Manusia pastilah tidak luput dari kesalahan. Hal itu sudah menjadi kodrat manusia untuk tidak luput dari kesalahan dan ketidaksempurnaan.
Kendati demikian, manusia juga diciptakan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahannya. Ketika seseorang menyadari bahwa ia melakukan kesalahan, segeralah minta maaf, bahkan kita dituntut untuk menjadi pribadi yang memaafkan.
Selain itu, apabila orang lain menyakiti kita dan meminta maaf kepada kita maka maafkanlah. Memiliki sifat pemaaf juga disebutkan oleh Allah dalam firmannya pada surat Al-A'raf ayat 199:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَاَعْرِضْ عَنِ الْجٰهِلِيْنَ
Artinya: "Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh."
Ustaz Das'ad Latif juga menceritakan tentang salah satu sahabat Rasulullah yang ibadah mahdhahnya biasa-biasa saja, namun dijamin masuk surga. Meskipun begitu, ternyata ia memiliki sifat pemaaf.
Setiap malam sebelum tidur ia selalu berdoa kepada Allah SWT untuk memaafkan, mengampuni dosa dan kesalahan orang orang yang menyakitinya hari itu. Begitu mulia dan dicintai sifat pemaaf itu oleh Allah SWT.
"Sifat pemaaf itu dahsyat sekali keutamaannya, bisa mengalahkan ibadah mahdhah kepada Allah. Ada orang yang ibadah mahdhahnya baik tapi malah pendendam. Dia bukanlah orang yang istimewa." jelas Ustaz Das'ad Latif pada detikKultum detikcom, Sabtu (16/04/2022).
Memiliki sifat pemaaf sangatlah penting, Ustaz Das'ad Latif sendiri juga menganjurkan bagi kita yang ibadah mahdhahnya biasa biasa saja untuk raih surga dengan memiliki sifat mulia ini. Orang yang pemaaf jiwanya sehat.
"Bulan Ramadan bulan penuh ampunan, sehingga tidak cukup menginginkan ampunan dari Allah tapi kita jadi pribadi yang pendendam dan tidak mau memaafkan. Allah mencintai orang yang bukan saja memaafkan tapi membalasnya dengan kebaikan kebaikan." tutup beliau.
Selengkapnya penjelasan Ustaz Das'ad Latif tentang "Memaafkan" bisa ditonton dalam detikKultum detikcom DI SINI.
(lus/lus)