Pernah melihat bekas roket atau serpihan satelit? Nah benda-benda itu termasuk sampah antariksa. Sampah antariksa adalah benda buatan yang mengitari Bumi selain satelit yang berfungsi. Sampah ini bisa berupa bekas roket, serpihan, dan lainnya.
Meteor, komet, maupun benda langit tidak termasuk dalam sampah antariksa. Objek-objek ini termasuk dalam klasifikasi benda jatuh antariksa.
Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dalam media sosial resminya, hanya ada sepertiga dari 20 ribuan sampah antariksa yang jatuh dan bertahan sampai ke permukaan Bumi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab, sampah-sampah ini memiliki ukuran yang cukup besar saat jatuh dan tidak habis terbakar di atmosfer.
Daftar Sampah Antariksa yang Pernah Jatuh di Indonesia
Indonesia pernah kejatuhan sampah antariksa dalam jumlah yang besar, antara lain:
1. Bekas roket Rusia di Gorontalo (1981) dan Lampung (1988)
2. Bekas roket China di Bengkulu (2003)
3. Bekas roket Rusia di perairan Flores (2007)
4. Bekas roket SpaceX di Madura (2016)
5. Roket Chang Zheng (Long March) China di Teluk Kramat-Kalimantan Tengah (2021)
6. Bekas Roket China CZ58 di Sanggau, Kalimantan Barat (2022)
Penyebab Sampah Antariksa Jatuh ke Bumi
Saat mengorbit Bumi, satelit bergerak tidak menggunakan bahan bakar namun gaya gravitasi. Dengan bantuan kecepatan lontaran roket, satelit dapat mengorbit.
Satelit akan mengalami hambatan dari atmosfer jika orbitnya rendah di bawah ketinggian 1.000 km. Hambatan ini akan berdampak pada pengereman satelit. Ketinggian orbit akan menurun hingga akhirnya jatuh ke Bumi.
Apakah Sampah Antariksa Berbahaya?
Sampah antariksa berbahaya jika memiliki dua kriteria ini, yaitu:
1. Masih dalam Orbit
Jika sampah antariksa masih dalam orbit, maka sampah tersebut memiliki kemungkinan menabrak satelit aktif.
2. Jatuh ke Permukaan Bumi
Hal ini sangat langka terjadi. Namun jika terjadi, biasanya sampah antariksa akan jatuh di perairan, hutan, dan lokasi yang jauh dari pemukiman.
(nir/pal)