Memasuki bulan suci Ramadan, harga barang pokok biasanya akan melambung tinggi. Termasuk di antaranya harga minyak goreng, gula, hingga BBM.
Kenaikan harga menjelang perayaan hari besar seperti lebaran, hari raya kurban, hingga natal bukan kali ini saja terjadi. Kejadian ini terus berulang hingga seakan-akan terbentuk sebuah pola tahunan.
Ekonom Universitas Airlangga, Dr Imron Mawardi SP MSi, menuturkan bahwa fenomena kenaikan harga ini dapat dikaitkan dengan prinsip ekonomi sederhana, yaitu permintaan dan penawaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apakah siswa ingat teori permintaan dan penawaran pasar? Dalam Sumber Belajar Kemdikbud, jika dikaji dari sudut pandang penjual, semakin tinggi suatu permintaan barang maka harga akan semakin naik. Hal ini agar penjual bisa mendapat keuntungan lebih banyak. Sementara, jika permintaan barang turun maka harga juga semakin turun.
Menurut Dr Imron Mawardi, permintaan yang meningkat menjelang lebaran, akan berdampak kepada kenaikan harga. Selain itu, menurutnya, Ramadan tahun ini, masyarakat dihadapkan kembali dengan euforia Ramadan karena dua momen Ramadan sebelumnya, dilaksanakan pembatasan sosial.
"Untuk tahun ini itu karena ada fenomena pemulihan pandemi, dan ditambah juga ukraina [Konflik Rusia-Ukraina], itu dampaknya luar biasa," ujar Imron dalam laman resmi UNAIR, Senin (18/4/2022).
Menurut Ekonom tersebut, ketika hal ini mampu diatasi dengan baik, yaitu dengan penambahan supply barang oleh pasar, kenaikan harga seharusnya tidak terulang.
Namun, baginya, pola kenaikan permintaan menjelang hari besar ini sering dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggungjawab. Alhasil, meskipun pemerintah turun tangan, fenomena tersebut tetap terulang.
Di sisi lain, Dr Imron menilai kenaikan harga di bulan Ramadan tidak selamanya buruk. Hal tersebut juga dapat menunjukkan bahwa roda perekonomian di tengah masyarakat bergerak.
Ia menyoroti fenomena menjelang lebaran seperti pemberian tunjangan kepada karyawan, hingga pendistribusian kekayaan kepada masyarakat miskin melalui zakat, infak, dan sedekah, yang masif digencarkan saat bulan Ramadan.
"Ketika orang punya uang dari menerima sedekah, otomatis permintaan barang akan naik kan, karena mereka akan membelanjakan uang itu. Begitupun para mustahiq [orang yang menerima zakat] yang akan membelanjakan uangnya," tutur Wakil Dekan II Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) UNAIR tersebut.
Itulah alasan harga barang pokok sering naik di waktu Ramadan. Mudah dipahami kan, detikers?
(lus/lus)