Peneliti Temukan Jejak Kaki Kuno di Inggris, Berusia Lebih dari 8.000 Tahun

ADVERTISEMENT

Peneliti Temukan Jejak Kaki Kuno di Inggris, Berusia Lebih dari 8.000 Tahun

Anisa Rizki Febriani - detikEdu
Selasa, 18 Okt 2022 10:00 WIB
Jejak kaki kuno di Inggris
Jejak kaki kuno berusia lebih dari 8.000 tahun ditemukan di Inggris. (BBC)
Jakarta -

Peneliti menemukan hamparan tanah kosong dengan jejak kaki kuno di wilayah daratan dari pantai barat Inggris. Ternyata, wilayah tersebut berfungsi sebagai jalanan besar pada ribuan tahun yang lalu.

Arkeolog dari The University of Manchester Alison Burns yang dikutip dari Live Science mengatakan, hal itu terbukti dari pasang surut pantai yang memperlihatkan jejak kaki hewan maupun manusia ketika melintasi rute yang dulunya berlapis lumpur tersebut.

Penemuan jejak kaki kuno itu dapat dilihat di sepanjang garis pantai dekat Fromby, Inggris. Luasnya sendiri hampir mencapai 3 kilometer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berusia Lebih dari 8.000 Tahun

Jejak kaki pada jalan raya kuno tersebut membuktikan, pijakan kaki sudah ada ketika gletser mencair dan permukaan laut naik pada sekitar 11.700 tahun yang lalu. Akibatnya, manusia dan hewan menggunakan daratan tersebut untuk melintas yang terlihat dari banyaknya jejak kaki yang ada di sana.

Para peneliti mengatakan bahwa jejak kaki tersebut sudah berusia lebih dari 8.000 tahun. Tepatnya, sudah ada pada periode Mesolitikum (15.000 SM hingga 50 SM) hingga Abad Pertengahan (476 M hingga 1450 M), sebagaimana tersemat dalam sebuah studi baru yang diterbitkan oleh Jurnal Nature Ecology and Evolution edisi Oktober 2022.

ADVERTISEMENT

Hasil itu didapatkan usai peneliti melakukan penentuan usia dengan metode penanggalan radiokarbon atau metode penentuan usia objek yang mengandung materi organik dengan memanfaatkan sifat radiokarbon. Materi organik itu didapat dari benih pohon alder, birch, dan cemara yang tersebar di dalam lapisan rute jalan.

Jika ditotal, ada selusin jejak kaki yang masih terabadikan dengan baik. Beberapa di antaranya tertumpuk dan bercampur antara jejak kaki manusia dan hewan, seperti spesies lembu yang dikenal dengan auroch, lalu rusa merah, babi hutan, serigala, lynx, serta bangau.

Ditemukan pada Akhir 1970-an

Jejak kaki kuno ini awalnya ditemukan pada akhir tahun 1970 oleh seorang ahli geologi yang mengiranya sebagai jejak kaki hewan ternak.

Lalu, di tahun 1990, seorang pensiunan guru melihat jejak tersebut dan mulai menyadari keistimewaannya. Padahal, sebelumnya orang tidak pernah berpikir demikian. Sejak saat itu pula jejak-jejak kaki banyak bermunculan karena erosi garis pantai dan terawetkan di bawah pasir.

"Saat jalan itu dibuat, jalan terisi dengan pasir dan kemudian lapisan lumpur. Hal tersebut yang membuat tumpukan jejak-jejak kaki," ungkap Burns.

Lebih lanjut ia menjelaskan, setelah tertumpuk empat atau lima di atas satu sama lain, meski lapisan atasnya terkena erosi, namun jejak kaki yang di tumpukan bawah masih terpelihara dengan baik.

Terdapat satu jejak yang paling menonjol di antara yang lainnya. Bukan karena usianya yang paling tua, namun ada beberapa hal yang menarik mengenai jejak tersebut.

"Itu adalah jejak manusia yang maju empat atau lima langkah, lalu berhenti. Manusia itu bertelanjang kaki dan lumpur yang telah merembes di antara setiap jejak kaki membuat kami bisa melihat semua ciri jejak kaki itu," jelas Burns.

Kemudian, tepat di sebelahnya terdapat jejak kaki bangau. Peneliti menduga orang tersebut mungkin sedang mencari burung. Di samping bangau, ada rangkaian jejak kaki dari rusa merah.

Meski begitu, Burns mengatakan bahwa penemuan jejak kaki bukan hal yang unik di wilayah tersebut, sebab ada satu situs arkeologi terdekat yang berisi jejak manusia berusia 900.000 tahun. Jejak kaki itu terungkap selama badai tahun 2013 di Norfolk.




(rah/rah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads