Mau Tahu 3 Latihan Fisik yang Harus Dilalui Astronot NASA?

ADVERTISEMENT

Mau Tahu 3 Latihan Fisik yang Harus Dilalui Astronot NASA?

Nikita Rosa - detikEdu
Minggu, 25 Des 2022 18:00 WIB
Astronot NASA Christina Koch, perempuan terlama tinggal di luar angkasa.
3 Latihan Fisik Calon Astronot NASA. (Foto: Instagram @astro_christina)
Jakarta -

Siapa yang bercita-cita menjadi astronot? Menjelajah antariksa kerap menjadi cita-cita di masa kecil. Sebenarnya, bagaimana latihan fisik untuk menjadi astronot NASA?

Badan antariksa Amerika Serikat bernama National Aeronautics and Space Administration (NASA) terkenal dengan pencapaiannya dalam mempelajari luar angkasa. Salah satunya termasuk mengirimkan manusia ke Bulan.

Untuk menjadi astronot NASA, ada proses seleksi yang kompetitif. Untuk astronot NASA angkatan 2021, badan antariksa itu mengatakan hanya memilih 10 kandidat dari lebih dari 12.000 pelamar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Persyaratan dasar astronot, menurut NASA, adalah memiliki kewarganegaraan Amerika Serikat dan gelar master di bidang Sains dan Teknologi, seperti Teknik, Ilmu Biologi, atau Ilmu Komputer. Selain itu, calon astronot harus dalam kondisi yang baik dan mampu lulus ujian fisik NASA yang menuntut.

Sejak NASA mengumumkan kelas astronot pertamanya pada tahun 1959, lebih dari 350 orang telah menjadi astronot. Kini dalam pencarian misi Artemis 2024, NASA berambisi untuk mendaratkan perempuan dan orang kulit berwarna pertama di Bulan.

ADVERTISEMENT

Nah, bagaimana latihan fisik yang dilalui oleh kandidat astronot NASA? ini penjelasannya menurut laman Science Alert.

3 Latihan Fisik Astronot NASA

Setelah proses seleksi, calon astronot NASA, yang dikenal sebagai ASCAN (Astronaut Candidate), menjalani kursus pelatihan selama dua tahun untuk menjadi astronot yang memenuhi syarat. NASA melatih astronotnya di berbagai lingkungan, termasuk kolam besar dan gurun panas, untuk menguji keberanian mereka.

1. Berjalan di Air

Menggunakan mock-up pesawat ruang angkasa di kolam renang, astronot akan berlatih berjalan di luar angkasa. Hal ini sebagai simulasi saat astronot meninggalkan pesawat ruang angkasa untuk bekerja di ruang hampa udara.

NASA melakukan pelatihan spacewalk paling modern di Neutral Buoyancy Laboratory di Johnson Space Center di Houston, Texas.

Kolam yang berisi 6,2 juta galon air itu digunakan untuk melatih keadaan tanpa bobot. Astronot akan menaiki pesawat yang dijuluki Vomit Comet.

Pesawat juga berfungsi sebagai laboratorium terapung itu, juga digunakan sebagai studi medis dan percobaan mabuk perjalanan pada astronot. Sebab, manuver yang disebut seperti roller coaster itu sering membuat calon astronot merasa mual.

2. Hidup di Gurun

Selanjutnya, astronot akan menjalani pelatihan bertahan hidup di gurun. Pelatihan ini sebagai simulasi apabila terjadi pendaratan darurat.

Pada tahun 1964, awak astronot Apollo 11 melakukan perjalanan ke Nevada untuk menghabiskan tiga hari di gurun yang panas dan kering serta melatih keterampilan bertahan hidup. Mereka mengenakan pakaian yang terbuat dari parasut agar tetap sejuk di tengah panasnya gurun.

Astronot NASA berlatih di padang pasir karena lingkungannya paling mirip dengan planet asing.

3. Diputar dalam Mesin

Terakhir, calon astronot menguji toleransi mereka terhadap gaya gravitasi yang kuat pada mesin yang berputar.

Awalnya, NASA menggunakan mesin besar yang disebut Centrifuge Human untuk menguji tekanan gravitasi pada pelatihan astronot untuk pergi ke Bulan. Centrifuge Human memiliki lengan yang berputar, dengan kapsul yang dapat menampung manusia di ujungnya.

Saat mesin berputar, calon astronot menguji toleransi mereka terhadap gaya gravitasi yang kuat.

Konsultasi dengan Psikolog

Meski pelatihan yang berat, NASA tetap menyediakan psikolog bagi calon astronotnya. Calon astronot menjalani pemeriksaan psikologis dan psikiatris untuk menyisihkan mereka yang tidak cocok untuk perjalanan luar angkasa.

Sebab, semakin banyak manusia berkelana ke luar angkasa, NASA mulai memahami beban mental perjalanan luar angkasa. Pada tahun 2016, program penelitian manusia NASA merilis sebuah laporan yang menemukan anggota kru mengalami perubahan tidur, paparan radiasi, pergeseran gravitasi, dan isolasi yang lama.

Setelah menjadi astronot, anggota tim di International Space Station (ISS) secara rutin berbicara dengan staf medis, termasuk psikolog, melalui konferensi video pribadi.




(nir/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads