Teori pembentukan tata surya memaparkan bagaimana matahari, planet, dan satelit bisa terbentuk dan dapat bekerja secara teratur dalam sistem. Proses pembentukan tata surya masih merupakan suatu misteri. Karena hal tersebut tidak dapat diamati atau diuji lewat eksperimen.
Berbagai teori dan juga hipotesis banyak dikemukakan oleh para ahli atau ilmuwan untuk menjawab misteri tersebut.
Beberapa teori pembentukan tata surya adalah teori Nebula, teori Planetesimal, teori Pasang, dan teori Bintang Kembar. Demikian dikutip dari buku Geografi: Membuka Cakrawala Dunia oleh Bambang Utoyo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut simak penjelasan lengkap dari teori-teori pembentuk tata surya serta para pencetusnya.
5 Teori Pembentukan Tata Surya
1. Teori Kabut Kant-Laplace
Teori ini dikemukakan oleh Immanuel Kant pada tahun 1755 (seorang filsuf Jerman) dan Pierre de Laplace pada tahun 1796. Teori Kabut Kant-Laplace adalah teori menjelaskan bahwa jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula).
Gaya tarik menarik antara gas-gas yang bermassa besar menarik gas dengan masa kecil di sekelilingnya membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat seperti dikutip dari Geografi SMA/MA Kelas X.
Dalam proses ini perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Nebula yang berotasi kemudian menyusut dan membentuk cakram dan matahari terbentuk di tengah-tengah cakram.
Dikutip dari Buku Pendamping Olimpiade Sains Nasional IPA Tingkat Sekolah Dasar, cakram berputar tersebut semakin cepat sehingga membentuk bagian-bagian tepi lepas membentuk planet-planet dan mengorbit inti (matahari).
2. Teori Planetesimal
Teori Planetesimal dikemukakan oleh Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika Serikat bersama dengan rekannya Thomas C. Chamberlain, seorang ahli geologi,
Mereka berpendapat hipotesis ini bertitik tolak belakang dari pemikiran yang sama dengan teori nebula. Perbedaannya terletak pada asumsi bahwa terbentuknya planet-planet itu tidak harus dari satu badan, tetapi diasumsikan melintasnya bintang lain yang kebetulan ketika sedang lewat jarak antara Matahari dengan bintang lain jaraknya pendek.
Kabut gas dari sebagian bintang lain terpengaruh oleh gravitasi matahari dan setelah mendingin terbentuklah benda-benda yang disebut planetesimal.
Karena daya tarik-menarik antar benda itu sendiri. benda-benda kecil tersebut akan bergumpal menjadi besar dan panas. Hal ini disebabkan oleh tekanan akibat akumulasi dari massanya.
Teori ini dapat menjawab pertanyaan mengapa ada satelit-satelit di Jupiter maupun pada Saturnus mempunyai orbit yang berlawanan seperti dikutip dari buku Ilmu Alamiah Dasar oleh Drs. Abdullah Aly.
3. Teori Pasang Surut (Tidal)
Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffrey pada 1918, mengutip dari buku Explore Geografi Jilid 1 untuk SMA/MA Kelas X oleh Dra. Sri Wijayanti, M. Pd.
Mereka berpendapat terbentuknya planet-planet dan anggota lainnya berawal dari bintang besar yang mendekati Matahari dengan jarak pendek bahkan nyaris bersinggungan.
Oleh karena begitu dekatnya jarak matahari dengan bintang besar menyebabkan tertariknya lidah Matahari atau filamen gas Matahari menjulur panjang dan merentang ke arah bintang besar yang berbentuk cerutu.
Filamen inilah yang membentuk sebuah planet, mulai dari planet yang terdekat dengan matahari sampai dengan planet yang terjauh dari matahari. Bintang besar yang mendekati matahari bergerak menjauh sehingga keberadaan bintang besar sudah tidak berpengaruh terhadap planet-planet yang terbentuk.
4. Teori Bintang Kembar
Teori bintang kembar dikemukakan oleh ahli astronomi dari Inggris, Fred Hoyle Lyttleton, pada tahun 1956 seperti dikutip dari buku Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta oleh Hartono.
Lyttleton berpendapat tata surya berasal dari gabungan bintang kembar. Pada mulanya Matahari merupakan bintang kembar yang satu dengan lainnya saling mengelilingi.
Pada suatu masa, melintas bintang lain dan menabrak salah satu bintang kembar yang kemudian menghancurkannya menjadi bagian-bagian kecil yang terus berputar dan mendingin menjadi planet-planet dan benda-benda lain yang mengelilingi bintang tetap bertahan, yaitu matahari.
5. Teori Ledakan Dahsyat (The Big Bang)
Teori pembentukan tata surya ini pertama kali dikemukakan oleh kosmolog Abbe Lemaitre, pada tahun 1920-an seperti dikutip dari buku Geografi: Menyingkap Fenomena Geosfer oleh Ahmad Yani.
Teori Big Bang berpendapat alam semesta ini awal mulanya dari gumpalan superatom raksasa yang isinya tidak bisa dibayangkan tetapi kira-kira seperti bola api raksasa yang suhunya 10 milyar sampai 1 triliun derajat celcius.
Gumpalan dari super atom raksasa ini meledak sekitar 15 milyar tahun yang lalu. Hasil dentuman dahsyat tersebut menyebar menjadi awan dan hidrogen. Setelah berumur ratusan tahun, debu dan hidrogen tersebut membentuk bintang-bintang dengan ukuran yang berbeda-beda.
Seiring dengan terbentuknya bintang-bintang, diantara bintang-bintang tersebut berpusat membentuk kelompoknya masing-masing yang kemudian disebut dengan galaksi.
(pal/pal)