Mengenal Numismatik dan Numismatis dalam Mengoleksi Uang Kuno

ADVERTISEMENT

Mengenal Numismatik dan Numismatis dalam Mengoleksi Uang Kuno

Anatasia Anjani - detikEdu
Rabu, 15 Jun 2022 07:30 WIB
Uang kuno banyak diburu untuk kebutuhan mahar atau kolektor. Jika anda ingin mendapatkanya, datanglah ke kawasan pertokoan Pasar Baru, Jakarta Pusat.
Penjual uang kuno di Jakarta. Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Apa detikers pernah menemukan seseorang yang hobi mengoleksi uang kuno? Jika iya hobi ini dikenal dengan Numismatik. Numismatik merupakan kegiatan mengumpulkan benda-benda terkait uang, seperti uang kertas, uang koin, dan token yang pernah beredar dan digunakan oleh masyarakat.

Seseorang yang terjun langsung ke dalam dunia numismatik disebut dengan numismatis. Numismatik nyatanya tidak hanya mengumpulkan uang kuno. Namun hobi ini juga mempelajari cara pembuatannya, ciri-cirinya, variasi yang ditemukan, pemalsuannya, dan sejarah politik dari terbentuknya mata uang tersebut.

Adapun, uang kuno yang dikumpulkan juga bertujuan untuk investasi. Maksudnya seiring berjalannya waktu dan kelangkaan, uang kuno dapat dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alasan Mengoleksi Uang Kuno

Melansir dari laman DJKN Kemenkeu, ada beberapa alasan mengapa seseorang menjadi numismatis. Pertama yaitu karena estetika atau kekaguman atas desain uang kertas maupun koin yang beredar. Kedua nostalgia masa lalu, dan terakhir ketertarikan pada cerita di balik uang tersebut.

Para numismatis biasanya menemukan kesenangan dan kepuasan pribadi saat dapat memiliki dan mencermati gambar koleksi uang mereka. Uang kertas dan uang koin dianggap sebagai karya seni yang tidak pernah membosankan untuk dinikmati.

ADVERTISEMENT

Kedua nostalgia masa lalu, misalnya yaitu bisa mengenang suasana masa kecil ketika melihat uang koin Rp 50 karena saat kecil dulu uang jajannya sebesar Rp 50. Selain itu juga dapat mengenang guyonan masa kecil dengan uang kertas Rp 500 yang bergambar rumah adat Kalimantan Timur dan dibaliknya bergambar orang utan.

Atau bisa juga mengenang gaji pertama kali seperti berapa gaji pertama kali, jumlah uangnya, gambar uangnya, digunakan untuk apa saja, dan kenangan lain yang terlintas.

Seorang numismatis juga dapat mengetahui cerita di balik terbitnya uang kertas dan uang koin tersebut. Misalnya pemerintah Hindia Belanda ketika masih menjajah Indonesia melalui De Javasche Bank pernah mengeluarkan uang kertas bergambar wayang.

Hal itu bertujuan untuk mendekati dan mengambil simpati penduduk Indonesia terutama di Pulau Jawa agar dapat bekerja sama. Kemudian pada tahun 1942, Jepang menginvansi Hindia Belanda.

Saat itu Jepang mengeluarkan dua jenis mata uang untuk diedarkan di wilayah Hindia Belanda yaitu yaitu: De Japansche Regeering dan Dai Nippon Teikoku Seihu. Pada saat peredaran Oeang Republik Indonesia (ORI) pada tahun 1946 terdapat kendala dalam pendistribusian ORI ke daerah-daerah.

Sehingga menyebabkan beberapa daerah membuat mata uang sendiri yang disetujui oleh pemerintah pusat sebagai alat tukar sementara yang dikenal dengan istilah Oeang Republik Indonesia Daerah (ORIDA).

Selanjutnya pada saat konfrontasi Indonesia - Malaysia melahirkan Operasi Dwikora tahun 1964, pemerintah menerbitkan uang kertas seri Sukarelawan yang bertujuan untuk mengkampanyekan dan menggelorakan semangat Dwikora.

Apabila tertarik untuk mengenali dan menggeluti numismatik dapat mempelajari dengan membaca literatur numismatik atau dapat juga mengunjungi Museum Bank Mandiri untuk melihat berbagai koleksi uang kuno Indonesia.




(atj/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads