Siswa, Ini Keutamaan Berbakti kepada Orang Tua dalam Islam

ADVERTISEMENT

Siswa, Ini Keutamaan Berbakti kepada Orang Tua dalam Islam

Lusiana Mustinda - detikEdu
Kamis, 24 Feb 2022 07:00 WIB
Mature female in elderly care facility gets help from hospital personnel nurse. Senior woman, aged wrinkled skin & hands of her care giver. Grand mother everyday life. Background, copy space, close up
Foto: Getty Images/iStockphoto/undefined undefined
Jakarta -

Hormat dan taat kepada orang tua dikenal dengan birrul walidain yang artinya berbakti kepada kedua orang tua. Kebalikan dari birrul walidain adalah uququl walidain atau durhaka kepada orang tua.

Allah SWT memerintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada orang tua setelah disandingkan dengan perintah untuk menyembah Allah SWT. Hal ini menandakan bahwa berbuat baik kepada kedua orang tua merupakan amal ibadah yang mulia.

Sebagaimana disebutkan dalam surah An-Nisa ayat 36:

وَٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًٔا ۖ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا وَبِذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱلْجَارِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْجَارِ ٱلْجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلْجَنۢبِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُكُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arab-Latin: Wa'budullāha wa lā tusyrikụ bihī syai`aw wa bil-wālidaini iḥsānaw wa biżil-qurbā wal-yatāmā wal-masākīni wal-jāri żil-qurbā wal-jāril-junubi waṣ-ṣāḥibi bil-jambi wabnis-sabīli wa mā malakat aimānukum, innallāha lā yuḥibbu mang kāna mukhtālan fakhụrā

Artinya: "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri," (QS. An-Nisa: 36)

ADVERTISEMENT

Dalam buku "Asa Surga di Dekatmu" oleh Saiful Hadi El-Sutha disebutkan bahwa menurut para ulama berbakti kepada kedua orang tua yang selalu disebut setelah perintah beribadah (bertauhid) kepada Allah, itu mempunyai beberapa hikmah, di antaranya:

1. Allah dan kedua orang tua sama-sama berhak mendapatkan perlakuan baik dari manusia. Allah SWT adalah dzat yang telah menciptakan dan memberikan rezeki manusia, maka sudah seharusnya jika ia mendapatkan perlakuan baik dari manusia, yakni dengan disembah.

Sementara itu, kedua orang tua adalah orang yang menjadi sebab keberadaan anak di dunia ini, mereka pula orang yang telah merawat dan membesarkan sang anak, sejak dari bayi hingga tumbuh dewasa.

2. Allah lah yang telah memberikan semua nikmat yang telah diperoleh hamba-hamba-Nya, maka hanya Allah yang wajib disyukuri. Sementara itu kedua orang tua adalah orang yang telah memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh sang anak seperti makan, minum, pakaian, hingga pendidikan. Maka wajib hukumnya atas setiap manusia (anak) untuk berterima kasih kepada kedua orang tua.

3. Allah SWT adalah Tuhan (Rabb) yang telah membina dan mendidik manusia di atas manhaj-Nya, maka Allah lah yang berhak untuk diagungkan dan dicintai. Sementara itu, kedua orang tua mereka adalah yang mengasuh dan mendidik anak-anaknya sejak kecil, maka adalah kewajiban setiap anak untuk bersikap tawadhu (rendah hati), tauqiir (menghormati), ta'addub (bersikap sopan santan, beradab) dan talaththuf (berlaku lemah lembut dan kasih sayang) dalam ucapan dan perbuatan kepada kedua orang tua.


Allah SWT berfirman dalam surat Al-Isra ayat 23:

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

Arab-Latin: Wa qaḍā rabbuka allā ta'budū illā iyyāhu wa bil-wālidaini iḥsānā, immā yabluganna 'indakal-kibara aḥaduhumā au kilāhumā fa lā taqul lahumā uffiw wa lā tan-har-humā wa qul lahumā qaulang karīmā

Artinya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia."

Rasulullah SAW dalam sebuah hadits menjelaskan tentang perintah untuk berbakti kepada kedua orang tua. Hadits riwayat Imam Al-Bukhari dan Abu Hurairah:

"Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?" Beliau menjawab "Ibumu". Lalu dia bertanya lagi. "Kemudian siapa?" Beliau menjawab "Ibumu". Dia bertanya lagi, "Kemudian siapa lagi?" Beliau menjawab, "Ibumu". Dia bertanya lagi, "Kemudian siapa lagi?" Beliau menjawab, "Kemudian ayahmu." (HR. Al-Bukhari).

Dalam buku "Pendidikan Karakter Mengembangkan Karakter Anak yang Islami" oleh Ridwan Abdullah Sani, Muhammad Kadri menjelaskan tentang keutamaan berbakti kepada kedua orang tua yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amru yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Ridha Allah ada pada ridha kedua orang tua dan kemurkaan Allah ada pada kemurkaan kedua orang tua." (HR. At-Tirmidzi, disahihkan oleh Ibnu Hibban dan Hakim).




(lus/erd)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads