Masjid Quba Madinah terletak 5 kilometer di selatan Masjid Nabawi. Masjid Quba Madinah dibangun pada tahun 1 H atau 622 M. Disebutkan dalam beberapa riwayat bahwa Nabi Muhammad SAW sering mengunjungi Masjid Quba Madinah, terutama pada hari Sabtu. Rasulullah juga menganjurkan para sahabat untuk beribadah di sana.
Dilansir dari Arab News, Sabtu (9/4/2022), struktur Masjid Quba Madinah direncanakan akan meluas hingga 50.000 meter persegi. Saat ini, masjid tersebut memiliki area salat seluas 5.000 meter persegi, dan bangunan serta fasilitas seluas 13.500 meter persegi. Dengan luas saat ini, Masjid Quba Madinah dapat menampung hingga 20.000 jemaah.
Mohammed bin Salman mengatakan, perluasan area Masjid Quba Madinah direncanakan agar dapat mengakomodasi lebih banyak jamaah selama musim padat pengunjung. Contohnya seperti pada hari raya Idul Fitri.
Sebelumnya pada 2018, Mohammed bin Salman menginstruksikan pemugaran 130 masjid bersejarah yang merupakan bagian dari program revitalisasi nasional pemerintah. Ia mengatakan, masjid-masjid kuno penting karena memiliki signifikansi agama, sosial, budaya dan arsitektur yang kaya.
Karena itu, sambungnya, proyek pemugaran ini akan melestarikan gaya arsitektur masjid dan monumen lain yang berdekatan. Sementara itu, halaman teduh akan dibangun di empat sisi dan terhubung ke area salat yang secara struktural tidak melekat pada bangunan saat ini.
Menurutnya, revitalisasi Masjid Quba Madinah dapat meningkatkan pengalaman ibadah dan budaya bagi pengunjung.
Sejarah Perkembangan Masjid Pertama yang Dibangun Rasulullah SAW
Masjid Quba Madinah direnovasi pada era kedua khalifah Usman bin Affan dan Umar bin Khattab. Umar bin Khattab merupakan yang pertama menambahkan menara ke struktur masjid tersebut.
Sejumlah dermawan turut merenovasi masjid, di antaranya pada 1057, 1177, 1293, 1355, 1462 dan 1503, beberapa kali selama era Utsmani, hingga yang terakhir pada masa pemerintahan Sultan Abdul Majid.
Selama era Saudi, Masjid Quba dan tempat ibadah lainnya rutin direvitalisasi. Pada tahun 1968, sisi utaranya diperluas, dan kemudian pada tahun 1985 Raja Fahd memerintahkan beberapa perluasan, sambil mempertahankan fitur arsitektur bangunan yang signifikan secara historis.
Pengembangan Masjid Quba Madinah ke depan juga direncanakan untuk mengatasi kepadatan penduduk dan meningkatkan keamanan jamaah. Sistem jalan akan diubah untuk memberikan akses yang lebih mudah ke masjid. Sebanyak 57 lokasi, termasuk sumur, ladang dan kebun, juga akan dikembangkan atau direhabilitasi sebagai bagian dari proyek.
Peningkatan Signifikansi Budaya
Arsitek Abdul Haq Al-Uqbi yang berspesialisasi dalam arsitektur masjid di Madinah menuturkan, proyek pengembangan Masjid Quba Madinah tidak hanya akan meningkatkan kapasitas jamaah. Menurutnya, proyek perluasan masjid ini juga dapat meningkatkan signifikansi budaya dan agama.
Ia menambahkan, revitalisasi seluruh kompleks Quba dan daerah sekitarnya merupakan bagian dari program regenerasi kota yang luar biasa. Sebab, pengunjung jadi bisa belajar lebih lanjut tentang 57 lokasi bersejarah yang signifikan di sekitar masjid.
Sementara itu menurut penulis dan akademisi Dr. Hamzah Al-Muzaini, ekspansi masjid pertama yang didirikan Rasulullah SAW tersebut punya kepentingan sosial dan budaya yang cukup besar. Pengembangan Masjid Quba, sambungnya, juga cocok untuk kota Madinah yang merupakan pusat simbolisme dan sejarah bagi umat Islam di seluruh dunia.
(twu/erd)