Al Kautsar adalah surah ke-108 dalam urutan mushaf Al-Qur'an. Menurut sejumlah pendapat, surah ini dibaca 17 kali saat salat Rebo Wekasan atau Rabu terakhir di bulan Safar.
Salah satunya sebagaimana dikatakan Imaduddin Utsman al-Bantani dalam Buku Induk Fikih Islam Nusantara. Imaduddin Utsman yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi Fatwa MUI Banten ini mengatakan, salat Rebo Wekasan dilaksanakan sebanyak 4 rakaat dengan dua kali salam.
Ia menjelaskan, setiap rakaat setelah membaca surah Al Fatihah dilanjutkan membaca surah Al Kautsar sebanyak 17 kali, membaca surah Al Ikhlas 5 kali, dan surah Al Falaq dan An Nas masing-masing satu kali. Lalu dilanjutkan dengan doa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bacaan Surah Al Kautsar Arab, Latin, dan Artinya
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ ١
innā a'ṭainākal-kauṡar
1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ ٢
fa ṣalli lirabbika wan-ḥar
2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.
اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ ࣖ ٣
inna syāni`aka huwal-abtar
3. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.
Tafsir Surah Al Kautsar dari Ibnu Katsir
Imam Ibnu Katsir menjelaskan dalam kitab tafsirnya bahwa Rasulullah SAW sampai tersenyum ketika Allah SWT menurunkan surah Al Kautsar kepadanya. Hal ini bersandar pada sebuah hadits Imam Ahmad yang diriwayatkan dari Anas bin Malik.
Ia (Anas bin Malik) mengatakan bahwa Rasulullah SAW menundukkan kepalanya sejenak, lalu beliau mengangkat kepalanya seraya tersenyum. Beliau bersabda kepada mereka, atau mereka bertanya kepada beliau, 'Mengapa engkau tersenyum?"
Maka Rasulullah SAW menjawab, "Sesungguhnya barusan telah diturunkan kepadaku suatu surat." Lalu beliau membaca firman-Nya: Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu Al-Kautsar. (Al-Kautsar: 1), hingga akhir surat.
Lalu, beliau SAW menjelaskan apa itu Al Kautsar. Hadits tersebut juga termaktub dalam shahih Muslim.
Menurut tafsir Ibnu Katsir, Al Kautsar adalah sebuah sungai di dalam surga. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
فَإِنَّهُ نَهْرٌ وَعَدَنِيهِ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْهِ خَيْرٌ كثير وهو حَوْضٌ تَرِدُ عَلَيْهِ أُمَّتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ آنِيَتُهُ عدد النجوم في السماء، فَيُخْتَلَجُ الْعَبْدُ مِنْهُمْ فَأَقُولُ رَبِّ إِنَّهُ مِنْ أُمَّتِي، فَيَقُولُ إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثَ بَعْدَكَ
Artinya: "Sesungguhnya Al-Kautsar adalah sebuah sungai (telaga) yang telah dijanjikan oleh Tuhanku untukku, padanya terdapat kebaikan yang banyak. Al-Kautsar merupakan telaga yang akan didatangi oleh umatku kelak di hari kiamat, jumlah bejananya sama dengan bilangan bintang-bintang di langit, maka diusirlah darinya seorang hamba dari mereka, lalu aku berkata, 'Ya Tuhanku, sesungguhnya dia dari kalangan umatku.' Maka Dia berfirman, 'Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang telah dibuat-buatnya sesudahmu'."
Lalu, Allah SWT berfirman, "Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah." (Al Kautsar: 2)
Menurut Ibnu Katsir, ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT telah memberi kebaikan yang banyak di dunia dan akhirat, antara lain sebuah sungai yang sifat-sifatnya telah disebutkan di atas, maka kerjakanlah salat fardhu dan sunnahmu dengan ikhlas karena Allah dan juga dalam semua gerakanmu.
Ia menambahkan, ayat tersebut juga berisi perintah untuk menyembah Allah semata, sebab tiada sekutu bagi-Nya dan perintah untuk menyembelih kurban dengan menyebut nama-Nya semata.
Lalu, Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus." (Al Kautsar: 3)
Ibnu Katsir menafsirkan maksud ayat tersebut adalah sesungguhnya orang yang membencimu, hai Muhammad, serta membenci apa yang engkau bawa, baik berupa petunjuk, kebenaran, bukti nyata, dan cahaya yang terang benderang adalah orang yang terputus, yang paling minim jumlahnya, dan paling hina.
Demikian seperti disebutkan oleh Ibnu 'Abbas, Mujahid, Sa'id bin Jubair, dan Qatadah. Ayat tersebut turun berkenaan dengan al-'Ash bin Wa-il. Muhammad bin Ishaq meriwayatkan dari Yazid bin Rauman, dia berkata, "Al-'Ash bin Wa-il jika disebutkan, maka Rasulullah SAW bersabda, 'Biarkanlah orang itu, karena ia orang yang tidak memiliki penerus. Jika dia binasa, maka terputuslah penyebutannya.' Lalu Allah menurunkan surat ini."
Sementara itu, menurut 'Atha', ayat ketiga surah Al Kautsar tersebut turun berkenaan dengan Abu Lahab. Hal itu terjadi saat putra Rasulullah SAW wafat. Kemudian Abu Lahab mendatangi orang-orang musyrik seraya berkata, "Tadi malam Muhammad telah terputus."
Lalu, Allah menurunkan ayat yang berkenaan dengan hal tersebut, "Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus." (Al Kautsar: 3)
Tentang Salat Rebo Wekasan
Anjuran tradisi Rebo Wekasan berasal dari Syeikh Ahmad bin Umar Ad-Dairobi seperti disebutkan dalam kitab Fathul Malik Al-Majid Al-Mu-Allaf Li Naf'il 'Abid Wa Qam'i Kulli Jabbar 'Anid atau yang biasa disebut Mujarrobat al-Dairobi.
Anjuran serupa juga disebutkan dalam kitab Al-Jawahir Al-Khams karya Syeikh Muhammad bin Khathiruddin Al-'Atthar, Hasyiyah As-Sittin, dan sebagainya.
Disebutkan dalam kitab tersebut, salah seorang Waliyullah yang telah mencapai maqam kasyaf (kedudukan tinggi dan sulit dimengerti orang lain) mengatakan bahwa dalam setiap tahun pada Rabu terakhir Bulan Safar, Allah SWT menurunkan 320 ribu macam bala dalam satu malam.
Oleh karena itu, beliau menyarankan umat Islam untuk salat dan berdoa memohon agar dihindarkan dari bala tersebut. Tata-caranya adalah salat 4 rakaat.
Meski demikian, sejumlah ulama berpendapat bahwa tidak ada dalil yang menerangkan tentang pelaksanaan salat Rebo Wekasan.
(kri/lus)