Sifat dan Umur Penghuni Surga Menurut Rasulullah

ADVERTISEMENT

Sifat dan Umur Penghuni Surga Menurut Rasulullah

Kristina - detikEdu
Rabu, 19 Okt 2022 06:00 WIB
Stairs in sky With Light
Ilustrasi sifat dan umur penghuni surga. Foto: Getty Images/iStockphoto/RomoloTavani
Jakarta -

Rasulullah SAW dalam sabdanya telah menjelaskan sedikit banyak mengenai gambaran kehidupan surga. Beliau juga pernah menceritakan tentang sifat dan umur para penghuninya.

Hal tersebut turut dijelaskan Ibnul Qayyim al-Juziyyah dalam Ath-Thariq Ila al-Jannah yang diterjemahkan oleh Sholihin. Ia menukil sebuah riwayat yang bersumber dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Allah SWT menciptakan Adam menurut citra-Nya. Tingginya enam puluh hasta. Begitu Dia selesai menciptakan Adam, Dia berkata kepadanya, 'Pergilah dan ucapkan salam kepada golongan itu. Mereka adalah golongan para malaikat. Dengarkan penghormatan yang mereka ucapkan kepadamu, karena itu adalah penghormatanmu dan penghormatan keturunanmu.''

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beliau melanjutkan, "Adam pun pergi lalu berkata, 'Assalamualaikum (semoga keselamatan menyertai kalian).' Mereka menjawab, 'Assalamu'alaika warahmatullah (semoga keselamatan dan rahmat Allah menyertaimu),''

Beliau bersabda, "Setiap orang yang masuk surga dalam rupa Adam, tingginya enam puluh hasta. Setelah itu, tinggi manusia berkurang hingga saat ini."

ADVERTISEMENT

Ibnul Qayyim al-Juziyyah mengatakan, keshahihan hadits tersebut disepakati para ulama.

Menurut Rasulullah SAW para penghuni surga berumur 33 tahun. Hal ini disebutkan dalam Jami at-Tirmidzi yang bersumber dari Mu'adz, Nabi SAW bersabda, "Para ahli surga memasuki surga dalam keadaan rambut tercukur, klimis, bercelak dan berumur 33 tahun."

Adapun mengenai sifat atau akhlak penghuni surga, Allah SWT berfirman:

وَنَزَعْنَا مَا فِيْ صُدُوْرِهِمْ مِّنْ غِلٍّ اِخْوَانًا عَلٰى سُرُرٍ مُّتَقٰبِلِيْنَ ٤٧

Artinya: "Kami mencabut segala rasa dendam yang ada dalam hati mereka. Mereka bersaudara (dan) duduk berhadap-hadapan di atas dipan." (QS Al Hijr: 47)

Imam Bukhari dan Muslim dalam riwayatnya menyebut, "Budi pekerti mereka seperti akhlak satu orang, dalam sosok bapak mereka, Adam."

Orang yang Pertama yang Mengetuk Pintu Surga

Dalam Kitab Al Iman karya Ibnu Taimiyah disebutkan suatu riwayat yang menjelaskan bahwa orang pertama yang mengetuk pintu surga adalah Rasulullah SAW. Hadits ini berasal dari Anas bin Malik RA.

Rasulullah SAW bercerita, "Pada hari kiamat aku mendatangi pintu surga kemudian minta untuk dibukakan. Penjaga surga bertanya, 'Siapakah engkau?' Para malaikat menjawab, 'Ia adalah Muhammad.' Malaikat penjaga surga berkata, 'Aku diperintahkan untuk tidak membukakan pintu bagi siapapun sebelum dirimu.'" (HR Muslim)

Sementara itu, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dan Ibnu Abi Ad-Dunya dalam Shifat Al-Jannah wa ma 'A'adda Allahu li Ahliha min An-Na'im menjelaskan, Rasulullah SAW adalah orang yang pertama mengetuk pintu surga, namun beliau didahului oleh seorang perempuan yang melayani anak yatim. Abu Hurairah RA meriwayatkan dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda:

"Aku orang yang pertama dibukakan pintu surga. Namun tiba-tiba ada seorang perempuan yang berupaya mendahuluiku. Aku pun bertanya, 'Ada apa denganmu? Siapakah engkau?' Perempuan itu menjawab, 'Aku perawat anak yatim.'" (HR Abu Ya'la. Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah mengatakan sanadnya bagus.)

Selain sebagai orang yang pertama mengetuk pintu surga, Rasulullah SAW juga menjadi orang pertama yang keluar pada hari kebangkitan. Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda,

"Aku orang pertama yang keluar saat orang-orang dibangkitkan. Aku adalah juru bicara mereka di kala mereka semua diam. Aku pemimpin mereka ketika mereka menjadi para duta. Aku memberi syafaat bagi mereka. Aku tak membanggakan diri dengan semua itu." (HR At Tirmidzi dan al Baihaqi.)

Mengenai hadits tersebut At Tirmidzi mengatakan, "Ini hadits bagus tapi aneh. Di dalamnya terdapat nama al-Laits ibn Abi Salim ibn Zanim. Dia orang jujur tapi bercampur dengan orang lain hingga tidak bisa dipisahkan antara haditsnya dan hadits Yazid. Dia orang yang lembek haditsnya. Haditsnya tergolong lemah/dhaif."




(kri/lus)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads