Otoriter adalah perbuatan atau tingkah laku yang sewenang-wenang dalam berbuat, memutuskan ataupun menetapkan sesuatu dari orang yang berkuasa terhadap yang dikuasainya seperti dikutip dari buku Sikap Otoriter Orang Tua Dan Dampaknya Terhadap Kecerdasan Emosional Anak oleh Anjar Mahmudin NST, M.Ag.
Selain itu, dikutip dari buku Kepimpinan: Fundamental Teori oleh Diena Dwidienawati, otoriter dikenal juga dengan otokratis yang merupakan salah satu macam gaya kepemimpinan.
Pada artikel kali ini akan mempelajari lebih lengkap lainnya mengenai pengertian otoriter, ciri, serta kelebihan dan kekurangan dari otoriter, berikut simak penjelasannya
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Otoriter
Dikutip dari buku Kepemimpinan dan Kepengikutan Teori dan Perkembangannya oleh K.H Timotius, otoriter adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan kekerasan, mengendalikan semua tindakan untuk memaksakan kehendak, aturan, regulasi, aktivitas dan hubungan dalam lingkungan organisasi.
Pemimpin otoriter adalah pemimpin yang memusatkan kekuasaan pada dirinya sendiri dan menggunakannya sesuai dengan kehendak sendiri, tanpa bertanggung jawab kepada orang-orang atau kelompok yang dipimpinnya. Kekuasaan pemimpin otoriter biasanya didasarkan pada kekuasaan jabatan saja.
Dengan gaya kepimpinan otoriter, pemimpin memegang seluruh wewenang di tangannya dan menggunakannya sendiri tanpa melibatkan orang-orang yang dipimpinnya. Alhasil, pemimpin hanya memberi mereka sedikit kebebasan atau malah tidak memberi kebebasan sama sekali.
Dengan gaya kepemimpinan otoriter, pemimpin membuat keputusan sendiri dan menyuruh orang-orang yang dipimpinnya untuk melaksanakannya. Tanpa boleh membantah ataupun mengajukan saran, dan dalam tindakan maupun perbuatannya ia tidak dapat diganggu gugat seperti dikutip dari buku Kepemimpinan Dasar Dasar Teori dan Praktiknya oleh A.M. Mangunhardjana.
Ciri Pemimpin Otoriter
Berikut ciri-ciri pemimpin otoriter dikutip dari jurnal ilmiah Gaya Kepemimpinan Otoriter (Otokratis) Dalam Manajemen Pendidikan oleh Sri Wahyuni, Dkk, yaitu:
1. Menganggap organisasi yang dipimpinnya sebagai milik pribadi
2. Mengidentifikasikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
3. Menganggap bawahan bak sebuah alat semata
4. Tidak menerima saran atau kritik dari anggotanya
5. Terlalu bergantung pada kekuasaan formalnya
6. Cara pendekatan kepada bawahannya dengan pendekatan paksaan dan bersifat kesalahan hukuman
7. Penonjolan diri yang berlebihan sebagai simbol keberadaan organisasi, hingga cenderung bersikap bahwa dirinya dan organisasi adalah identik
8. Tidak dapat menerima adanya orang lain dalam organisasi yang potensial mampu menyaingi dirinya
9. Tujuan organisasi identik dengan tujuan pribadi pemimpin
10. Loyalitas yang lebih diutamakan dan mengesampingkan kinerja, kejujuran, dan norma-norma moral serta etika
11. Menciptakan instrumen pengawasan sedemikian rupa sehingga dasar ketaatan para bawahan bukan kesadaran, melainkan ketakutan
12. Disiplin organisasi yang keras dan menjalankannya dengan sikap yang kaku
Kelebihan dan Kekurangan
Tidak semua pemimpin terjebak dalam tipe kepemimpinan otoriter. Meskipun terpaksa karena suatu situasi, tetapi akan berubah ketika sudah menemukan hasil yang diharapkan.
Di dalam gaya kepemimpinan otoriter terdapat kekurangan dan kelebihan, seperti dikutip di buku Kepemimpinan dalam Perspektif Organisasi oleh Dr. H. M. Thamrin Noor, adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan Kepemimpinan Otoriter
a. Setiap masalah yang terjadi pada organisasi dapat terselesaikan dengan cepat karena keputusan yang diambil oleh pemimpin tanpa perlawanan dan bantahan.
b. Tegas dan adil. Pemimpin otoriter yang tegas dan adil menerapkan kedisiplinan tanpa memandang siapapun dan langsung menindak bawahan yang berbuat salah
c. Pengawasan yang terkontrol. Tanggung jawab yang diberikan kepada bawahan dapat terawasi dengan mudah, sehingga tidak ada yang bisa berbuat kecurangan. Dengan begitu, proyek dapat terselesaikan dengan tepat waktu dengan hasil yang berkualitas dan sesuai dengan apa yang diharapkan
d. Pemimpin otoriter tidak pernah mengenal kata gagal, keberhasilan adalah harga mati yang harus diraih. Sehingga risiko organisasi berjalan ditempat (stagnan) atau kinerja pencapaian mengalami penurunan dapat diatasi dengan baik
e. Memiliki visi dan misi organisasi yang jelas. Arah tujuan organisasi sangat jelas, baik jangka panjang, menengah, maupun jangka panjang.
2. Kelemahan tipe pemimpin otoriter
a. Kepemimpinan otoriter hanya bergantung pada satu orang tertinggi, yaitu penguasa
b. Seorang pemimpin otoriter tidak percaya sepenuhnya terhadap saran, ide, nasihat, dan kemampuan orang lain sebelum ia menyaksikan secara langsung hasilnya
c. Terbukanya peluang melakukan tindakan kecurangan, penyalahgunaan wewenang, korupsi, kolusi dan nepotisme.
d. Memiliki kekuasaan penuh yang menimbulkan sikap perilaku sewenang-wenang dalam membuat aturan, menindak, menghukum, dan memecat para bawahan tanpa mendengar penjelasan atas kejadian sebenarnya
e. Membuat risiko sangat besar bagi organisasi, apabila pemimpin tidak ada berada di tempatnya. Sehingga fungsi para bawahan tidak berjalan dengan baik dan sesuai arahan. Hal ini disebabkan karena kurangnya percaya diri dan takut gagal yang berisiko terhadap masa depan para bawahan sendiri.
f. Sifat utama pemimpin otoriter adalah tidak memandang kebebasan individu. Namun, banyak pemimpin yang berhasil membuat perubahan, seperti Adolf Hitler, Richard Nixon, dan Soeharto.
(pal/pal)