Sejarah Kiswah Kakbah, dari Kulit dan Kain Kasar - Sutra Hitam Benang Emas

ADVERTISEMENT

Sejarah Kiswah Kakbah, dari Kulit dan Kain Kasar - Sutra Hitam Benang Emas

Devi Setya - detikEdu
Sabtu, 30 Jul 2022 06:00 WIB
An embroiderer sews with gold thread a verse from the Holy Koran, Islams holy book, onto a replica of the Kiswa, the cloth used to cover the Kaaba at the Grand Mosque in the Muslim holy city of Mecca, to be sold as a souvenir for tourists visiting the historic district of al-Hussein of Islamic Cairo in Egypts capital on June 15, 2022. - From the 13th century, Egyptian artisans made the giant cloth in sections, which authorities transported to Mecca with great ceremony. Celebrations would mark processions through cities, flanked by guards and clergymen as Egyptians sprinkled rosewater from balconies above. From 1927, manufacturing began to move to Mecca in the nascent Kingdom of Saudi Arabia, which would fully take over production of the kiswa in 1962. (Photo by Khaled DESOUKI / AFP) (Photo by KHALED DESOUKI/AFP via Getty Images)
Ilustrasi proses pembuatan kiswah Kakbah Foto: AFP via Getty Images/KHALED DESOUKI
Jakarta -

Kiswah adalah sebutan untuk kain yang menyelimuti Kakbah. Saat ini kiswah Kakbah berupa kain sutra warna hitam yang dihias dengan tulisan Arab yang dijahit menggunakan benang emas. Bagaimana bentuk kiswah zaman dahulu?

Dilansir dari NU Online (29/7) kiswah Kakbah mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman. Perubahan itu tidak hanya dari segi jenis kain dan warnanya saja, tetapi juga dari segi siapa yang bertanggung jawab untuk menyediakannya, ornamen-ornamen yang menghiasinya, dan waktu pergantiannya.

Kiswah Kakbah diganti setiap setahun sekali tepatnya pada tanggal 9 Dzulhijjah. Namun mulai tahun 2022 ini, kiswah Kakbah akan diganti pada 1 Muharram setiap tahunnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini kiswah Kakbah diproduksi oleh pabrik khusus yang dibangun di Makkah. Sebelum menggunakan kain sutra terbaik, kiswah pernah juga terbuat dari kulit dan kain kasar. Kiswah juga pernah berwarna putih dan merah.

Berikut sejarah kiswah Kakbah dari masa ke masa

Pertama kali Kakbah diselimuti kiswah

Ada banyak pendapat mengenai siapa yang pertama kali menutup Ka'bah dengan kiswah. Ada yang menyebut mulai dari Nabi Ismail AS hingga Adnan bin Udd yakni buyut Nabi Muhammad.

ADVERTISEMENT

Kendati demikian, catatan sejarah yang valid menyebutkan bahwa orang yang pertama kali menyelimuti Ka'bah dengan kain adalah Raja Dinasti Himyariyah Yaman, Abu Karb As'ad.

Mengutip dari buku Sejarah Ka'bah oleh Ali Husni al-Kharbutli disebutkan suatu ketika As'ad bermimpi bahwa dirinya menutupi Ka'bah dengan kain. Lalu, dia kemudian menunaikan mimpinya itu ketika melintasi Makkah setelah dirinya pulang dari sebuah peperangan di Yatsrib pada 220 sebelum Hijriyah. Pada awalnya, As'ad menutup Ka'bah dengan kulit dan kain kasar (khasf).

Dalam riwayat lain mengatakan bahwa saat itu As'ad menutupi Ka'bah dengan daun kurma dan melapisinya dengan bunga Ma'afir yang begitu wangi. Namun karena khawatir kiswah tersebut akan membebani bangunan Ka'bah, maka dia menggantinya dengan kain yang dijahit dari Yaman.

Kiswah Kakbah dijadikan hadiah

Semenjak As'ad menyelimuti Kakbah, kemudian di tahun-tahun berikutnya, orang-orang banyak menghadiahi Ka'bah dengan kain. Dari kain itu kiswah Kakbah diambil. Jika satu kain rusak, maka diganti dengan yang lainnya. Mereka menganggap, memasang kiswah sebagai tugas agama dan kehormatan besar.

Kebijakan terkait kiswah Ka'bah berubah ketika Qushay bin Kilab, buyut Nabi Muhammad, memimpin. Qushay meminta sejumlah uang pada setiap suku untuk membeli kiswah Ka'bah setiap tahunnya. Kebijakan ini kemudian dilanjutkan oleh anak-cucunya.

Adapun orang yang pertama kali menutup Ka'bah dengan kain berbahan sutra adalah Khalid bin Ja'far bin Kilab. Sementara Natilah binti Janab, ibunda Abbas bin Abdul Muthalib, mengutip Muhammad Abdul Hamid al-Syarqawi dan Muhammad Raja'I ath-Thahlawi dalam buku Ka'bah: Rahasia Kiblat Dunia, adalah perempuan pertama yang membuat dan menyelimuti Ka'bah dengan sutra. Ketika itu, Abbas tersesat dan Natilah bernazar jika anaknya diketemukan maka dia akan menutup Ka'bah dengan sutra

Kiswah Kakbah pernah berwarna putih, merah dan hijau

Nabi Muhammad adalah orang pertama yang menutupi Ka'bah dengan qabhati (kain putih yang dibuat di Mesir). Saat Fathu Makkah (pembebasan Kota Makkah), Nabi Muhammad tetap mempertahankan kiswah lama yang digunakan pada zaman Jahiliyah.

Hingga seorang wanita membakarnya ketika mencoba mengharuminya dengan dupa. Maka setelah itu Ka'bah ditutup dengan kain dari Yaman bergaris putih dan merah (burud). Khalifah Umar bin Khattab dan Khalifah Ustaman bin Affan menyelimuti Ka'bah dengan kain putih, dan Abdullah bin Zubair menutupnya dengan brokat merah.

Ketika al-Makmun dari Dinasti Abbasiyah memimpin. Dia mengganti kiswah Ka'bah tiga kali dalam satu tahun dengan jenis kain dan warna yang berbeda. Kain sutra merah pada hari tarwiyah, kain qabathi pada awal Rajab, dan sutra putih pada hari ke-27 Ramadhan.

Khalifah al-Nassir dari Dinasti Abbasiyah pernah mengubah warna kain kiswah menjadi hijau. Namun pada masa-masa akhir, khalifah Dinasti Abbasiyah memilih sutra berwarna hitam sebagai kiswah karena itu awet dan tahan lama.

Pabrik kiswah dari masa ke masa

Mesir pernah mendapatkan kehormatan untuk membuat kiswah sejak Khalifah Umar bin Khattab. Selama menjadi khalifah, Umar bin Khattab setiap tahun mengirim surat kepada Gubernur Mesir untuk membuat kiswah Ka'bah qabathi.

Seiring dengan berpindah-pindahnya ibu kota Mesir, maka tempat pembuatan kiswah pun semakin bertambah. Ada Kota Fayum, Tanis, dan Kairo. Seorang Khalifah Dinasti Fatimiyyah Mesir, al-Muiz li Dinilillah, pada 362 H (972 M) memerintahkan untuk mendirikan tempat khusus pembuatan kiswah di distrik Kharnafasy, Kairo.

Saat ini kiswah dibuat di pabrik khusus di Makkah.

Kiswah Kakbah dibuat dengan perhiasan

Di distrik Kharnafasy kiswah dibuat menggunakan sutra merah selebar 144 jengkal dengan 12 pita emas setiap sisinya, dan masing-masing pita dihiasi hiasan buah utrujah dari emas dan 50 permata sebesar telur burung dara

Kiswah ini juga dihias dengan permata-permata mahal, minyak wangi kasturi, dan tulisan kaligrafi ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan haji.

Biaya yang dikeluarkan untuk membuat kiswah cukup besar. Pada awal abad 20 saja, anggaran pembuatan kiswah mencapai 4.550 pound.

Pabrik kiswah Kakbah di Makkah

Pada 1924, suplai kiswah Kakbah dari Mesir dihentikan. Raja Abdul Aziz dari Dinasti Saud mengambil alih pembuatan kiswah. Menurut Zainurrofieq dalam buku The Power of Ka'bah: Mengungkap Keagungan Baitullah, Raja Abdul Aziz memerintahkan untuk membangun pabrik pembuatan kiswah di Ajyad-sebuah daerah dekat Masjidil Haram.

Di sinilah kiswah pertama di era Kerajaan Saudi diproduksi di Makkah, yaitu pada 1926. Produksi kiswah kemudian dipindah ke Umm al-Joud. Pada 1935, pemerintah Mesir dan Arab Saudi membuat perjanjian terkait dengan produksi kiswah. Sejak saat itu hingga 1963, produksi Ka'bah dilakukan di Mesir.

Pada 1972, Fahd bin Abdul Aziz-yang saat itu menduduki posisi Wakil Ketua Majelis Kabinet dan Menteri Dalam Negeri Saudi di pemerintahan Raja Faisal- meletakkan batu pertama pabrik kiswah di pinggiran Kota Makkah.

Pabrik yang dibangun di atas lahan seluas 10 hektare itu diresmikan pada 1977 atau masa pemerintahan Raja Khalid. Lebih dari 240 orang dipekerjakan di pabrik kiswah ini. Pabrik ini dilengkapi dengan peralatan canggih dan modern.

Bahan untuk membuat kiswah Kakbah

Untuk membuat kiswah Ka'bah membutuhkan 670 kilogram sutra berwarna hitam, 120 kilogram benang emas, dan 100 kilogram benang perak. Pada kain hitam tersebut dijahit ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan haji dan ornamen atau hiasan dengan benang berlapiskan emas.

Ornamen atau hiasan dalam Ka'bah itu tidaklah bersifat permanen. Ia bisa diganti dengan memperhatikan hal-hal yang lebih baik. Adapun dana yang dipakai untuk membuat kiswah mencapai 17 juta riyal atau setara dengan 66,3 miliar rupiah, dan itu sudah termasuk dengan bayaran pengrajinnya.

Untuk tahun 2022 ini, kiswah Kakbah dibuat dengan biaya sekitar 25 juta Riyal atau setara Rp 99,6 miliar.

Kini kiswah Kakbah diganti setiap 1 Muharram

Dilansir dari situs resmi Kementerian Agama (27/7) mulai tahun ini ada yang berbeda, kiswah Kakbah akan diganti setiap 1 Muharram dan dimulai pada tahun 1444 H atau bertepatan dengan 30 Juli 2022.

"Tahun ini, penggantian Kiswah dilakukan 1 Muharram 1444 H," terang Asisten Wakil Sekretaris Majma' Malik Abdul Aziz li Kiswatil Kakbah Al-Musyarrafah Ir Faris Al Mathrafi, di Makkah, Rabu (27/7/2022).

Penggantian kiswah Kakbah pada 1 Muharram ini adalah perintah dari Raja Salman. Sementara untuk pencucian Kabah, akan dilakukan pada 15 Muharram sebagaimana biasanya.




(dvs/lus)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads