Prasasti Pucangan adalah dokumentasi tertulis terpenting mengenai Raja Airlangga yang pernah memerintah Kerajaan Mataram Kuno sekaligus raja terakhir. Prasasti ini sekarang berada di Indian Museum, Kolkata, India.
Raja Airlangga menurut ahli Epigrafi dan Sejarah Kuno Asia Tenggara, Prof JG de Casparis merupakan raja yang berhasil mengangkat kerajaan dan rakyatnya dari keterpurukan akibat serangan kerajaan lain dengan melakukan reformasi di berbagai aspek kehidupan bernegara.
Raja Airlangga dicatat sebagai raja besar di antara raja besar lainnya di kawasan Asia Tenggara. Ahli lainnya George Coedes menempatkan Airlangga sejajar dengan Raja Suryavarman yang memerintah di Angkor (Khmer) pada 1002-1050 dan Raja Anawrahta di Pagan, Burma pada 1044-1077.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berpindahnya prasasti tersebut ke India terjadi saat Inggris berkuasa di Nusantara antara tahun 1811-1816. Kala itu, Gubernur Jenderal Inggris di India, Gilbert Elliot Murray Kynynmound atau yang dikenal dengan Lord Minto, menunjuk Thomas Stamford Raffles menuju Jawa dengan jabatan Letnan Gubernur.
Raffles kemudian membawa 2 prasasti yakni Prasasti Pucangan dan Prasasti Sangguran untuk disimpan di kediaman Lord Minto di India.
Deskripsi Prasasti Pucangan
Ketua Perkumpulan Ahli Epigrafi Indonesia (PAEI) Ninny Susanti Tejowasono dalam Forum Diskusi Denpasar 12 yang disiarkan lewat kanal Youtube Rerie Lestari Moerdijat beberapa waktu lalu mengungkapkan Prasasti Pucangan berbahan batu yang ditemukan di Gunung Penanggungan, Jawa Timur.
Prasasti ini berukuran tinggi 124 cm dan lebar (bagian atas) 86 cm. Prasasti Pucangan terdiri dari 2 prasasti. Prasasti bahasa Sansekerta bertahun 1037 dan bahasa Jawa Kuno bertahun 1041.
"Menurut informasi, bagian yang berbahasa Jawa Kuno sudah sangat rusak," ujar arkeolog dari Universitas Indonesia itu.
Prasasti Pucangan berbahasa Sansekerta terdiri atas 34 baris. Isinya antara lain, pujian pada Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa kemudian pengenalan raja Airlangga sebagai pahlawan dengan gambaran sifat baik yang ada di dirinya, dan penaklukan-penaklukan raja Airlangga pada daerah sekitarnya.
Adapun prasasti dengan bahasa Jawa Kuno memiliki 46 baris dengan isi antara lain unsur penanggalan, keterangan bahwa Airlangga adalah inkarnasi Wisnu yang dilindungi para dewa. "Ada juga daftar raja-raja yang diserang dan dikalahkan raja Airlangga dan pujian pada raja Airlangga," kata Ninny.
Selanjutnya, Rencana Penelitian dan Pemulangan Prasasti Pucangan
Simak Video "Video: Wujud Batu yang Diduga Prasasti Cikapundung di Tengah Gang"
[Gambas:Video 20detik]