Majas Perbandingan: Pengertian, Jenis dan Contohnya dalam Kalimat

ADVERTISEMENT

Majas Perbandingan: Pengertian, Jenis dan Contohnya dalam Kalimat

Hanindita Basmatulhana - detikEdu
Selasa, 02 Agu 2022 08:00 WIB
ilustrasi anak belajar
Ilustrasi belajar Majas Perbandingan: Pengertian, Jenis dan Contohnya dalam Kalimat (Foto: thinkstock)
Jakarta -

Sesuai namanya, majas perbandingan adalah penggunaan gaya bahasa atau kata kiasan yang menyatakan sebuah perbandingan antara satu dengan lainnya. Penggunaan majas dalam menyatakan sebuah perbandingan dapat memberi kesan dan juga pengaruh bagi pembaca atau pendengar.

Majas perbandingan cukup sering digunakan dalam sebuah pernyataan. Tidak hanya itu, majas ini juga merupakan jenis majas yang paling sering ditemukan dalam berbagai teks, baik sastra maupun non-sastra, sebagaimana dijelaskan dalam buku Stilistika oleh Burhan Nurgiantoro.

Majas perbandingan dapat digunakan untuk membandingkan dua hal ciri-ciri ataupun kesamaan dari keduanya. Kesamaan ini dapat berupa sifat, tingkah laku, keadaan, suasana, dan sebagainya. Jenis majas perbandingan dapat dilihat dari kelangsungan perbandingan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melansir buku Pintar Majas, Pantun, dan Puisi karya Ulin Nuha Masruchin, majas perbandingan terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

ADVERTISEMENT

Majas Asosiasi

Secara sederhana, majas asosiasi adalah majas yang membandingkan dua hal yang sebenarnya sangat berbeda, tetapi dianggap sama. Umumnya, majas ini dibubuhi dengan kata laksana, seperti, bak, dan sejenisnya.

Contoh: Wajahnya mirip bagai pinang dibelah dua.


Majas Metafora

Majas metafora adalah majas yang mengekspresikan sebuah ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis. Gaya bahasa yang digunakan sejatinya bukan makna yang sebenarnya, tetapi hanya sebuah perbandingan.

Contoh: Christiano Ronaldo adalah mesin pencetak gol asal Portugis.


Majas Personifikasi

Majas personifikasi adalah gaya bahasa yang menggambarkan bahwa suatu benda yang mati memiliki sifat atau perilaku layaknya manusia.

Contoh: Dedaunan pun menari-menari mengikuti arah angin.


Majas Simbolik

Pada majas simbolik, gaya bahasa yang digunakan adalah penggambaran terhadap sesuatu menggunakan benda, binatang atau tumbuhan sebagai simbol.

Contoh: Mendengar kata pajak, aku jadi teringat tikus-tikus yang bekerja di sana.


Majas Metonimia

Majas ini adalah majas yang menggunakan gaya bahasa yang menyatakan sebuah ciri dan merek suatu benda untuk menggantikan wujud benda tersebut. Atributnya dikehendaki oleh orang berbicara atau yang menulisnya.

Contoh: Dia kemarin berangkat naik Garuda.


Majas Depersonifikasi

Majas Depersonifikasi adalah penggunaan gaya bahasa yang menyatakan sesuatu yang hidup menjadi seperti tidak hidup.

Contoh: Kalau saja kamu jadi buku, aku pasti jadi kertasnya.


Majas Eponim

Gaya bahasa yang digunakan dalam majas eponim adalah penggunaan nama orang untuk nama tempat.

Contoh: Bandara Halim Perdanakusuma.


Majas Sinekdoke

Majas sinekdoke adalah majas yang menyebutkan sebagian untuk menyebutkan keseluruhan. Majas ini terbagi menjadi dua, yaitu Pras Prototo dan Totem Pro Parte.

Contoh majas pras prototo: Sudah jam berapa ini! Batang hidungnya pun tak kunjung kelihatan.

Contoh majas totem pro parte: Seluruh tubuhnya lebam setelah jatuh dari tangga.


Majas Simile

Majas simile hampir menyerupai majas asosiasi. Majas ini adalah majas yang menyatakan sebuah perbandingan secara eksplisit dan dinyatakan dengan kata penghubung, seperti bak, ibarat, dan sebagainya.

Contoh: Wajahnya bagaikan sinar matahari yang menyinari hariku.


Majas Alegori

Pada majas alegori, gaya bahasa yang digunakan merupakan sebuah pernyataan terkait hal yang menggunakan kiasan atau gambaran. Umumnya, majas ini mengandung cerita yang memiliki nilai di dalamnya.

Contoh: Rumah tangga adalah bahtera yang harus dijalani dengan hati-hati. Suami menjadi nahkoda, sementara istri menjadi juru kemudi. Keduanya bersama-sama berupaya mengarungi lautan penuh arus dan badai.


Majas Sinestesia

Majas sinestesia adalah majas yang menghubungkan satu indera dengan indera lainnya.

Contoh: Obrolan mereka terlalu pedas untuk didengar.


Majas Disfemisme

Majas ini menggunakan gaya bahasa dalam mengungkapkan pernyataan yang bersifat tabu atau kurang pantas. Majas disfemisme terdengar tidak etis.

Contoh: Pak, saya izin kencing!


Majas Eufemisme

Majas eufemisme adalah penggunaan gaya bahasa yang mengubah kata yang kurang pantas digunakan menjadi kata yang lebih pantas.

Contoh: Oknum pejabat mencoreng nama baik pekerjaannya.


Majas Aptronim

Majas Aptronim adalah penggunaan gaya bahasa dalam memberikan nama pada seseorang yang berkaitan dengan sifat atau pekerjaan seseorang.

Contoh: Orang tuanya adalah penjual soto, ia kemudian sering dipanggil anak sotoy.


Majas Alusio

Majas Alusio adalah majas untuk sesuatu yang tidak perlu dijelaskan karena sudah umum diketahui atau dikenal.

Contoh: Jadi teringat peristiwa Bandung lautan api.


Majas Fabel

Majas ini menggunakan gaya bahasa pada sebuah cerita yang menggambarkan tumbuhan atau hewan yang bertingkah laku layaknya manusia.

Contoh: Monyet tersebut kemudian berpikir, benda apa yang sedang ia pegang.


Majas Antropomorfisme

Pada majas antropomorfisme, penggunaan gaya bahasa diganti dengan bentuk atau kata lain yang berkaitan dengan manusia, tetapi diperuntukkan kepada hal yang bukan manusia.

Contoh: Mulut lonceng yang mulai mengeluarkan suara

Majas Parabel

Majas parabel adalah penggunaan gaya bahasa yang mengandung sebuah nilai tetapi dikiaskan dalam sebuah cerita.

Contoh: Dongeng S'i Malin Kundang"




(erd/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads