Surah Abasa Ayat 1-10 Turun untuk Menegur Rasulullah, Kenapa?

ADVERTISEMENT

Surah Abasa Ayat 1-10 Turun untuk Menegur Rasulullah, Kenapa?

Rahma Indina Harbani - detikEdu
Rabu, 16 Feb 2022 06:00 WIB
Ilustrasi Al-Quran
Ilustrasi Al Quran, yang mengandung surat Abasa ayat 1-10. (Getty Images/iStockphoto/omairhq)
Jakarta -

Surat Abasa ayat 1-10 merupakan bagian dari isi teguran Allah SWT untuk Rasulullah SAW. Surat dengan total 42 ayat ini menjadi bukti bahwa manusia yang dimuliakan Allah SWT sekalipun pernah mendapatkan teguran dariNya.

Hal ini pun diamini oleh Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul Wawasan Al Quran. Cendekiawan muslim ini menyebut, Allah SWT menegur Nabi Muhammad SAW dengan tujuan agar akhlak Rasulullah sebagai manusia pilihan tetap terjaga.

Sepuluh ayat dari surat Abasa ini mengisahkan Rasulullah SAW yang dianggap lalai pada salah seorang sahabat difabel. Sahabat difabel ini bernama Ibnu Ummi Maktum. Selengkapnya, bacaan surat Abasa ayat 1-10 adalah sebagai berikut:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

A. Surat Abasa ayat 1-10 beserta latin dan artinya

عَبَسَ وَتَوَلَّىٰ

Bacaan latin: 'abasa wa tawallā
1. Artinya: Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling,

ADVERTISEMENT

أَنْ جَاءَهُ الْأَعْمَىٰ

Bacaan latin: an jā`ahul-a'mā
2. Artinya: karena seorang buta telah datang kepadanya (Abdullah bin Ummi Maktum).

وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّىٰ

Bacaan latin: wa mā yudrīka la'allahụ yazzakkā
3. Artinya: Dan tahukah engkau (Muhammad) barangkali dia ingin menyucikan dirinya (dari dosa),

أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرَىٰ

Bacaan latin: au yażżakkaru fa tanfa'ahuż-żikrā
4. Artinya: atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, yang memberi manfaat kepadanya?

أَمَّا مَنِ اسْتَغْنَىٰ

Bacaan latin: ammā manistagnā
5. Artinya: Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup (pembesar-pembesar Quraisy),

فَأَنْتَ لَهُ تَصَدَّىٰ

Bacaan latin: fa anta lahụ taṣaddā
6. Artinya: maka engkau (Muhammad) memberi perhatian kepadanya,

وَمَا عَلَيْكَ أَلَّا يَزَّكَّىٰ

Bacaan latin: wa mā 'alaika allā yazzakkā
7. Artinya: padahal tidak ada (cela) atasmu kalau dia tidak menyucikan diri (beriman).

وَأَمَّا مَنْ جَاءَكَ يَسْعَىٰ

Bacaan latin: wa ammā man jā`aka yas'ā
8. Artinya: Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran),

وَهُوَ يَخْشَىٰ

Bacaan latin: wa huwa yakhsyā
9. Artinya: sedang dia takut (kepada Allah),

فَأَنْتَ عَنْهُ تَلَهَّىٰ

Bacaan latin: fa anta 'an-hu talahhā
10. Artinya: engkau (Muhammad) malah mengabaikannya.

B. Sebab turun surat Abasa ayat 1-10

Sebab turunnya surat Abasa ini menjadi pemicu teguran Allah SWT kepada Rasulullah SAW. Hal ini diceritakan oleh istri Rasulullah SAW, Aisyah RA. Ia berkata, "Ayat ini diturunkan berkenaan dengan Ibnu Ummi Maktum, seorang sahabat yang buta matanya. Suatu hari, Ibnu Ummi Maktum datang kepada Rasulullah seraya berkata:

'Wahai Rasulullah, berilah saya nasihat,'

Bertepatan dengan itu, Rasulullah tengah berbincang dengan seorang pembesar kaum musyrik yang saat itu Beliau sedang menjelaskan Islam pada mereka. Sebab, Beliau sangat berharap mereka mau masuk Islam.

Rasulullah lantas mengabaikan permintaan sahabat tersebut. Sebaliknya, Beliau melanjutkan perbincangannya dengan pembesar musyrik atau Quraisy itu dan berkata:

'Apakah ada yang salah dari seruan saya?'

Orang itu menjawab, 'Tidak.' Lalu, tak lama berselang, turunlah ayat 1 dan 2 dari surah Abasa." (HR Imam Tarmidzi dan al-Hakim).

Kisah lain ditafsirkan oleh Quraisy Shihab dalam bukunya tersebut, pada surah Abasa ayat 1 dan 2 menceritakan tentang Rasulullah SAW yang tidak mau melayani seorang difabel, yaitu tuna netra. Saat itu, orang tuna netra tersebut datang meminta untuk belajar Al Quran kepada Rasulullah yang tengah berbicara dengan tokoh-tokoh kaum musyrik di Mekah.

Rasulullah sangat berharap agar mereka masuk Islam agar kaum Muslim tidak disiksa lagi. Para tokoh itu di antaranya adalah Al Walid bin Mughirah, ayah Khalid.

Namun, Rasulullah berpaling dan sekadar bermuka masam ketika seseorang mengganggu konsentrasi dan pembicaraan serius pada saat rapat. Mengenai hal ini Quraish Shihab berpendapat, sikap Rasulullah SAW dinilai sudah sangat baik bila dilakukan oleh manusia biasa.

Berbeda dengan Nabi Muhammad SAW yang merupakan manusia pilihan, sikap demikian itu dinilai kurang tepat. Dalam istilah Al Quran, sikap tersebut dinamakan zanb atau dosa.

Melihat kisah di balik turunnya surat Abasa ayat 1-10 membuktikan betapa Allah SWT memuliakan Rasulullah SAW agar menjadi teladan yang baik bagi umat setelahnya. Semoga dengan wawasan ini dapat memberi hikmah bagi kita semua ya, detikers.




(rah/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads