Apakah bintang laut memiliki mata? Pertanyaan tersebut sering terlintas di benak kebanyakan orang. Sebab, jika dilihat dengan mata telanjang tampaknya binatang yang satu itu tidak memiliki mata.
Namun faktanya, bintang laut ternyata memiliki mata lho. Hanya saja letak dari kedua matanya tidak sama seperti makhluk hidup pada umumnya.
Mengutip dari National Geographic, mata bintang laut terletak di masing-masing lengannya. Mereka tidak memiliki otak, sehingga para ilmuwan sulit untuk mengetahui bagaimana cara mereka melihat dengan matanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada beberapa studi ditunjukkan bahwa beberapa bintang laut di Arktik mengandalkan penglihatan mereka sebagai navigasi. Dari 13 spesies yang diteliti, terdapat 2 yang disebut sebagai bioluminesensi yang artinya kemungkinan dapat menggunakan kilatan cahaya untuk berkomunikasi dengan pasangannya.
Hewan dengan kemampuan bioluminesensi memiliki pendar atau emisi cahaya yang dihasilkan karena adanya reaksi kimia tertentu.
Bintang Laut Memiliki Penglihatan Buruk
Para ilmuwan telah mengetahui tentang mata bintang laut selama 200 tahun lalu. Namun, kebanyakan dari mereka hanya mempelajari strukturnya. Belum banyak ilmuwan yang meneliti hewan yang satu itu, hal ini diungkapkan oleh Anders Garm yang merupakan seorang ahli saraf di Universitas Kopenhagen di Helsingor, Denmark.
Alasannya sendiri karena sulit untuk mendapatkan informasi fisiologis apa pun dari mata bintang laut. Namun dengan kemajuan peralatan ilmiah dan teknologi saat ini, mereka mampu melakukan sejumlah penelitian.
Pada sebuah penelitian, mata bintang laut disebut memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap cahaya, hal ini mungkin dimaksudkan untuk memberi hewan tersebut gambaran tentang lokasi yang terang dan gelap di bawah laut.
"Penglihatan yang terbentuk di mata bintang laut cenderung kasar (buruk)," ujar rekan penulis pada studi Garm. Ia melanjutkan bahwa resolusi penglihatan mereka hanya sekitar 200 pixel.
Penelitian Mengenai Mata Bintang Laut Baru Tahap Awal
Penelitian tentang penglihatan bintang laut masih di tahap awal. Garm dan rekan-rekan peneliti lainnya mulai tertarik meneliti spesies bintang laut besar.
Garm berencana untuk melihat sistem visual di bintang laut mahkota duri (Acanthaster planci), yang biasanya melahap area utama terumbu karang di lepas pantai Australia dan Asia.
"Akan menyenangkan untuk tahu jika mereka menggunakan penglihatan untuk melihat terumbu karang," kata Garm.
Dirinya berharap hasil dari penelitian itu nantinya bisa membantu untuk melindungi area seperti Great Barrier Reef dari predator rakus ini. Great Barrier Reef merupakan deretan terumbu karang terbesar di dunia yang ada di Australia.
Jika Garm dapat mengetahui bagaimana bintang laut mahkota duri mendeteksi terumbu, para peneliti dapat mencegah mereka dari menghancurkan terumbu.
(nwy/nwy)