Seperti Apa Ya Evolusi Rambut Manusia Purba? Ini Studinya

ADVERTISEMENT

Seperti Apa Ya Evolusi Rambut Manusia Purba? Ini Studinya

Kristina - detikEdu
Sabtu, 19 Mar 2022 19:00 WIB
Manusia purba dan kehidupan zaman praaksara adalah dua hal yang tidak terlepaskan dalam sejarah bangsa Indonesia.
Ilustrasi evolusi rambut manusia purba. Foto: Dok. Detikcom
Jakarta -

Sebuah studi baru dari George Washington University memberikan gambaran terkait evolusi rambut manusia purba. Para peneliti secara khusus menilai dampak iklim, ukuran tubuh, dan warna pada evolusi tersebut.

Penelitian ini tidak secara langsung dilakukan pada manusia, mengingat rambut tidak menjadi fosil. Para peneliti di Primate Genomics Lab George Washington University ini meneliti faktor-faktor pendorong variasi rambut pada populasi lemur liar yang dikenal sebagai Indriidae.

"Evolusi rambut manusia tetap menjadi misteri, sebagian besar karena rambut tidak menjadi fosil," kata Elizabeth Tapanes, penulis utama makalah dan sarjana postdoctoral di University of San Diego, California, dikutip dari Science Daily, Sabtu (19/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lemur yang dipelajari ini menunjukkan postur tegak seperti manusia dan hidup di berbagai ekosistem seperti manusia purba.

Para peneliti menemukan lemur Sifaka yang berasal dari Madagaskar memiliki rambut yang lebih lebat di lingkungan yang kering dan terbuka. Mereka percaya bahwa, seperti manusia purba, rambut lemur membantu melindungi dari sinar matahari yang kuat.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, lemur di daerah yang lebih dingin lebih cenderung memiliki rambut gelap. Ini adalah bukti pertama pada mamalia untuk pola klasik di alam sebagaimana dalam Bogert's Rule, yang menyatakan bahwa warna gelap dapat membantu termoregulasi karena membantu menyerap panas dari sinar matahari.

Temuan lain menunjukkan warna merah pada rambut lemur berkaitan dengan peningkatan penglihatan warna. Menurut para peneliti, populasi yang dapat melihat rentang warna yang lebih besar cenderung memiliki bercak rambut merah.

Brenda Bradley, seorang profesor antropologi yang juga rekan penulis dalam penelitian ini, menjelaskan bahwa pemahaman kita tentang evolusi rambut dan keragaman pada primata lain ini membantu dapat membantu melihat perjalanan evolusi manusia.

"Memahami pola rambut pada primata non-manusia, seperti lemur ini, dapat memberikan konteks komparatif untuk memahami bagaimana variasi muncul pada rambut manusia," ujarnya.

Pada studi selanjutnya, para peneliti menyarankan untuk berfokus pada sampel di seluruh skala geografis atau filogenetik (tingkat keluarga dan genus) dan memperbanyak populasi non-manusia dan manusia.




(kri/lus)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads