Pengertian Hipotesis, Fungsi, dan Jenisnya dalam Penelitian

ADVERTISEMENT

Pengertian Hipotesis, Fungsi, dan Jenisnya dalam Penelitian

Hanindita Basmatulhana - detikEdu
Senin, 19 Sep 2022 13:15 WIB
Ilustrasi penelitian sosial.
Ilustrasi hipotesis dalam penelitian. Foto: Green Chameleon/Unsplash
Jakarta -

Hipotesis adalah salah satu bagian penting yang harus dimuat dalam penelitian, terutama penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Hipotesis nantinya diuji menggunakan data dan fakta lapangan.

Hipotesis banyak didefinisikan sebagai perumusan sementara mengenai suatu hal. Hipotesis dibuat guna menjelaskan bahwa hal tersebut dapat menuntun pada tahap penelitian selanjutnya.

Pengertian Hipotesis

Mengutip buku Metodologi Penelitian: Pegangan untuk Menulis Karya Ilmiah karya Dr. Agung Edy Wibowo, hipotesis adalah dugaan yang bersifat sementara sehingga harus dibuktikan kebenarannya. Peneliti perlu mengumpulkan banyak data agar dapat membuktikan apakah dugaannya benar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembuktian yang ingin dicapai oleh hipotesis merupakan upaya yang dilakukan agar dapat menjawab masalah yang telah dirumuskan sebelumnya.

Dugaan dapat dinyatakan benar sehingga diterima, akan tetapi dapat juga ditolak karena nilainya salah. Walau demikian, hipotesis bukan merupakan dugaan yang dibuat secara asal. Sebuah hipotesis dibuat atas dasar teori-teori atau hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.

ADVERTISEMENT

Ditolak dan diterimanya hipotesis bergantung pada data-data empiris. Hipotesis tertolak karena tidak cocok dengan data empiris, dan apabila sesuai dengan data empiris maka akan diterima.

Karena hipotesis adalah sebuah dugaan, maka hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk ungkapan atau pernyataan dan sinkron dengan rumusan masalah.

Fungsi dan Ciri Hipotesis

Dalam penelitian, hipotesis dapat menentukan arah pikiran peneliti dalam mengupas berbagai fakta yang didapat. Dengan begitu, kegiatan pengumpulan data, analisis, pengolahan data, dan sebagai dapat berjalan lancar.

Berikut beberapa fungsi hipotesis dalam penelitian, sebagaimana disebutkan dalam buku Metodologi Penelitian Ekonomi oleh Wahyu Hidayat Riyanto dan Achmad Mohyi:

  1. Berfungsi sebagai jawaban atau kesimpulan sementara atas suatu masalah.
  2. Mengarahkan peneliti dalam mencari dan mengumpulkan data.
  3. Memperjelas keadaan yang tadinya masih terlihat samar.
  4. Membantu memprediksi hal-hal yang mungkin terjadi.

Di samping itu, sebuah hipotesis dapat dikatakan baik apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Menyatakan hubungan antar variabel.
  2. Sesuai dengan fakta.
  3. Dapat menjelaskan fakta.
  4. Dapat diuji.
  5. Berkaitan dan sesuai dengan ilmu pengetahuan.
  6. Sederhana dan dibatasi.

Jenis-Jenis Hipotesis

Dijelaskan dalam artikel ilmiah berjudul Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif tulisan Enong Lolang, perumusan hipotesis akan mengakibatkan satu dari dua hipotesis bernilai benar, sedangkan hipotesis lainnya dapat dipastikan bahwa nilainya adalah salah. Kedua hipotesis tersebut dinamakan hipotesis nol dan hipotesis alternatif.

1. Hipotesis nol

Hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan antara variabel x dan variabel y. Hipotesis ini merupakan dugaan yang akan diujikan kebenarannya. Hipotesis nol disebut juga dengan hipotesis nihil atau hipotesis statistik karena menggunakan perhitungan statistik.

Umumnya, hipotesis ini berupa pernyataan yang menunjukkan bahwa terdapat suatu nilai pada parameter populasi. Hipotesis nol biasanya diberi simbol H0 dan dinyatakan dengan ungkapan "tidak ada perbedaan".

2. Hipotesis alternatif

Hipotesis alternatif disebut juga dengan hipotesis kerja, yakni sebuah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan atau perbedaan antara variabel x dan variabel y. Hipotesis ini umumnya berupa pernyataan bahwa parameter suatu populasi memiliki nilai yang berbeda dari pernyataan hipotesis nol.

Langkah Perumusan Hipotesis

Sebagai sebuah kesimpulan sementara dalam penelitian, tentunya suatu hipotesis tidak boleh dibuat secara sembarangan. Pembuatan hipotesis harus didasari dengan pengetahuan-pengetahuan tertentu.

Pengetahuan yang dapat digunakan dalam membuat hipotesis dapat berasal dari permasalahan yang timbul dari penelitian terdahulu, pemikiran atas dasar pertimbangan yang masuk akal, atau berasal dari hasil penelitian eksploratif yang dilakukan diri sendiri.

Namun yang paling penting adalah bahwa sebelum merumuskan hipotesis, peneliti harus memiliki landasan teoretis dan praktisnya.

Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam merumuskan hipotesis, yaitu:

  1. Melakukan penyelidikan pendahuluan guna menetapkan pokok-pokok permasalahan.
  2. Mengadakan analisis sifat dan batas permasalahan.
  3. Menentukan ciri permasalahan yang dapat menggambarkan arah penyelesaian perumusan masalah.
  4. Mencari landasan berupa teori atau sejenisnya yang berkaitan dengan latar belakan atau pemecahan permasalahan.
  5. Menyusun hipotesis dan kemungkinan penyelesaiannya.

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis adalah langkah prosedur statistik yang memungkinkan peneliti dapat menggunakan data sampel guna menarik kesimpulan tentang suatu populasi. Langkah ini menentukan apakah hipotesis dapat diterima atau tertolak.

Pengujian hipotesis menjadi salah satu prosedur pengambilan keputusan yang sangat umum digunakan. Untuk menguji hipotesis, maka dibutuhkan berbagai data dan fakta. Kerangka pengujian harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum peneliti mengumpulkan data.

Peneliti atau penguji hipotesis harus memiliki pengetahuan yang luas terkait teori, kerangka teori, penggunaan teori secara logis, statistik, dan teknik pengujiannya.

Pengujian hipotesis dilakukan secara berbeda-beda bergantung pada metode dan desain penelitian. Walau demikian, prosesnya tetap berjalan sama seperti pada umumnya. Proses umum yang dimaksud adalah kombinasi dari konsep skor-z, probabilitas, dan distribusi sampel yang digunakan untuk menyusun suatu prosedur statistika yang baru.

Secara umum pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan dua cara, yakni mencocokkan fakta dan mempelajari konsistensi logis. Jika dilakukan pencocokan fakta, maka percobaan untuk memperoleh data.

Sementara itu, apabila pengujian dilakukan dengan mempelajari konsistensi logis, maka peneliti memilih suatu desain di mana terdapat peran logika di dalamnya, yakni untuk menerima atau menolak hipotesis.




(kri/kri)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads