Kisah Seorang Lelaki Saleh yang Menjauhi Manusia

ADVERTISEMENT

Kisah Seorang Lelaki Saleh yang Menjauhi Manusia

Kristina - detikEdu
Minggu, 21 Agu 2022 05:00 WIB
Arab man praying on mat in desert. Male is in traditional wear. He is kneeling on sand.
Ilustrasi seorang laki-laki saleh yang menjauhi manusia dan fokus beribadah kepada Allah SWT. Foto: Getty Images/xavierarnau
Jakarta -

Ada sebuah kisah tentang seorang laki-laki saleh yang menjauhi manusia dan memilih fokus beribadah kepada Allah SWT. Ia hanya pulang kala malam tiba.

Kisah ini diceritakan Abul Haitsam dari Abdullah bin Ghalib seperti ditulis Imam Ibnul Jauzi dalam 'Uyun Al-Hikayat Min Qashash As-Shalihin wa Nawadir Az-Zahidin dan diterjemahkan oleh Abdul Hayyi Al-Kattani.

Abdullah bin Ghalib menceritakan, pada suatu ketika ia keluar ke satu pulau menaiki kapal laut. Kapal tersebut berlabuh di sebuah kampung di dekat gunung yang sepi tanpa ada penghuninya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia pun keluar dari kapal lalu mengelilingi kampung yang lenggang tanpa penghuni tersebut untuk memperhatikan bekas-bekas penghuninya. Kemudian, ia masuk ke sebuah rumah yang tampak bekas ditinggali.

"Rumah ini mempunyai kedudukan tersendiri," ucapnya. Kemudian, ia kembali menemui para sahabatnya dan meminta mereka menemaninya tinggal di rumah tersebut pada malam harinya.

ADVERTISEMENT

Ia pun masuk rumah tersebut dan berkata, "Jika rumah ini ada penghuninya, tentu mereka akan kembali ke rumah ini pada saat malam."

Ketika malam tiba, ia mendengar suara yang turun dari atas gunung sambil bertasbih, bertakbir, dan bertahmid. Suara tersebut terus terdengar hingga masuk rumah.

Di dalam rumah tersebut hanya terlihat kendi kosong dan satu panci yang tidak terdapat makanan di dalamnya. Orang tersebut kemudian salat dalam waktu lama. Ia kemudian mendatangi panci tempat makanan dan dia pun makan makanan dari panci tersebut.

Setelah itu, orang tersebut memuji Allah SWT. Lalu, ia mendatangi kendi dan meminum air darinya.

Selanjutnya, ia bangun dan kembali salat hingga subuh. Begitu masuk waktu subuh, dia langsung menunaikan salat. Abdullah bin Ghalib pun ikut salat di belakangnya.

Selesai salat, orang tersebut bertanya kepada Abdullah bin Ghalib, "Semoga Allah merahmatimu. Engkau masuk ke rumahku tanpa izinku?"

Abdullah bin Ghalib menjawab, "Semoga Allah merahmatimu! Saya hanya menginginkan kebaikan."

"Saya melihatmu mendatangi panci makanan tersebut dan engkau makan makanan darinya. Sementara saya telah melihat isi panci tersebut dan saya tidak melihat apa-apa di dalamnya? Demikian juga engkau mendatangi kendi tersebut dan meminum minuman darinya, padahal saya telah melihat kendi tersebut sebelumnya dan saya tidak melihat sesuatu di dalamnya?" lanjutnya.

Lelaki saleh tersebut menjawab, "Benar, makanan apa pun yang saya inginkan dari makanan manusia, maka saya memakannya dari panci ini. Dan minuman apapun dari minuman manusia yang saya ingin minum, saya meminumnya dari kendi ini."

Abdullah bin Ghalib kembali bertanya, "Jika engkau ingin memakan ikan segar?"

"Demikian juga jika saya ingin memakan ikan segar," jawab laki-laki itu.

Abdullah bin Ghalib berkata, "Semoga Allah merahmatimu! Umat ini tidak diperintahkan untuk melakukan seperti yang engkau lakukan! Umat ini diperintahkan untuk salat jemaah ke masjid, karena keutamaan salat jemaah, juga menjenguk orang sakit, dan mengiring jenazah."

Dia menjawab, "Di sana ada kampung yang mengerjakan semua yang engkau sebutkan tersebut, dan saya akan ke sana."

Laki-laki tersebut sempat mengirimkan surat kepada Abdullah bin Ghalib beberapa waktu setelahnya, tapi kemudian surat-suratnya terhenti. Sehingga Abdullah bin Ghalib menyangka dia telah meninggal dunia. Adapun Abdullah bin Ghalib sendiri saat meninggal dunia mengeluarkan bau wangi minyak kasturi dari dalam kuburnya.

Kisah laki-laki saleh dan Abdullah bin Ghalib ini diceritakan dalam Al-Awliya dan Shifatu Ash-Shafwah.




(kri/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads