Berapa berat nyawa manusia? Mungkin pertanyaan tersebut sempat terlintas di benak kebanyakan orang. Saat manusia meninggal dunia, maka ia akan kehilangan jiwa atau nyawanya.
Dalam kaitannya, beberapa ahli pernah bereksperimen untuk mengukur atau menimbang berat nyawa manusia. Terdengar aneh, namun mereka memiliki jawaban tersendiri atas pertanyaan tersebut.
Mengutip dari Live Science, seorang ilmuwan asal Massachusetts, Duncan MacDougall melakukan percobaan pengukuran berat jiwa untuk manusia pertama kalinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
MacDougall Gunakan Sampel dari Pasien Penderita Tuberkulosis
Menurut MacDougall, jiwa yang dimiliki oleh manusia mengambil tempat di tubuh. Karena itu, jiwa memiliki berat.
"Karena ... zat yang dipertimbangkan dalam hipotesis kami terkait secara organik dengan tubuh sampai kematian terjadi, bagi saya tampaknya lebih masuk akal untuk berpikir bahwa itu pasti suatu bentuk materi gravitasi, dan karena itu mampu dideteksi pada saat kematian dengan menimbang manusia dalam proses kematian," jelas MacDougall dalam sebuah jurnal penelitian yang terbit pada April 1907.
Kala itu, MacDougall bekerja sama dengan sebuah rumah sakit yaitu Dorchester's Consumptives' Home. Pasien yang diteliti merupakan seorang penderita tuberkulosis tahap akhir yang sulit disembuhkan.
Penelitian tersebut memudahkan MacDougall, karena pasien dengan penyakit tuberkulosis tahap akhir melewati proses kematian tanpa banyak melakukan pergerakan yang dapat mengganggu timbangan.
Berat Nyawa Manusia dari Eksperimen MacDougall Kisaran 10 hingga 28 gram
Melibatkan beberapa sampel, hasil penimbangan pada pasien yang meninggal menunjukkan kalau tubuh mereka kehilangan berat mulai dari 10 hingga 28 gram setelah nyawa atau jiwa mereka pergi dari tubuhnya.
Namun, dalam hipotesis MacDougall ia mengambil hasil dari sampel pertamanya. Tidak hanya McDougall, beberapa ahli lainnya juga melakukan penelitian serupa sebagaimana tersemat dalam buku Mary Roach berjudul "Spook: Science Tackles the Afterlife" (W. Norton & Co., 2005).
Seorang insinyur kimia dan fisika di Duke University School of Medicine, Dr. Gerry Nahum juga bereksperimen tentang berat nyawa. Dalam hipotesisnya, jiwa terasosiasi dengan informasi, yang sama dengan jumlah energi.
Menurut Nahum, energi bisa ditimbang dengan instrumen elektromagnetik yang sensitif. Sayangnya, penelitian tersebut tidak mendapatkan pendanaan.
Baik MacDougall maupun peneliti lain belum bisa menemukan jawaban pasti terkait jumlah berat nyawa manusia, meski penelitian dilakukan dengan berbagai metode. Bahkan hingga saat ini belum ada perangkat sains yang mampu menentukan berat nyawa seseorang. Alhasil pertanyaan mengenai hal itu belum terpecahkan.
(erd/erd)