Banyak upaya penanganan serta pencegahan wabah PMK yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat. Termasuk pakar dari IPB yang memberikan tips aman menyembelih hewan kurban.
Kasus PMK meningkat jelang Idul Adha 2022, tentu saja hal ini menjadi perhatian khusus berbagai kalangan. Masyarakat banyak yang khawatir dengan wabah PMK yang menyerang hewan berkuku belah seperti sapi, kerbau, kambing maupun domba. Padahal jenis hewan ini dijadikan hewan kurban saat Idul Adha.
Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak berhasil menyita perhatian masyarakat. Pakar dari IPB memberikan pelayanan dan edukasi seputar cara menangani dan menyembelih hewan saat wabah PMK. Termasuk di dalamnya tips memilih dan menyembelih hewan kurban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari situs resmi IPB (2/7) Drh Supratikno selaku Dosen Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University menjelaskan bahwa PMK sebenarnya tidak menular pada manusia. Menurutnya, masyarakat tidak perlu khawatir mengonsumsi daging yang terjangkit PMK karena bukan termasuk penyakit zoonosis alias tidak menular ke manusia. Berbeda dengan virus anthrax. "Yang perlu dikhawatirkan adalah penyebaran virus lebih lanjut oleh manusia," ujarnya.
Lebih lanjut Supratikno menjelaskan proses penyembelihan yang sesuai syariat dan pedoman Majelis Ulama Indonesia (MUI) dapat menjadi salah satu pengendalian dan pemberantasan virus ini. Ia mengatakan di masa PMK, bersikap ihsan pada hewan sehat dan terjangkit adalah kewajiban.
"Bila manajemen stres hewan dilakukan dengan baik, maka akan mendorong pembentukan asam laktat sehingga menurunkan pH tubuh hewan di bawah enam. Pada pH rendah, virus PMK akan terinaktivasi," ujarnya.
Tips lain yang bisa diterapkan yakni mengikuti anjuran MUI terkait penyembelihan hewan kurban. Supratikno juga menghimbau agar petugas penyembelih maupun masyarakat yang membantu proses penyembelihan harus mampu memperhatikan dan mempersiapkan lingkungan dan fasilitas terbaik bagi hewan.
Disebutkan pula tiga kunci utama dalam penyembelihan adalah lingkungan dan desain tempat penyembelihan, kompetensi petugas dan peralatan yang sesuai. Jika tiga aspek ini terpenuhi maka wabah PMK bukan lagi menjadi hal yang dikhawatirkan saat pelaksanaan Idul Adha.
Adapun tips untuk mencegah penyebaran virus PMK lebih lanjut, peneliti di HSC IPB University ini mengatakan bahwa tempat penjualan hewan hingga lokasi penyembelihan dan pemotongan hewan harus memenuhi persyaratan. "Lokasinya juga telah mendapat persetujuan dari otoritas yang menyelenggarakan fungsi peternakan dan kesehatan hewan. Terutama fasilitas pembuangan limbah dan tempat isolasi bagi hewan yang terjangkit PMK harus tersedia," imbuhnya.
Tips memilih hewan kurban
Lesa Aditia MSc, Dosen IPB University dari Fakultas Peternakan memaparkan terkait pemilihan hewan kurban dan estimasi perhitungan karkas (daging hewan kurban).
Menurut peneliti HSC IPB University ini, jenis sapi Indonesia beraneka ragam. Besarnya kerangka dapat menentukan seberapa besar karkas yang akan dihasilkan. Jenis kambing dan domba yang dipilih juga menentukan besarnya karkas.
Ia berbagi tips memilih dan menilai sapi dengan hasil daging yang tinggi. Berikut tipsnya:
1. Hewan kurban perlu diamati dengan seksama untuk menilai perototan, perlemakan, volume dan struktur tubuh. Calon pembeli harus mampu membedakan nilai-nilai idealnya.
2. Hewan kurban juga harus memiliki tubuh yang tidak terlalu berotot, tidak terlalu berlemak, volume tubuh ideal, dan struktur tubuh yang baik. "Lebih sedikit, nilai ini akan menentukan jumlah total daging yang akan kita peroleh," ujarnya. Bobot hewan kurban bukan satu faktor penentu besarnya karkas.
3. Persentase hasil daging tergantung ukuran kerangka, kondisi ternak, jenis kelamin, trimming lemak karkas dan sebagainya. "Karkas yang bisa diperoleh hanya 50 persen dari bobot hidup. Nilai ini terbagi lagi untuk jumlah daging, lemak dan tulang sehingga persentase akhir daging yang diperoleh hanya 30-35 persen," tuturnya.
Selain langkah pencegahan dan penanganan PMK dari masyarakat, pemerintah melalui Kementerian Peternakan juga sudah mengambil langkah antisipasi dengan melakukan vaksin. Saat ini vaksin PMK masih berfokus pada 19 provinsi dengan kasus PMK terbesar di Indonesia.
(dvs/pal)