Historiografi & Perkembangannya di Indonesia, Dulu Bersifat Religi Magis

Historiografi & Perkembangannya di Indonesia, Dulu Bersifat Religi Magis

Rika Pangesti - detikEdu
Rabu, 16 Feb 2022 19:30 WIB
Penyerahan kedaulatan Belanda ke Republik Indonesia Serikat (RIS), dihadiri Ratu Belanda Juliana dan Perdana Menteri RIS Mohammad Hatta. (Joop van Bilsen/Anefo/Nationaal Archief, Public Domain via Wikimedia Commons)
Penyerahan kedaulatan Belanda ke Republik Indonesia Serikat (RIS), sebagai salah satu bentuk sejarah yang dapat diketahui melalu produk historiografi. (Joop van Bilsen/Anefo/Nationaal Archief, Public Domain via Wikimedia Commons)
Jakarta -

Historiografi sebetulnya sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Khususnya bagi siswa yang pernah mempelajari materi Sejarah di sekolah. Lantas, apa itu historiografi?

Historiografi sendiri terusun dari dua kata, yaitu historia yang artinya sejarah. Kemudian kata grafi yang bermakna gambaran atau tulisan. Sederhananya, historiografi diartikan sebagai penulisan sejarah seperti dikutip dari buku Globalisasi dan Neoliberalisme: Pengaruh dan Dampaknya bagi Demokratisasi Indonesia oleh M. Faishal Aminuddin.

Senada dengan itu, menurut Kuntowijoyo dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah mengartikan historiografi sebagai sejarah penulisan sejarah. Dalam artian, setiap kegiatan dalam mengkaji sejarah akan menghasilkan produk yang disebut sebagai historiografi.

Kajian historiografi ini meliputi penulisan sejarah, intelektualitas serta pengaruhnya terhadap bentuk isi, fungsi, serta permasalahannya. Sebab itulah, historiografi membawa tujuan inti untuk merekonstruksi sejarah, seperti dikutip dari buku Historiografi Barat oleh Wahyu Iryana.

Setelah memahami pengertian historiografi, selanjutnya perlu diketahui pula model penulisan historiografi berdasarkan sifatnya sekaligus perkembangannya di Indonesia. Seperti apa ya?

A. Model penulisan historiografi

1. Historiografi deskriptif-naratif

Model ini bersifat informatif. Pada penulisan model ini, sejarah hanya berisi narasi kronologi fakta peristiwa tanpa ada analisis yang mendalam. Dalam model penulisan ini, rangkaian kejadian dan peristiwa dibuat berjajar kronologis tanpa menjelaskan latar belakangnya maupun hubungan sebab akibat di antaranya.

2. Historiografi deskriptif-eksplanatif

Pada model penulisan ini, narasi peristiwa diberi bobot tambahan, yaitu analisis peristiwa. Analisis berfokus pada hubungan sebab akibat serta dampak peristiwa bagi generasi itu dan setelahnya.

B. Perkembangan historiografi di Indonesia

Berdasarkan buku Sejarah Kelas X yang ditulis oleh Yuliani, S.Pd, perkembangan historiografi di Indonesia dibagi menjadi tiga yaitu, historiografi tradisional, historiografi kolonial dan historiografi modern. Untuk lebih memahaminya, berikut adalah penjelasannya.

1. Historiografi tradisional

Historiografi tradisional adalah tradisi penulisan sejarah setelah masyarakat Indonesia mengenal tulisan, baik pada zaman Hindu dan Budha maupun Islam. Hasil tulisan sejarah pada masa itu disebut naskah.

Contoh historiografi tradisional adalah Babad Kraton, Babad Diponegoro, Hikayat Hang Tuah, Hikayat Silsilah Raja Perak. Adapun ciri-ciri penulisan historiografi tradisional adalah:

  • Istana sentris, penulisan sejarah untuk kepentingan kerajaan. Kehidupan yang digambarkan seolah-olah hanya untuk kalangan istana dan sekitarnya.
  • Feodalisme sentris, yaitu penulisan yang menggambarkan kehidupan para bangsawan feodal, tidak membicarakan peran masyarakat, segi sosial, maupun ekonomi rakyatnya.
  • Religi magis, yaitu penulisan sejarah yang dihubungkan dengan kepercayaan dan hal-hal yang gaib.
  • Raja atau pemimpin dianggap mempunyai kekuatan gaib.

2. Historiografi kolonial

Historiografi kolonial adalah penulisan atau karya sejarah pada penjajahan Belanda di Indonesia atau dapat dikatakan sebagai historiografi warisan penjajah. Penulisan peristiwa dilakukan untuk kepentingan kolonial.

Kata-kata yang mereka gunakan sangat merugikan bangsa Indonesia, misal untuk menyebut perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia digunakan kata pemberontak. Ciri-ciri lengkap historiografi kolonial adalah sebagai berikut:

  • Bersifat mitologis
  • Mengagungkan peran orang Belanda, semua peristiwa dilihat dari sudut pandang bangsa kolonial.
  • Bersifat diskriminatif
  • Bersifat Eropa sentris, yaitu menceritakan aktivitas bangsa-bangsa Eropa-Belanda di Hindia-Belanda.
  • Meninggikan kehebatan bangsa kolonial dengan tujuan melemahkan semangat perjuangan rakyat Indonesia.

Contoh historiografi kolonial dapat ditemukan di Beknopt Leerboek Geschiedenis van Nederlandsch Oost Indie Karya A.J.Eijkman dan F.W. Stapel, Geschiedenis van Indonesie karya H.J. de Graaf, dan History of Java (1817) karya Thomas S. Raffles.

3. Historiografi modern

Historiografi modern muncul akibat tuntutan untuk mendapatkan fakta-fakta sejarah. Fakta sejarah didapat melalui penetapan metode penelitian, menggunakan ilmu bantu, adanya teknik pengarsipan, dan rekonstruksi melalui sejarah lisan. Masa ini dimulai dengan munculnya studi sejarah kritis yang menggunakan prinsip-prinsip metode penelitian sejarah.

Historiografi modern tentunya berkembang sesuai dengan zaman dan historiografi masa kini sudah semakin objektif serta kritis terhadap satu peristiwa sejarah. Adapun ciri-cirinya di antaranya:

  • Bersifat metodologis: sejarawan diwajibkan menggunakan kaidah-kaidah ilmiah.
  • Bersifat kritis historis: artinya dalam penelitian sejarah menggunakan pendekatan multidimensional.
  • Sebagai kritik terhadap historiografi nasional yang dianggap memiliki kecenderungan menghilangkan unsur asing dalam proses pembentukan keIndonesiaan.
  • Munculnya peran-peran rakyat kecil.

Contoh historiografi modern adalah Pemberontakan Petani Banten 1888 karya Sartono Kartodirdjo dan Revolusi Pemuda karya Benedict Anderson.

Nah, itulah arti historiografi, jenis-jenis, dan perkembangannya di Indonesia. Semoga menambah pengetahuanmu ya, detikers.



Simak Video "Liburan Seru, Mengunjungi Desa Wisata Candi Rejo, Yogyakarta"
[Gambas:Video 20detik]
(rah/rah)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia