Apabila mendengar kata limbah, mungkin yang tersirat dalam pikiran hanyalah sampah yang tidak berguna dan dapat menyebabkan permasalahan lingkungan.
Tahukah detikers, nyatanya, tidak semua limbah merupakan sampah yang tidak berguna? Ada beberapa jenis limbah yang dapat dimanfaatkan kembali, salah satunya yaitu limbah lunak.
Limbah lunak adalah limbah yang memiliki sifat lunak, lembut, empuk, atau mudah dibentuk. Limbah lunak terbagi menjadi dua kategori, yakni limbah lunak organik dan limbah lunak anorganik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baik limbah lunak organik ataupun anorganik, keduanya memiliki proses pelapukan yang cenderung lebih cepat daripada limbah keras.
Limbah Lunak Organik
Mengutip buku Prakarya oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, limbah lunak organik disebut juga dengan limbah basah. Sebagian besar limbah lunak organik berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Sampah tumbuhan dikategorikan sebagai limbah organik karena memiliki kandungan air yang cukup tinggi dan sangat mudah membusuk. Contoh limbah organik adalah kulit buah, dedaunan jatuh, batang tumbuhan yang patah, kulit sayur, dan sejenisnya.
Limbah lunak organik yang sudah diolah dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku produk kerajinan. Nantinya, bahan baku ini akan diolah sedemikian rupa oleh pengrajin menjadi bahan siap pakai.
Bahan baku tersebut dapat berasal dari pelepah pisang, kulit jagung, kertas, kulit kacang, jerami, kulit buah, dan biji-bijian.
Cara Mengolah Limbah Lunak Organik
Cara mengolah limbah lunak organik dapat dilakukan dengan cara manual ataupun dengan memanfaatkan mesin.
Proses mendaur ulang limbah lunak organik yakni sebagai berikut, seperti disebutkan dalam Modul Ajar Mata Pelajaran Prakarya Aspek Kerajinan oleh Indras Susilowati:
1. Pemilahan
Tahap awal mengolah limbah lunak organik adalah memilah atau menyeleksi barang yang masih dapat digunakan kembali dan barang yang sudah seharusnya dibuang. Seleksi dilakukan secara manual dan disesuaikan dengan tujuan pemanfaatan limbah lunak organik.
2. Pembersihan
Setelah proses pemilahan selesai, tahap selanjutnya adalah membersihkan barang-barang dari sisa bahan yang telah dimanfaatkan sebelumnya.
3. Pengeringan
Limbah lunak organik adalah limbah yang bersifat basah karena memiliki kandungan air yang tinggi. Karenanya, limbah jenis ini harus melalui proses pengeringan agar dapat diolah secara sempurna. Pengeringan dilakukan di bawah sinar matahari langsung.
4. Pewarnaan
Proses pewarnaan dilakukan setelah limbah lunak organik sudah kering. Warna yang digunakan disesuaikan dengan selera. Pewarnaan dapat dilakukan dengan beberapa cara di antaranya, dicelup, direbus bersama dengan zat warna tekstil agar menyerap, diplitur, atau dengan cara dicat dengan cat minyak atau cat akrilik.
5. Pengeringan setelah pewarnaan
Setelah diwarnai, olahan limbah lunak organik dikeringkan kembali dengan memanfaatkan sinar matahari langsung. Hal ini dilakukan agar warna pada hasil olahan tidak luntur dan kering dengan sempurna.
6. Finishing sebagai tahap akhir siap pakai
Bahan limbah lunak organik yang sudah diolah dapat di-finishing agar mudah diproses menjadi sebuah karya. Teknik-teknik finishing dapat dilakukan dengan cara disetrika, digerinda, dan diamplas.
Limbah Lunak Anorganik
Limbah lunak anorganik berasal dari bahan olahan yang bercampur dengan zat kimiawi sehingga bersifat lunak dan dapat diolah dengan bahan yang sederhana.
Berbeda dari limbah lunak organik, limbah lunak anorganik relatif sulit terurai sehingga membutuhkan waktu yang yang lebih lama agar dapat terurai.
Limbah lunak anorganik biasanya berasal dari kegiatan pertambangan, industri, dan domestik sampah rumah tangga. Beberapa limbah yang dikategorikan sebagai limbah lunak anorganik adalah styrofoam, karet sintetis, kain perca, kotak kemasan, dan plastik kemasan.
Sama halnya dengan limbah lunak organik, limbah lunak anorganik juga dapat dimanfaatkan untuk membuat kerajinan.
Prinsip Pengolahan Bahan Limbah Lunak
Agar limbah lunak organik dapat diolah dengan baik dan benar, maka dibutuhkan pengetahuan yang memadai. Dengan demikian, limbah lunak organik yang sudah diolah tidak akan menghasilkan limbah baru yang dapat menambah permasalahan lingkungan.
Dalam mengolah limbah, ada prinsip-prinsip yang sudah cukup dikenal, yaitu prinsip 3R.
Adapun yang dimaksud dengan prinsip 3R sebagai berikut:
Reduce (Mengurangi)
Mengurangi di sini maksudnya adalah meminimalisir barang-barang yang digunakan. Semakin banyak barang yang digunakan, maka akan semakin banyak limbah yang akan dihasilkan.
Reuse (Menggunakan Kembali)
Reuse adalah prinsip untuk menggunakan kembali barang-barang yang masih bisa atau layak pakai serta menghindari penggunaan barang sekali pakai.
Recycle (Mendaur Ulang)
Mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak terpakai menjadi barang yang bisa terpakai kembali. Saat ini, sudah cukup banyak industri kecil dan industri rumah tangga yang memanfaatkan barang hasil daur ulang.
Demikian penjelasan mengenai cara mengolah limbah lunak organik. Semoga membantu!
(twu/twu)