Majas alegori adalah gaya bahasa yang menyatakan perihal dengan menggunakan kiasan atau penggambaran, sebagaimana dijelaskan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dan Pembentukan Istilah oleh Tim BIP.
Majas alegori biasanya mengandung cerita dengan simbol-simbol bermuatan moral, seperti dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Dalam KBBI, kata alegori sendiri berarti cerita yang dipakai sebagai lambang perikehidupan manusia yang sebenarnya untuk mendidik atau menerangkan sesuatu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Majas alegori termasuk dalam majas perbandingan. Majas perbandingan adalah gaya bahasa yang menyatakan sebuah perbandingan antara satu dengan yang lain.
Dalam buku Buku Pintar Majas, Pantun, dan Puisi oleh Ulin Nuha Masruchin, setidaknya ada 18 jenis majas perbandingan. Di antaranya adalah majas metafora dan personifikasi.
Perbandingan yang digunakan majas alegori biasanya bertautan satu dengan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh dan menyeluruh. Majas ini seringkali ditemukan dalam karya sastra seperti puisi dan novel yang penuh dengan pesan moral.
Majas alegori memiliki kesamaan dengan majas metafora. Kesamaan itu terletak pada unsur yang dibandingkan dengan unsur pembandingnya, seperti dikutip dari Strategi Ampuh Memahami Makna Puisi Teori Semiotika Michael Riffaterre dan Penerapannya oleh Kodrat Eko Putro Setiawan dkk.
Majas alegori juga dapat diterapkan melalui majas personifikasi. Karena itu, penyampaian benda dalam majas ini dianggap seolah-olah memiliki sifat seperti manusia.
Ciri-ciri Majas Alegori
Berikut beberapa ciri-ciri majas Alegori, dikutip dari buku Ultra Lengkap Peribahasa Indonesia, Majas, Plus Pantun, Puisi, dan Kata Baku Bahasa Indonesia oleh Nur Indah Sholikhati:
- Sering menggunakan kalimat retorika.
- Digunakan pada uraian atau runtutan cerita.
- Menggambarkan sifat benda, lambang, atau lainnya dengan atau tanpa adanya penjelasan dari makna sesungguhnya.
- Bertujuan untuk mendidik atau menerangkan sesuatu.
- Sering ditemukan di cerita pendek maupun novel.
Contoh Kalimat Majas Alegori
- Apakah telah sedemikian lemah imannya sehingga kecantikan jasadi telah sedemikian mudah menyihir darinya (dalam buku Ketika Cinta Bertasbih, halaman 31).
- Merawat seorang anak itu ibarat memelihara sebuah pohon. Ketika menyiramnya dengan pupuk yang baik, maka pertumbuhannya juga akan baik sehingga berbuah manis.
- Seorang guru adalah nahkoda bagi murid-muridnya. Ketika sang nahkoda tepat jalur, maka kemudi pun akan tenang-tenang saja.
- Menjaga nama baik ibaratnya merawat kertas putih, sedikit saja ada titik di sana pasti kentara.
- Memang cantik rupa si Aisyah, bagaikan mawar pesonanya menyihir kumbang-kumbang lelaki di sekitarnya.
- Ibarat alat dapur, perlakukan otak seperti pisau. Semakin sering diasah, ia akan semakin tajam.
- Menjalani kehidupan berumah tangga itu sama seperti mengarungi samudra dengan sebuah bahtera.
- Mencari seseorang yang berkepribadian jujur kini bagaikan mencari jarum dalam tumpukan jerami.
- Menuntut ilmu di waktu kecil bagaikan mengukir aksara di atas batu.
- Iman adalah kemudi dalam mengarungi zaman, suami sebagai nahkoda, dan istri sebagai juru mudi.
Itulah 10 contoh kalimat majas alegori yang bisa detikers pahami penggunaannya, selamat belajar!
(twu/twu)