Matahari Tepat di Atas Kakbah Secara Sains, Ada Pengaruh bagi Arah Kiblat?

ADVERTISEMENT

Matahari Tepat di Atas Kakbah Secara Sains, Ada Pengaruh bagi Arah Kiblat?

Rahma Harbani - detikEdu
Rabu, 25 Mei 2022 10:00 WIB
Muslim pilgrims pray around the Kaaba, the cubic building at the Grand Mosque, as they keep social distancing during the minor pilgrimage, known as Umrah, marking the holy month of Ramadan, in the Muslim holy city of Mecca, Saudi Arabia, Monday, April 12, 2021. During Ramadan, the holiest month in Islamic calendar, Muslims refrain from eating, drinking, smoking and sex from dawn to dusk. (AP Photo/Amr Nabil)
Ilustrasi. Fenomena matahari tepat berada di atas Kakbah terjadi pada 28 Mei 2022 mendatang, apa ada pengaruh dengan arah kiblat? (AP/Amr Nabil)
Jakarta -

Fenomena matahari tepat di atas Kakbah akan terjadi pada 27-28 Mei 2022 mendatang. Fenomena yang juga disebut sebagai istiwa a'zham atau rashdul qiblah pun dikonfirmasi oleh Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama (Kemenag) Adib.

"Peristiwa alam ini terjadi pada 27 dan 28 Mei 2022 pukul 16.18 WIB atau 17.18 WITA. Bayang-bayang benda yang berdiri tegak lurus, di mana saja, akan mengarah lurus ke Kakbah," tuturnya dalam keterangan yang diterima detikEdu, Selasa (24/5/2022).

Kemudian, fenomena ini akan terjadi kedua kalinya pada 15 Juli 2022 mendatang. Tepatnya pada pukul 23:01:42 waktu Arab Saudi atau 03:01:42 WIB pada 16 Juli 2022.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenapa Fenomena Ini Bisa Terjadi?

Secara astronomis, fenomena matahari tepat di atas Kakbah terjadi ketika deklinasi matahari bernilai sama atau kecil selisihnya dengan lintang geografis Kakbah. Kakbah sendiri terletak di 21Β°25'20,01"LU dengan nilai yang terletak di antara 23Β°26'LU dan 23Β°26'LS.

"Hal ini terjadi karena sumbu rotasi Bumi mempunyai kemiringan 66Β°34' terhadap bidang edar Bumi (atau ekliptika), sehingga mengalami pergerakan semu tahunan yang bervariasi antara -23Β°26' hingga +23Β°26' terhadap khatulistiwa," kata Pusat Riset Antariksa BRIN Andi Pangerang, dikutip dari laman Edukasi Sains Antariksa, Selasa (24/5/2022).

ADVERTISEMENT

Variasi pergerakan semu tahunan itulah yang juga dikenal dengan deklinasi matahari. Artinya, menurut penjelasan Andi, saat deklinasi matahari bernilai sama atau selisihnya kecil dengan lintang geografis pengamat maka matahari akan terlihat berada tepat di atas kepala pengamat saat tengah hari.

Fenomena ini kemudian disebut dengan Kulminasi Agung atau Great Culmination yang dalam istilah ilmu falak yakni istiwa a'zham dan rashdul qiblah. Menurut perhitungan di Stellarium PC ver0.22, peristiwa ini berlangsung dua kali dalam setahun pada 28 Mei 2022 dan 15 Juli 2022.

Berdasarkan penjelasan Andi, jadwal terjadinya Kulminasi Agung dapat disimak pada rincian berikut.

1. 28 Mei 2022

Pukul 12:17:59 waktu Arab Saudi (16:17:59 WIB, 17:17:59 WITA, atau 18:17:59 WIT)

2. 15 Juli 2022

Pukul 12:26:42 waktu Arab Saudi (16:26:42 WIB, 17:26:42 WITA, atau 18:26:42 WIT)

Apakah Berpengaruh pada Arah Kiblat?

Menurut Andi, terjadinya fenomena Kulminasi Agung menyebabkan perlu adanya verifikasi arah kiblat. Hal ini disebabkan karena bayangan benda yang terbentuk akan mengarah ke Kakbah ketika matahari tepat berada di atas Kakbah atau bangunan suci pusat arah kiblat bagi muslim di seluruh dunia.

Pengecekan ulang arah kiblat kembali dapat dilakukan menggunakan alat bantu yang lebih akurat seperti kompas. "Kompas dipengaruhi oleh medan magnet alami maupun buatan sehingga dapat memengaruhi keakuratan pengukuran," kata Andi.

Senada dengan hal itu, Kemenag melalui Adib menganjurkan umat muslim untuk melakukan verifikasi arah kiblat pada jam-jam terjadinya Kulminasi Agung. Adib pun menjelaskan, tongkat maupun lot atau bandul dapat digunakan untuk mengecek arah kiblat pada saat Kulminasi Agung. Berikut tata caranya.

1. Tentukan tempat yang akan diketahui arah kiblatnya, dengan mencari lokasi yang rata dan terkena cahaya matahari

2. Gunakan benda atau tongkat yang lurus, bisa juga menggunakan benang berbandul

3. Siapkan jam yang telah dikalibrasikan atau dicocokkan dengan waktu BMKG

4. Tancapkan tongkat di atas permukaan tanah dan pastikan benar-benar tegak lurus (90 derajat dari permukaan tanah) atau gantungkan benang berbandul

5. Tunggu hingga waktu rashdul qiblah tiba, lalu amati bayangan tongkat atau benang pada waktu tersebut

6. Setelah itu, tandai ujung bayangan dan tarik garis lurus dengan pusat bayangan, baik tongkat atau bandul

7. Garis lurus yang menghadap dari ujung ke pusat bayangan merupakan arah kiblat untuk tempat tersebut

Mantan Kepala Kanwil Kemenag Jawa Barat ini menambahkan, perlu dipastikan benda yang menjadi patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus dalam proses penentuan arah kiblat.

"Selain itu, permukaan dasar harus betul-betul datar dan rata, serta jam pengukuran harus disesuaikan dengan BMKG, RRI, atau Telkom. Bisa juga menggunakan jam digital di ponsel masing-masing," terangnya.

Demikianlah informasi secara sains mengenai fenomena matahari tepat di atas Kakbah secara sains. Jangan lupa siap-siap verifikasi arah kiblat pada 28 Mei besok ya, detikers!




(rah/erd)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads