Awalnya, cahaya dianggap sebagai aliran partikel yang merambat dan dipancarkan oleh sumber cahaya. Seiring berjalannya waktu, penelitian menyatakan bahwa cahaya adalah sebuah gelombang. Hal ini dikarenakan cahaya memiliki sifat yang menyerupai gelombang.
Namun akhirnya para peneliti menyimpulkan bahwa kedua pendapat tersebut benar adanya. Dapat dikatakan bahwa sifat fisik cahaya adalah sebuah gelombang (teori undulasi) dan cahaya adalah sebuah partikel (teori korpuskuler).
Dari sifat fisik tersebut, cahaya kemudian memiliki dua penampilan atau disebut juga dengan dualisme cahaya. Hal itu seperti dijelaskan dalam buku Fisika Berbasis Al-Quran karya Ridwan Abdullah Sani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cahaya Adalah Sebuah Gelombang
Teori undulasi menjelaskan bahwa cahaya adalah gelombang yang dapat digunakan untuk menjelaskan difraksi, interferensi, dispersi, refraksi, dan refleksi serta polarisasi cahaya. Dijelaskan dalam buku IPA FISIKA oleh Mikrajuddin Abdullah bahwa James Clerk Maxwell (1831-1879) bahwa cahaya adalah sebuah perambatan gelombang yang berasal dari kombinasi medan listrik dan medan magnet. Kombinasi tersebut kemudian disebut dengan gelombang elektromagnetik.
Gelombang elektromagnetik dapat menembus ruang hampa, itu sebabnya cahaya matahari bisa masuk ke bumi. Cahaya dapat ditentukan berdasarkan panjang gelombangnya. Ada cahaya tampak dan ada juga cahaya tidak tampak.
Cahaya tampak merupakan bagian spektrum elektromagnetik yang dapat terlihat oleh mata manusia. Panjang gelombang tersebut sekitar 4 x 10-7 m (ungu) hingga 7 x 10-7 m (merah).
Sedangkan cahaya tidak tampak adalah cahaya dengan ukuran gelombang di luar kisaran tersebut, sehingga tidak dapat dilihat oleh manusia.
Cahaya Adalah Sebuah Partikel
Mengutip buku berjudul Kimia Analisa Instrumen karya Ibnu Khaldun, teori korpuskuler menjelaskan bahwa radiasi elektromagnetik dipancarkan dalam bentuk sekumpulan energi seperti partikel yang disebut dengan foton atau kuantum. Tenaga foton berbanding langsung dengan frekuensi. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa cahaya merupakan partikel bertenaga yang disebut foton.
Awalnya pendapat ini tidak didukung oleh fenomena ilmiah dalam kehidupan sehari-hari. Namun kemudian, perkembangan fisika menyatakan bahwa teori ini dapat menjelaskan fenomena efek fotolistrik dan efek compton.
Untuk menjelaskan efek compton, para ahli sepakat menganggap cahaya memiliki energi terkonsentrasi, sebagaimana partikel walau tidak memiliki massa. Teori yang menganggap cahaya sebagai sebuah gelombang, tidak dapat menjelaskan fenomena terkait serapan atau emisi dari energi radiasi.
Sementara teori yang menganggap cahaya adalah sebuah partikel dapat menjelaskan fenomena tersebut.
(erd/erd)