Studi UNSW Sydney Buktikan Bakteri dapat Memperbaiki Dirinya Sendiri

ADVERTISEMENT

Studi UNSW Sydney Buktikan Bakteri dapat Memperbaiki Dirinya Sendiri

Anisa Rizki Febriani - detikEdu
Jumat, 09 Des 2022 19:30 WIB
Ilustrasi bakteri Salmonella
Ilustrasi bakteri (Foto: Getty Images/iStockphoto/ClaudioVentrella)
Jakarta -

Sebuah fakta mengejutkan kembali terungkap. Baru-baru ini, para peneliti dari University of New South Wales atau UNSW yang terletak di Sydney, Australia, mengungkap bahwa bakteri dapat memulihkan dirinya sendiri.

Temuan yang dipublikasikan di Science Advances tersebut membuktikan flagela yang ada di dalam bakteri memiliki kemampuan untuk memulihkan dirinya. Flagela merupakan alat berbentuk benang atau cambuk pada organisme bersel satu. Nah, flagela ini berfungsi sebagai alat pergerakan bakteri, bukan untuk pertahanan hidup.

Bakteri sebagai Organisme Tertua dan Mendominasi Tubuh Manusia

Bakteri merupakan salah satu organisme tertua yang ada di Bumi yang bersel tunggal kecil. Bakteri dapat ditemukan di berbagai tempat, termasuk tubuh manusia yang mengandung banyak sel bakteri ketimbang sel manusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip dari laman UNSW pada Jumat (9/12/2022), bakteri dikatakan dapat berenang. Kemampuan ini membantunya untuk bertahan hidup dan menyebar ke berbagai tempat.

Namun, belum banyak informasi mengenai bagaimana bakteri dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang kurang bersahabat.

ADVERTISEMENT

Lakukan Penelitian untuk Mengubah Pergerakan Flagela

Tim peneliti dari School of Biotechnology and Biomolecular Sciences adalah yang pertama di dunia yang menggunakan teknologi pengeditan gen, CRISPR, untuk mengubah flagela.

Jadi, mereka merekayasa motor sodium ke dalam genom untuk menciptakan bakteri yang yang dapat berenang dan digerakkan oleh sodium.

Kemudian, mereka menguji serta melacak kemampuan bakteri untuk beradaptasi ketika lingkungan kekurangan sodium. Dalam hal ini, mereka menggunakan teknik biologi sintetik.

Sebagai informasi, sodium merupakan ion yang artinya membawa muatan. Nah, muatan ini yang akan menggerakkan motor flagela melalui stator, atau saluran ion.

Hasilnya, tim peneliti menemukan bahwa stator dapat dengan cepat memperbaiki sendiri motor flagela dan memulihkan gerakan. Temuan ini mengarah pada kemajuan baru di bidang ilmu biologi dan kedokteran.

"Kami menunjukkan bahwa perubahan lingkungan dapat menyebabkan saluran ion bereaksi dengan cepat," kata Dr Pietro Ridone, penulis utama studi.

Pergerakan Bakteri Setara dengan Kecepatan F1

Tubuh manusia mengandung sekitar 10.000 jenis mesin molekuler berbeda yang menggerakkan berbagai fungsi biologis mulai dari konversi energi hingga pergerakan.

Lain halnya dengan teknologi motor pada bakteri yang melampaui manusia dalam skala nano. Dengan ukuran sepersejuta butir pasir, ia dapat menyusun dirinya sendiri dan berputar hingga lima kali lipat kecepatan mesin Formula 1 atau F1.

"Motor yang menggerakkan perenang bakteri adalah keajaiban nanoteknologi," terang Associate Professor Matthew Baker, penulis lain dalam studi.

Temuan ini mungkin dapat diaplikasikan dalam memahami resistensi antimikroba dan virulensi penyakit.

"Ini juga dapat mengarahkan kita pada wawasan tentang bagaimana bakteri dapat beradaptasi dengan skenario perubahan iklim di masa depan," pungkasnya.




(aeb/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads