Teknik Dasar Lempar Lembing
Terdapat beberapa teknik dasar dalam olahraga lempar lembing, seperti dikutip dari buku Buku Siswa Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan SMP/MTs Kelas 8 oleh Paiman, S.Pd., dan buku Pendidikan Jasmani oleh Irwansyah, di antaranya yaitu:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Memegang Lembing
Secara umum cara memegang lembing dibagi menjadi 3 macam, yakni gaya Amerika, gaya Finlandia, dan gaya menjepit/tang. Adapun uraian masing-masing gaya tersebut adalah sebagai berikut:
a. Gaya Amerika
Cara Amerika ini ditandai dengan lilitan tali dikaitkan dengan ibu jari dan jari telunjuk sedangkan tiga jari lainnya menggenggam kuat-kuat.
b. Gaya Finlandia
Cara memegang gaya Finlandia dilakukan dengan cara lilitan tali dikaitkan dengan jari tengah dan ibu jari, sedangkan jari telunjuk lurus di samping lembing, jari manis dan kelingking menekan kuat-kuat ke arah telapak tangan.
c. Gaya Menjepit/Tang
Cara memegang dengan gaya menjepit dilakukan dengan cara lilitan tali dikaitkan dengan jari tengah dan ibu jari telunjuk, sedangkan jari yang lain yakni ibu jari, jari manis dan kelingking menekan kuat-kuat ke arah telapak tangan.
2. Teknik Membuat Awalan
Keberhasilan suatu lemparan sangat ditentukan oleh ketepatan membuat awalan. Oleh sebab itu, sebelum melakukan lemparan hendaknya terlebih dahulu menentukan dua tanda (check mark). Tanda pertama adalah tempat memulai awalan, biasanya awalan yang ideal berjarak 15-20 m dan tanda kedua adalah sebagai tempat melempar.
Teknik melakukan awalan adalah sebagai berikut:
a. Berlari secepat-cepatnya dimulai dari batas pertama sambil membawa lembing.
b. Ketika sedang berlari dan kaki kanan menginjak batas yang kedua, luruskan kaki kiri ke depan. Bersamaan dengan itu, lembing dibawa ke belakang dengan tangan lurus, usahakan berat badan bertumpu di kaki kanan.
c. Setelah itu kaki kiri ke depan, disusul dengan kaki kanan disilangkan di depan kaki kiri. Kemudian, kaki kiri dilangkahkan ke depan lagi, serta kaki kanan disilangkan kembali di depan kaki kiri.
3. Membawa Lembing
Pada saat melakukan lari untuk awalan, atlet harus membawa alat berupa lembing, agar gerak lari tidak terhambat ketika melakukan lemparan tidak mengalami kesulitan. Ada tiga cara membawa lembing yang biasa digunakan pelempar saat melakukan awalan, di antaranya sebagai berikut:
a. Lembing dibawa di atas pundak
b. Mata lembing menyorong ke atas membentuk sudut 40 derajat
c. Siku kanan menunjuk ke depan.
4. Sikap Tubuh Ketika Melempar
Posisi tubuh ketika melakukan lemparan adalah sebagai berikut:
a. Tubuh berdiri tegak, kedua kaki dibuka. Kaki kiri ke depan, kaki kanan di belakang menyamping ke arah lemparan
b. Lutut kaki kanan ditekuk ke depan, ke samping badan
c. Kaki kiri ke depan lurus, agak rileks
d. Badan condong ke belakang, pandangan ke arah lemparan
e. Tangan kanan yang memegang lembing lurus ke belakang
f. Mata lembing berada di dekat di depan mata kanan serong atau menyudut ke atas
g. Sudut yang dibentuk oleh lembing diukur dari tanah kurang lebih 40 derajat.
5. Cara Melempar Lembing
Teknik melempar lembing dilakukan dengan cara sebagai berikut
a. Begitu kaki kiri mendarat dengan ujung kaki menjurus ke arah lemparan, kaki kanan diputar dan digerakkan ke atas depan.
b. Panggul diputar ke kiri dan badan ditegakkan
c. Kemudian, dengan segera lembing dilemparkan sekuat-kuatnya ke depan atas
d. Lembing lepas pada waktu tangan yang memegang lembing lurus ke depan.
e. Setelah lembing dilepas, segera kaki kanan yang digunakan untuk menolak, menggantikan kaki kiri (kaki kiri diangkat)
f. Pandangan ke depan ke arah lemparan.
Aturan Permainan
1. Saat melempar, lembing wajib dipegang tepat pada bagian pegangannya dan wajib juga dilempar di atas bahu atau bagian paling atas dari tubuh atlet. Selain itu, atlet tidak diperbolehkan menggunakan teknik selain yang sudah ditentukan.
2. Sebuah lempar lembing dianggap tidak sah jika bagian mata lembing tidak menggores tanah terlebih dahulu dibandingkan bagian lembing lainnya.
3. Saat atlet hendak memulai awalan, ia tidak diperkenankan memotong sebuah garis.
4. Lemparan dianggap tidak sah apabila sang atlet menyentuh wilayah badan garis lempar, atau garis perpanjangan
5. Saat lempar lembing sedang melaju, sang pelempar tidak diperkenankan membelakangi sektor lemparan dengan cara memutar tubuh
6. Sang atlet lempar lembing tidak diperkenankan meninggalkan jalur awalan sebelum lembing yang ia lemparkan tadi belum tiba di permukaan.
(nwy/nwy)