Situs Megalitikum Gunung Padang merupakan situs Cagar Budaya Nasional dari zaman prasejarah. Situs peninggalan kebudayaan batu besar ini terletak Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Dikutip dari laman Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Arkenas) Kemendikbudristek, masih terdapat silang pendapat atas usia situs Gunung Padang berdasarkan penanggalan karbon pada batuan di tiap tingkatannya.
Beberapa penelitian memperkirakan usia tiap undakannya berbeda, mulai dari 5.000 SM-26.000 SM. Ini artinya, jika perkiraan peneliti benar, maka usia Gunung Padang lebih tua dari Piramida Giza yang dibangun sekitar 2.570 SM.
Gunung Padang sehari-hari menjadi tujuan kunjungan rombongan siswa. Umumnya, ada ratusan siswa dan warga umum yang datang di awal pekan, sementara pengunjungnya di akhir pekan mencapai sekitar 1.000 orang.
Namun belakangan pascagempa Cianjur, pengunjungnya turun menjadi puluhan sampai 100 orang saja di akhir pekan. Kendati demikian, situs Gunung Padang tidak mengalami kerusakan akibat gempa Cianjur.
Sebelum berkunjung, kenalan dulu dengan Gunung Padang, yuk! Berikut sejumlah fakta tentang situs megalitikum Gunung Padang:
Fakta Gunung Padang
1. Bukan Piramida
Sekilas, Gunung Padang tampak seperti bukit berbatu. Karena berbentuk kerucut dan dikelilingi bebatuan, situs ini disebut mirip dengan piramida.
Namun, peneliti mendapati bahwa Gunung Padang adalah punden berundak atau teras bertingkat, dikutip dari laman Kebudayaan Kemdikbud.
Punden berundak atau teras berundak adalah struktur berupa teras atau trap berganda yang mengarah pada satu titik di atas, seperti dikutip dari laman Kebudayaan Kemdikbud.
Bentuk punden berundak khas ditemukan di situs purbakala Nusantara sehingga menjadi ciri-ciri kebudayaan asli di Indonesia. Umumnya, punden berundak berfungsi sebagai tempat pemujaan leluhur.
2. Kompleks Punden Berundak Terbesar Asia Tenggara
Karena merupakan bangunan punden berundak, situs Gunung Padang bukanlah gunung aktif. Namun, situs ini memang tertutupi rerumputan di sana-sini, berdiri dengan ketinggian sekitar 885 mdpl, dan luas kompleks utamanya mencapai sekitar 900 m².
Luas area Gunung padang sendiri tercatat mencapai sekitar 3 ha, dikutip dari laman Gunung Padang oleh Federasi Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Pasundan. Karena itu, situs Gunung Padang tercatat sebagai kompleks punden berundak terbesar di Asia Tenggara.
3. Wisata Megalitikum
Bentuk punden berundak mencerminkan peradaban zaman megalitikum. Strukturnya berupa lima teras dan tersusun dalam ukuran berbeda-beda.
Karena berada di ketinggian dan ditengah-tengah pepohonan, detikers yang tengah berkunjung bisa melihat kenampakan susunan batu purbakala yang menjadi Cagar Budaya Nasional ini beserta panorama hijau di sekitar.
4. Dilaporkan 1914
Gunung Padang ditemukan pada1891 oleh geolog dan naturalis asal Belanda, Rogier DM Verbeek.
Keberadaannya lalu dilaporkan pada 1914 oleh ahli sejarah awal dan budaya tradisional Indonesia asal Belanda, Nicolaas Johannes Krom, dalam Rapporten Oudheidkundige Dienst (Buletin Dinas Kepurbakalaan).
Krom mencatat, puncak Gunung Padang terdiri dari empat teras yang tersusun dari batu kasar dan berhias batu andesit. Di tiap teras, ada gundukan tanah yang ditimbun batu.
5. Ditemukan Kembali 1979
Situs Gunung Padang sempat terlupakan selama beberapa dekade, salah satunya karena keterbatasan akses. Situs bersejarah ini lalu ditemukan kembali pada tahun 1979.
Saat itu, warga setempat melaporkan adanya keberadaan tumpukan batu-batu persegi besar dengan berbagai ukuran, tersusun dalam suatu tempat berundak.
Sejak itu, pemerintah mulai melakukan konservasi dan penelitian Situs Gunung Padang.
Pusat Arkenas Kemendikbudristek mencatat, bukit ini dahulu gunung api purba yang menghasilkan batu-batu di perut bukit, lalu merekah dan membentuk tiang-tiang (columnar joint). Bebatuan ini lalu digunakan untuk membangun punden berundak.
7. Liburan Anak Sekolah ke Gunung Padang
Situs Gunung Padang dibuka Senin-Sabtu, pukul 08.00-17.00 WIB. Khusus Jumat, kawasan ini baru dibuka pukul 13.00 WIB. Pengunjung hanya dikenakan harga tiket masuk Rp 5.000 saja per orang.
Di kawasan kaki Gunung Padang, juga ada fasilitas area parkir, toilet, musala, wifi, rumah makan, dan penginapan. Jika ingin pulang bawa oleh-oleh, ada opsi kopi, gula semut, dan cinderamata lain.
Namun, siswa diperingatkan untuk tidak mencoret batu, menggores batu dengan benda keras, menduduki dan menginjak batu, memukul-mukul batu, menggeser, dan atau memindahkan batu agar tidak mengubah susunan struktur asli Gunung Padang.
Selamat liburan, detikers!
Simak Video "Ada 92 Spot Daya Tarik Wisata Cianjur Terdampak Gempa"
[Gambas:Video 20detik]
(twu/faz)