Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia atau yang dikenal sebagai pemberontakan DI/TII adalah sebuah gerakan yang bertujuan mendirikan Negara Islam Indonesia. Pemberontakan ini bermula di Jawa Barat dan menyebar ke berbagai daerah lain.
Para pemimpin DI/TII di berbagai daerah pun berbeda. Simak sejarah singkat beserta tokoh-tokohnya.
Pemberontakan DI/TII
1. Jawa Barat
Pemimpin pemberontakan DI/TII di Jawa Barat adalah Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo (S. M. Kartosuwirjo). Mengutip dari Ilmu Pengetahuan Sosial (Geografi, Sejarah, Sosiologi, Ekonomi) untuk Kelas IX SMP karya Nana Supriatna, Mamat Ruhimat, dan Kosim, saat masa pergerakan nasional, Kartosuwirjo adalah tokoh pergerakan Islam Indonesia yang cukup disegani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Latar belakang pemberontakan DI/TII di Jawa Barat adalah ketika pemerintah RI pada 1948 menandatangani Perjanjian Renville. Berdasarkan perjanjian ini, pengikut RI diharuskan mengosongkan Jawa Barat dan berpindah ke Jawa Tengah.
Kartosuwiryo menilai hal ini sebagai pengkhianatan pemerintah RI terhadap perjuangan rakyat Jawa Barat. Bersama-sama dengan kurang lebih 2.000 pengikutnya yang terdiri dari laskar Hizbullah dan Sabilillah, dia tidak bersedia untuk hijrah dan memulai usaha pendirian Negara Islam Indonesia (NII).
2. Jawa Tengah
Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah dipimpin oleh Amir Fatah dan Mahfu'dz Abdurachman atau Kyai Somalangu). Amir Fatah adalah komandan laskar Hizbullah di Tulangan, Sidoarjo, dan Mojokerto.
Setelah memperoleh pengikut, Amir Fatah mendeklarasikan dirinya untuk bergabung dengan DI/TII pada 23 Agustus 1949 di Desa Pangarasan, Tegal. Dia pun diangkat sebagai Komandan Pertempuran Jawa Tengan berpangkat Mayor Jenderal Tentara Islam Indonesia.
Di lokasi lain, Kebumen, pemberontakan DI/TII dilancarkan oleh Angkatan Umat Islam (AUI) di bawah pimpinan Kyai Somalangu. Kedua gerakan tersebut pun bergabung dengan DI/TII di Jawa Barat yang dipimpin Kartosuwirjo.
Pemberontakan di Jawa Tengah menjadi semakin kuat pasca Batalion 624 membelot dan bergabung dengan DI/TII di Kudus dan Magelang pada Desember 1951.
3. Aceh
Pemberontakan DI/TII di Aceh dipimpin oleh Daud Beureuh. Dia adalah seorang ulama yang berpengaruh di sana.
Peristiwa DI/TII di Aceh bermula dari rasa tidak puas rakyat Aceh atas kebijakan pemerintah karena wilayah mereka diubah menjadi satu karesidenan di bawah Sumatra Utara. Daud Beureuh memberontak karena tidak puas mengenai otonomi daerah, ketidaklancaran rehabilitasi dan modernisasi di Aceh, serta pertentangan antargolongan.
Pemberontakan DI/TII di daerah ini pun ditandai dengan diproklamasikannya Aceh sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia Kartosuwirjo pada 20 September 1953.
4. Sulawesi Selatan
Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan dipimpin oleh Kahar Mudzakar. Setelah perang kemerdekaan, dia kembali ke kampung halamannya di Sulawesi Selatan dan memimpin berbagai laskar perjuangan di sana yang tergabung dalam Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS).
Alasan utama dirinya memberontak adalah rasa tidak puas atas rasionalisasi. Pemerintah menetapkan adanya seleksi atas anggota KGSS untuk menjadi Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS).
Melalui suratnya pada 30 April 1950, Kahar meminta supaya semua anggota KGSS dimasukkan ke dalam APRIS dengan nama Brigade Hasanuddin. Namun, pemerintah tak dapat memenuhinya dan mengambil langkah menyalurkan anggota gerilyawan ke Korps Cadangan Nasional.
Kahar Mudzakar pun diberi pangkat Letnan Kolonel. Kendati begitu, pada saat pelantikannya 17 Agustus 1951 dia dan pengikutnya melarikan diri ke hutan-hutan dengan membawa senjata. Pada Januari 1952 dia menyatakan Sulawesi Selatan sebagai bagian dari NII di bawah Kartosuwirjo.
5. Kalimantan Selatan
Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan dipimpin oleh Ibnu Hajar atau Haderi bin Umar alias Angli. Ibnu Hajar adalah mantan Letnan Dua TNI yang membelot dengan cara mendirikan gerakan Kesatuan Rakyat yang Tertindas (KRYT).
Ibnu Hajar juga menyatakan gerakannya itu merupakan bagian dari DI/TII Kartosuwirjo. Pada Oktober 1950, Ibnu Hajar menyerang pos-pos APRIS di Kalimantan Selatan.
Itulah daftar pemimpin pemberontakan DI/TII di Jawa Barat sampai Kalimantan Selatan. Selamat belajar, detikers!
(nah/lus)