Attila the Hun (434-453) adalah pemimpin kekaisaran nomaden kuno bernama Kekaisaran Hun. Kekaisarannya dan suku-suku barbar lain dianggap berpengaruh dalam keruntuhan Kekaisaran Romawi.
Sosoknya muncul di film komedi keluarga populer seperti Night at the Museum. Kendati dikenal di budaya populer, sejarawan rupanya mencatat bahwa banyak yang belum diketahui tentang orang Hun. Bahasa orang Hun bahkan tidak diketahui hingga saat ini. Bahasa global yang dipakai saat itu adalah bahasa Jermanik, namun tidak diketahui bahasa aslinya.
Sejarawan Peter Heather dalam laman World History juga mencatat bahwa bukti-bukti pendukung tentang motivasi dan bentuk migrasi orang Hun pun belum banyak hingga hari ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, ada sejumlah catatan sejarah yang menggambarkan bagaimana Attila belajar saat kecil hingga dewasa dan meninggal. Berikut di antaranya:
Fakta tentang Attila the Hun
1. Belajar dan Berlatih Perang sejak Kecil
Attila merupakan salah satu orang barbar di zaman Kekaisaran Romawi. Saat itu, orang barbar diartikan sebagai orang yang tidak menerapkan tradisi Yunani dan Kekaisaran Romawi. Orang barbar mendapat stereotip tidak terpelajar dan tidak berpendidikan.
Namun, Attila dan kakaknya, Bleda, tercatat menerima instruksi memanah, adu pedang, dan cara menunggangi serta merawat kuda. Mereka juga berbicara bahasa Latin dan Gotik, belajar taktik militer dan diplomasi, seperti dikutip dari History.
2. Bernegosiasi dengan Kekaisaran Romawi Timur
Bleda dan Attila mewarisi takhta Kekaisaran Hun sepeninggal pamannya pada tahun 434. Mereka pun mengambil langkah negosiasi lewat traktat dengan Kekasairan Romawi Kuno.
Dalam perjanjian itu, Kaisar Theodisius II sepakat untuk membayar 700 pounds emas setiap tahun sebagai janji perdamaian antara Hun dan Romawi. Namun hanya beberapa tahun kemudian, Attila mengklaim bahwa Romawi melanggar perjanjian dan memulai rangkaian penyerangan di kota-kota Romawi Timur pada tahun 441.
Pasukan Hun yang hanya berjarak 20 mil atau sekitar 32 km dari kota perdagangan strategis Konstantinopel membuat Theodisius II terpaksa setuju kembali membayar emas, kali ini dengan jumlah 21.00 pounds per tahun. Kelak Attila the Hun dikenal kerap balik melanggar penjanjian dengan Kekaisaran Romawi.
3. Kalah Satu Kali di Peperangan
Orang Hun dikenal sebagai orang nomaden yang kerap berperang. Pada tahun 451, sekitar 200.000 pasukan Hun Attila menyerbu Galia, Italia. Pasukan Romawi bersekutu dengan Visigoth melawan pasukan Attila di Pertempuran Dataran Catalonian.
Kepala pasukan Visigoth tewas dalam peperangan, sementara Attila menarik pasukannya mundur dari Galia. Peperangan ini merupakan satu-satunya kekalahan Attila the Hun semasa hidup. Satu tahun kemudian, ia kembali menyerang Galia.
4. Bergaya Sederhana
Dengan permintaan emasnya, Attila disebut gila emas. Di sisi lain, ia kerap tampak di perjamuan menggunakan cangkir dan piring kayu dengan pakaian sederhana yang bersih, sementara tamunya dijamu dalam gelas piala emas dan perak. Istananya juga berupa rumah kayu besar yang dihias dengan ukiran, pelitur, karpet, dan kulit untuk menghalau udara dingin.
5. Makamnya Tidak Diketahui
Attila the Hun diduga meninggal karena mimisan dan tersedak darahnya sendiri. Pasukan Attila berduka atas kehilangan pemimpin mereka dengan mengendarai kuda mereka berputar-putar di sekitar tenda.
Attila the Hun disebut dikuburkan bersama senjata musuh yang dikalahkannya, permata, dan harta karun lainnya. Sejumlah pihak beranggapan ia dikuburkan di dasar sungai. Lokasi pemakamannya diyakini berada di suatu tempat di Hungaria.
(twu/nwy)