai partikel seperti debu, molekul gas, atau uap air.
Cahaya merah memiliki panjang gelombang tertinggi, yakni 620-750 nm, sehingga cenderung terhambur lebih sedikit baik kendati menabrak partikel-partikel. Karena termasuk dalam rentang yang terlihat manusia dan memiliki panjang gelombang tertinggi, warna merah cocok untuk digunakan menjadi tanda peringatan di jalan.
Contohnya ketika berkendara, agar bisa lewat dengan aman di jalan berkabut, hujan, atau berasap, lampu kendaraan memiliki warna merah. Dengan demikian, pengendara lain dapat memperkirakan jarak dengan kendaraan di depannya yang memancarkan warna merah.
2. Efek Warna Merah Pada Otak Manusia
Lebih lanjut, penelitian Michal Kuniecki dkk dalam jurnal Frontiers in Human Neuroscience menunjukkan, warna merah dapat meningkatkan respons motorik. Respons motorik adalah respons otak dan tubuh manusia ketika mendapat rangsangan.
Karena itu, saat melihat tanda bahaya berwarna merah, orang lebih sigap dalam meresponsnya, seperti menekan rem di jalan.
Namun, studi mereka juga mendapati bahwa warna merah bisa menghambat respons motorik dengan pemicu lain. Sebab, warna merah bisa memengaruhi otak untuk berpikir bahwa adanya bahaya dan menimbulkan rasa takut.
Studi The Color Red Attracts Attention in an Emotional Context. An ERP Study ini mendapati, warna merah juga memiliki sifat membangkitkan emosi, terlebih emosi negatif yang mengandung bahaya.
Sebab, biasanya warna merah ditemukan pada api, darah, dan kemarahan, bahkan kadang pada hewan-hewan beracun dan berbahaya. Karena itu, pikiran manusia langsung aktif dan waspada saat melihat warna merah.
Meski begitu, merah tetap menjadi warna yang paling penting karena dapat menarik perhatian meski dalam kondisi emosional. Dengan demikian, warna merah punya peran yang penting dan cukup baik di otak manusia.
Kesimpulannya, warna merah adalah warna yang istimewa dan tak bisa sembarangan mengabaikannya, terlebih dalam situasi yang penting. Itulah alasan mengapa warna merah digunakan sebagai tanda bahaya.
(twu/twu)