Mengapa Masjid Istiqlal Bersebelahan dengan Gereja Katedral? Ini Alasannya

ADVERTISEMENT

Mengapa Masjid Istiqlal Bersebelahan dengan Gereja Katedral? Ini Alasannya

Nikita Rosa - detikEdu
Kamis, 20 Okt 2022 20:30 WIB
Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang berseberangan
Mengapa Masjid Istiqlal Dibangun Bersebelahan dengan Gereja Katedral? (Foto: Johanes Randy)
Jakarta -

Masjid Istiqlal dibangun bersebelahan dengan Gereja Katedral di Jakarta. Di balik lokasi dua rumah ibadah ini, terdapat alasan historis dari dua tokoh pendiri bangsa.

Gereja Katedral di Jalan Katedral ini dibangun lebih dulu sebelum Masjid Istiqlal. Pembangunan Gereja Katedral dirancang dan dimulai oleh Pastor Antonius Dijkmans dan peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Provicaris Carolus Wenneker.

Menurut situs resmi Gereja Katedral Jakarta, pekerjaan ini kemudian dilanjutkan oleh Cuypers-Hulswit saat Dijkmans tidak bisa melanjutkannya, untuk kemudian diresmikan pada 21 April 1901 oleh Mgr. Edmundus Sybradus Luypen, SJ, Vikaris Apostolik Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara Masjid Istiqlal baru dibangun setelah Indonesia merdeka. Tepatnya pada tahun 1961 di atas bekas benteng Belanda Frederick Hendrik dan Taman Wilhelmina.

Sebelum pembangunan, terdapat perdebatan antara dua tokoh pendiri bangsa yakni Ir. Soekarno dan Moh. Hatta tentang lokasi pembangunan Masjid Istiqlal.

ADVERTISEMENT

Perdebatan Soekarno dan Hatta Mengenai Lokasi Pembangunan Masjid Istiqlal

Melansir dari situs Jakarta Islamic Center, terdapat perbedaan pendapat mengenai rencana lokasi pembangunan Masjid Istiqlal. Moh. Hatta kala itu berpendapat bila lokasi yang paling tepat untuk pembangunan Masjid Istiqlal tersebut adalah di Jl. Moh. Husni Thamrin (kini lokasi Hotel Indonesia).

Menurut Wakil Presiden Indonesia pertama itu, lokasi Jl. Moh. Husni Thamrin berada di lingkungan masyarakat Muslim. Masa itu juga belum ada bangunan di atasnya.

Berbeda dengan Ir. Soekarno, ia mengusulkan lokasi pembangunan Masjid Istiqlal di Taman Wilhelmina, yang di bawahnya terdapat reruntuhan benteng Belanda. Lokasi itu dikelilingi oleh bangunan-bangunan pemerintah dan pusat-pusat perdagangan serta dekat dengan Istana Merdeka.

Hal ini sesuai dengan simbol kekuasaan kraton di Jawa dan daerah-daerah di Indonesia bahwa masjid selalu berdekatan dengan kraton.

Pendapat Moh. Hatta tersebut akan lebih hemat karena tidak akan mengeluarkan biaya untuk penggusuran bangunan-bangunan yang ada di atas dan di sekitar lokasi. Namun, setelah dilakukan musyawarah, akhirnya ditetapkan lokasi pembangunan Masjid Istiqlal di Taman Wilhelmina bekas benteng Belanda.

Mengapa Masjid Istiqlal Bersebelahan dengan Gereja Katedral?

Selain simbol kekuasaan kraton di Jawa, di mana masjid selalu berdekatan dengan kraton, Ir. Soekarno memiliki alasan lain tentang masjid terbesar di Asia Tenggara itu.

Masa itu, Gereja Katedral telah berdiri gagah di Jalan Katedral. Soekarno memutuskan untuk mendirikan masjid di seberangnya agar memperlihatkan kerukunan dan keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia.

Tak hanya berdampingan, terdapat terowongan penghubung antara dua rumah ibadah ini yang disebut dengan Terowongan Silaturahmi. Terowongan Silaturahmi dibangun sejak 15 Desember 2020 yang diawasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Terowongan Silaturahmi dibangun dengan panjang tunnel 28,3 meter, tinggi 3 meter, lebar 4,1 meter dengan total luas terowongan area tunnel 136 m2 dengan total luas shelter dan tunnel 226 m2. Jarak terdekat pintu masuk terowongan dengan Gereja Katedral Jakarta yakni 32 m hal ini guna memastikan keamanan struktur Katedral. Sementara jarak terdekat terowongan dengan gerbang Masjid Istiqlal adalah 16 m.

Terowongan Silaturahmi ini tersambung dengan basement parkir lantai 1 di Masjid Istiqlal yang dapat menampung 500 unit mobil. Dalam situs resmi PUPR, diharapkan lahan parkir ini bisa digunakan bergantian pada hari Jumat untuk jamaah Masjid Istiqlal dan pada hari Minggu untuk jemaat Gereja Katedral.

Arsitektur terowongan ini dibangun dengan gaya modern dengan eksterior transparan. Sehingga, desain Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta yang merupakan bangunan cagar budaya tidak terhalang. Sementara bagian interior dibuat senada dengan interior Masjid Istiqlal menggunakan marmer.




(nir/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads