Kehidupan di Kota Terdingin di Dunia: Jarang Bepergian, Gali Kubur 3 Hari

Kehidupan di Kota Terdingin di Dunia: Jarang Bepergian, Gali Kubur 3 Hari

Trisna Wulandari - detikEdu
Sabtu, 24 Des 2022 14:00 WIB
Yakutsk, kota terdingin di dunia.
Kehidupan di Yakutsk, kota terdingin di dunia. Foto: Kanadier/Wikimedia Commons
Jakarta -

Yakutsk merupakan kota terdingin di dunia yang terletak di Republik Sakha (Yakutia), Rusia. Di musim dingin Oktober sampai April, suhunya berkisar -30°C hingga -40°C, dan dapat turun sampai -70°C. Bagaimana cara orang Yakutsk bertahan hidup di kota terdingin ini?

Dinginnya Yakutsk dipengaruhi oleh letaknya di dataran tinggi Siberia. Jaraknya pun hanya 450 km dari Lingkar Arktik, seperti dikutip dari Atlas Obscura.

Namun, seperti masyarakat kota pada umumnya, 356.000 warga Yakutsk juga punya bioskop, tempat makan, sekolah, dan fasilitas transportasi umum yang berfungsi sepanjang tahun.

Masalahnya, saat suhu sangat dingin, warga kota Yakutsk tidak bisa berlama-lama di luar rumah. Jika tidak, wajah serta bagian kulit yang terbuka akan mengalami sengatan dingin dan kena radang dingin. Sementara itu, gagang kacamata dari logam bisa menempel ke kulit dan berisiko luka jika ditarik.

Lantas, bagaimana cara orang Yakutsk hidup di kotanya dengan nyaman?

Cara Orang Hidup di Kota Terdingin di Dunia

1. Sepatu, Mantel, dan Topi Bulu Mahal

Pakaian yang tepat sangat penting di Yakutsk, terutama pada musim dingin. Agar dapat kehangatan maksimal, seorang warga Yakutsk perlu memakai pakaian serbabulu, mulai sepatu bot rusa, topi muskrat, dan mantel rubah.

Umumnya, orang Yakutsk mengenakan pakaian dari bulu hewan asli. Harganya mahal, tetapi dinilai sebagai investasi bagi warga setempat agar bertahan hidup, seperti dikutip dari BBC News.

Satu sepatu bot rusa asli yang layak biasanya dijual sekitar Rp 9,3 juta, setara satu kali gaji rata-rata di sana. Sementara itu, satu mantel bulu panjang bisa mencapai Rp 24 juta. Warga Yakutsk bisa mengambil utang berjaminan ke bank untuk membeli mantel bulu sesuai kebutuhan.

2. Jangan Keluar Rumah kalau Tidak Perlu

Tidak ada orang Yakutsk yang keluar rumah di musim dingin kecuali benar-benar harus karena bisa terserang radang dingin. Beberapa hal yang membuat orang Yakutsk keluar rumah di suhu sangat rendah antara lain karena harus pergi ke sekolah atau bekerja.

Namun, sebelum keluar rumah, mereka dipastikan sudah terbungkus pakaian hangat dari atas sampai bawah. Karena itu, pemandangan orang bertopi bulu dan mantel bulu panjang umum di Yakutsk, baik anak sekolah maupun orang dewasa.

Lima sampai sepuluh menit di luar ruangan di Yakutsk bisa membuat kelelahan, nyeri sengatan dingin di wajah, dan nyeri berkepanjangan di jari tangan dan kaki.

Umumnya, orang Yakutsk paling lama 20 menit saja di di luar rumah. Karena itu, warga juga harus memasukkan kucing atau anjing peliharaan, terkadang juga kucing dan anjing liar, ke dalam rumah agar tidak mati membeku di teras dan di jalanan.

Rumah-rumah termasuk bagian garasi punya penghangat di Yakutsk. Aki mobil juga bisa beku jika diparkir di luar rumah sehingga mobil di luar ruangan terus dalam keadaan hidup. Untungnya, transportasi umum Yakutsk beroperasi sepanjang tahun, di musim dingin dan musim panas.

3. Tetap Ada Olahraga Outdoor

Kendati kedengaran tidak masuk akal, ada kejuaraan maraton di Yakutsk dan desa serta kota sekitarnya. Lomba ini digelar bahkan di suhu -60°C di Oymyakon, desa terdingin di dunia dekat Yakutsk.

Rupanya, orang-orang di sana bisa menikmati berlari di pegunungan. Di samping terbiasa dengan suhu serendah itu sejak lahir, warga setempat juga berlari dengan sepatu bot bulu tinggi dan jaket empuk.

4. Bangunan 2 Meter di Atas Tanah

Bangunan-bangunan di Yakutsk berdiri seperti rumah panggung. Tiang-tiang panggungnya terbuat dari beton dan baja setinggi 2 meter di atas tanah permafrost dan sedalam 1-8 meter.

Permafrost adalah ibun abadi atau tanah beku abadi. Ibun abadi terbentuk dari es-es yang menggenggam tanah, pasir, dan bebatuan dengan suhu di bawah 0°C. Kedalaman permafrost di Yakutsk bisa mencapai 350 meter, seperti dikutip dari laman North-Eastern Federal University in Yakutsk.

Sementara itu, Yakutsk juga mengalami musim panas dengan suhu di bulan Juli bisa mencapai 30°C-38°C. Saat musim panas, lapisan atas permafrost mencair. Karena itu, jika tidak ditopang tiang pancang baja dan beton, bangunan-bangunan itu bisa runtuh karena berdiri di atas air lelehan es.

5. Menjadi Pekerja Tambang Ketimbang Petani

Permafrost juga menyulitkan pertanian. Meskipun sudah masuk musim panas, butuh waktu lama bagi tanah lapisan atas untuk menghangat. Sementara itu, musim tanam bagi petani hanya berlangsung singkat dalam beberapa minggu.

Karena itu, lebih banyak warga yang bekerja di industri pertambangan. Yakutsk dan Yakutia secara keseluruhan dikenal dengan cadangan emas, berlian, batu bara, bijih besi, dan gas alam. Yakutia sendiri menghasilkan seperlima berlian di dunia.

6. Penggalian Kubur Beberapa Hari

Masih gara-gara permafrost, tanah beku menyulitkan warga Yakutsk untuk menggali kuburan. Butuh waktu 2-3 hari untuk menggali kubur.

Untuk menggali kubur di kota terdingin di dunia ini, nyalakan api ke batu bara. Setelah beberap jam, seret arang ke satu sisi. Setelah tanah mencair sekitar 15 cm karena panas api, gali tanah. Batu bara panas tersebut lalu didorong lagi ke dalam lubang, tanah mencair, lalu gali kembali. Proses ini diulang sampai lubang kuburan mencapai kedalaman 2 m.

Berminat tinggal di kota terdingin di dunia, detikers?



Simak Video "Rusia Siap Perang Nuklir dengan AS dan NATO"
[Gambas:Video 20detik]
(twu/pal)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia