.webp)
Dalam data World Bank tahun 2021, populasi manusia sudah di angka 7,837 miliar orang. Jumlah ini tentu berbeda jauh dengan kemunculan manusia pertama di Afrika lebih dari 2 juta tahun yang lalu.
Baca juga: Bone Culture: Sejarah dan Peninggalannya |
Meski melewati berbagai pandemi, peperangan, hingga bencana, populasi manusia seperti tak surut oleh zaman. Sebagai kilas balik, yuk simak perkembangan populasi manusia dari awal masa hingga saat ini.
Perkembangan Populasi Manusia dari Masa ke Masa
Kemunculan Manusia Pertama
Dalam situs Science Alert, fosil tertua dari manusia paling awal yang diketahui berasal dari 2,8 juta tahun lalu. Fosil ini ditemukan di wilayah timur Afrika.
Nenek moyang ini disebut termasuk dalam kelompok pemburu dan pengumpul. Mereka memiliki sedikit anak dibandingkan dengan populasi yang menetap. Pada masa itu, populasi manusia masih jarang sebab pemburu-pengumpul membutuhkan banyak lahan untuk memberi makan diri mereka sendiri.
Populasi dunia sejak saat memang meningkat dari waktu ke waktu, tetapi dengan perkembangan yang sangat lambat. Jumlah pasti manusia yang hidup pada zaman ini masih belum dapat dipastikan.
Baby Boom Pertama
Pada 10.000 Sebelum Masehi (SM) dunia mengalami baby boom pertama. Baby boom adalah meningkatnya populasi dengan jumlah yang sangat besar.
Diketahui, pertanian dan kemampuan untuk menyimpan makanan, yang menyebabkan tingkat kelahiran melonjak. Para ibu akan memberi makan bayi bubur, yang kemudian mempercepat proses peralihan dari air susu ke makanan utuh serta mengurangi jumlah waktu antara kelahiran.
Meski demikian, tingkat kematian anak sangat tinggi pada masa itu. Hal ini disebabkan adanya domestikasi hewan yang menyebabkan manusia tertular penyakit mematikan baru.
Sepertiga dari semua anak meninggal sebelum ulang tahun pertama mereka. Kemudian sepertiga lainnya sebelum mereka berusia 18 tahun.
Dari sekitar 6 juta pada 10.000 SM, populasi global melonjak menjadi 100 juta pada 2000 SM dan kemudian menjadi 250 juta pada abad pertama.
The Black Death
Wabah The Black Death menghentikan perkembangan populasi di Abad Pertengahan. Pandemi yang muncul di Asia Tengah ini mencapai Eropa pada tahun 1346 dengan kapal yang membawa barang dari Laut Hitam.
Hanya dalam delapan tahun, The Black Death memusnahkan hingga 60 persen populasi Eropa, Timur Tengah, dan Afrika Utara. Akibat Black Death, populasi manusia turun dari 429 juta jiwa menjadi 374 juta jiwa.
Peristiwa lain, seperti Wabah Justinian yang melanda Mediterania selama dua abad, serta perang awal Abad Pertengahan di Eropa Barat, juga menyebabkan penurunan sementara jumlah manusia di Bumi.
Ledakan Penduduk hingga Saat Ini
Ledakan penduduk diperkirakan terjadi karena pengembangan obat-obatan dan industri pertanian. Pada tahun 1970-an dan 1980-an, manusia mengembangkan pengobatan untuk penyakit jantung. Hasilnya, angka kematian di usia 60-an berkurang.
Kemudian pada tahun 1800, populasi dunia telah melonjak delapan kali lipat, dari perkiraan 1 miliar menjadi 8 miliar. Ilmuwan meyakini, pengembangan vaksin adalah kunci. Manusia bisa terlindung dari cacar yang pernah menjadi salah satu pembunuh terbesar dalam sejarah.
Sejak abad ke-19, populasi mulai meledak. Sebagian besar karena perkembangan obat-obatan modern dan industrialisasi pertanian, yang meningkatkan pasokan pangan global.
Setelah melewati pandemi dan revolusi pengobatan, populasi manusia diperkirakan akan menyentuh angka 8 miliar jiwa pada bulan ini.
(nir/twu)
