5 Tips Meraih Gelar Doktor di Usia 25 Tahun ala Nitya Ade

ADVERTISEMENT

5 Tips Meraih Gelar Doktor di Usia 25 Tahun ala Nitya Ade

Fahri Zulfikar - detikEdu
Selasa, 26 Jul 2022 07:30 WIB
Nitya Ade Santi berhasil meraih gelar doktor di usia yang masih muda yakni 25 tahun
Foto: Doc. Nitya Ade Santi/5 Tips Meraih Gelar Doktor di Usia 25 Tahun ala Nitya Ade
Jakarta -

Mahasiswi Program studi (prodi) Ilmu Pengelolaan Hutan (IPH), Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University berhasil memecahkan rekor baru dengan menjadi doktor termuda di usia yang masih 25 tahun.

Doktor termuda itu adalah Nitya Ade Santi. Ia resmi memperoleh gelar Doktor melalui Sidang Promosi Doktor atau penganugerahan gelar Doktor (Dr), yang dilaksanakan beberapa waktu lalu di Ruang Sidang Sylva Fahutan IPB.


Bagaimana Bisa Meraih Doktor di Usia 25 Tahun?

Jauh sebelum meraih gelar doktor, Nitya menceritakan bahwa dirinya memang sudah masuk ke bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan usia muda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu bisa terjadi karena dirinya yang mengikuti program akselerasi di SMPN 1 Sragen.

"Aku dulu SMPnya akselerasi jadi cuman 2 tahun. SMAnya biasa reguler. Terus masuk S1 umur 16 tahun dan lulusnya juga nggak cepet cepet amat 4,5 tahun," ucapnya kepada detikEdu, Senin (25/7/2022).

ADVERTISEMENT

Meski masih muda, namun Nitya sudah fokus di bidang manajemen dan pengelolaan hutan sejak jenjang S1 dan berlanjut hingga S3. Hal itu ia tunjukkan dengan terus mengambil jurusan yang linear.

Pada jenjang S1, Nitya mengambil Manajemen Hutan, kemudian S2 Ilmu Pengelolaan Hutan IPB & S2 di Tropical International Forestry di University of Gottingen, Jerman. Lalu pada jenjang S3 di IPB prodi Ilmu Pengelolaan Hutan.

"Di tahun 2018 itu aku masuk S2, umur 21 tahun. Terus lulus S2 umur 23, lulus S3 di umur 25 tahun," ungkapnya.

Ikut Program Kuliah Gratis dari Kemdikbud

Tidak hanya menyelesaikan dengan waktu yang cukup cepat, Nitya juga bisa menjalankan studi S3 gratis melalui program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) Kemdikbudristekdikti.

Dengan program PMDSU, Nitya bisa menempuh masa studi sejak sarjana hingga doktor tanpa biaya.

"S2 di overlap sama S3. Jadi waktu tesis itu sambil kuliah S3 melalui program beasiswa Kemdikbudristekdikti, yang akan memberikan skema pembiayaan S2 dan S3 itu dalam 4 tahun. Jadi mau gak mau, S2-S3 harus diselesaikan dalam waktu 4 tahun. Overlapnya pada saat penyelesaian tesis dan kuliah S3 yang bersamaan," paparnya.

5 Tips Lulus S3 dengan Beasiswa

Lulusan SMA Negeri 2 Sragen ini mengaku sejak awal tidak berniat melanjutkan studi sampai ke jenjang S3.

Namun, hal itu berubah ketika ada kesempatan berharga melalui program beasiswa Kemdikbudristekdikti.

"Ga ada niat sebenarnya mau lanjut sampe ke S2 dan S3. Karena biayanya besar. Pengennya lulus S1 terus kerja. Namun karena ada program beasiswa kemdikbud yang full biaya pendidikan jadinya saya ambil kesempatan itu," tutur Nitya.

Atas pencapaiannya ini, Nitya turut memberi tips kepada mahasiswa yang ingin berjuang melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, di antaranya:


1. Jangan Takut Mencoba

Menurut Nitya, mahasiswa jangan takut buat mencoba kesempatan untuk lanjut kuliah lagi karena banyak beasiswa yang ditawarkan baik negara maupun swasta.

2. Belajar dari Hal Apapun

Tidak hanya terpaku dari buku dan bangku kuliah. Nitya mengatakan banyak cara untuk belajar mulai dari youtube, jurnal, pertemanan, dosen dan lain sebagainya.

"Bikin target contohnya dalam 1 hari harus baca berapa jurnal," ujarnya.

3.Mencintai Apa yang Dikerjakan

Selain belajar, mahasiswa juga perlu memiliki rasa mencintai terhadap apa yg sedang dikerjakan. Menurut Nitya hal ini penting karena ketika lelah dengan hal yang dicintai akan berbeda dengan yang terpaksa dilakukan.

4. Disiplin

Karena akan melalui pendidikan yang semakin terfokus, maka mahasiswa wajib disiplin dengan diri sendiri.

"Jadikan perjalanan menyelesaikan tugas akhir sebagai tanggung jawab kepada diri sendiri," pesannya.

5. Tanggung Jawab

Meski perjuangan dari proses S1 sampai ke S3 terbilang tidak mudah, namun Nitya mengaku senang telah meraih gelar Doktor.

"Dari 2013 sampai sekarang itu perjuangan buat saya. Apalagi bisa lulus S3 yang mempengaruhi secara psikis dan mental. Tapi sekarang seneng aja. Bangga sudah di tahap ini sekarang," terangnya.

Salah satu hal yang membuat Nitya terus berjuang adalah dengan bertanggungjawab dan memiliki kesadaran bahwa apa yang ia lalui tidak datang begitu saja.

"Saya merasa yang nyekolahin saya S2-S3 itu pemerintah. Istilahnya yang nyekolahin saya itu rakyat. Saya bisa makan, bisa sekolah, bisa penelitian itu dari duit rakyat, seumpama saya gak serius ya dosa. Saya merasa punya tanggung jawab moril terhadap hal tersebut, jadi gak boleh yang namanya menyerah atau putus asa. Jadi semua harus selesai. Karena tugas akhir yg bagus adalah yang selesai," tutupnya.




(faz/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads