Wih, Inovasi Nuklir Indonesia Ini Bantu Diagnosis dan Terapi Kanker

ADVERTISEMENT

Wih, Inovasi Nuklir Indonesia Ini Bantu Diagnosis dan Terapi Kanker

Trisna Wulandari - detikEdu
Minggu, 06 Feb 2022 08:00 WIB
photo of different awareness satin ribbons isolated on white
Inovasi produk nuklir dari peneliti Indonesia yang bantu diagnosis dan terapi pasien kanker. Foto: Getty Images/VikaValter
Jakarta -

Kamu sering dengar dampak buruk radiasi nuklir seperti yang terjadi di tragedi Chernobyl? Nah, riset nuklir yang baik rupanya tidak cuma aman, tapi juga bermanfaat di bidang kedokteran dan kesehatan.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mencatat, data Kementerian Kesehatan RI mendapati tingginya kasus kanker dan kematian pasiennya di Indonesia. Pada 2020 saja, kasus baru kanker di Indonesia mencapai 396.914 kejadian, dengan kematian akibat kanker mencapai 234.511 kasus.

Menanggapi kasus ini, para praktisi di Organisasi Riset Tenaga Nuklir menghasilkan produk inovasi radioisotop dan radiofarmaka di bidang kedokteran nuklir, seperti disampaikan di akun Instagram resmi BRIN, Jumat (4/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peneliti Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka (PTRR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Herlan Setiawan mengatakan, radioisotop adalah unsur-unsur beratom sama, berbeda massa atau isotop yang memancarkan radiasi untuk mencapai kestabilan. Radiasi tersebut menjadikan radioisotop punya karakteristik khas sehingga bisa dijadikan sebagai radioaktif perunut atau radiotracer.

Ia menjelaskan, radioisotop di bidang kedokteran dapat berfungsi sebagai radiotracer atau perunut dalam menemukan lokasi di tubuh yang terjangkiti oleh penyakit kanker. Di samping itu, radioisotop juga bisa digunakan dalam pengembangan pembuatan obat. Agar aman saat masuk tubuh, radiasinya dibatasi, seperti dikutip dari laman BATAN.

ADVERTISEMENT

Inovasi nuklir para peneliti ini kemudian menjadi alat dan obat untuk mendeteksi serta terapi penderita kanker. Apa saja?

Inovasi Nuklir Indonesia untuk Kanker

1. KIT MDP

Kit methylenediphosponate (MDP) adalah salah satu jenis radiofarmaka, yaitu senyawa kimia mengandung atom radioaktif yang berfungsi untuk diagnosis atau terapi di dunia kedokteran.

Dikutip dari akun BRIN, KIT MDP dapat digunakan untuk diagnosis kelainan pada tulang, seperti penyebaran kanker pada tulang di seluruh tubuh. Diagnosis sebaran kanker pada tulang penting untuk menentukan stadium penyakit kanker sehingga para dokter bisa mendapat gambaran langkah pengobatan selanjutnya. KIT MDP mendapat izin edar BPOM tertanggal 30 Januari 2014.

2. Senyawa Bertanda 131I-MIBG

Senyawa bertanda metalodobenzylgoanidine (131I-MIBG) berfungsi untuk diagnosis dan terapi kanker neuroblastoma atau sistem saraf pada anak-anak, termasuk sebarannya. Hasil diagnosis ini sangat diperlukan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam penanganan selanjutnya pada pasien.

Senyawa bertanda metalodobenzylgoanidine (131I-MIBG) berfungsi untuk diagnosis dan terapi kanker neuroblastoma atau sistem saraf pada anak-anak, termasuk sebarannya.Senyawa bertanda metalodobenzylgoanidine (131I-MIBG) Foto: Dok BRIN

Sebagai catatan, setelah dibuat, produk ini harus segera digunakan karena tidak dapat disimpan dalam waktu lama. Senyawa bertanda ini mendapat izin edar BPOM pada 5 September 2014.

3. Senyawa Bertanda 153Sm-EDTMP

Senyawa bertanda 153Sm-EDTMP digunakan untuk terapi paliatif pada penderita kanker, termasuk pasien kanker tulang akibat metastasis atau penyebaran kanker. Senyawa bertanda ini dapat mengurangi rasa nyeri akibat kanker di tulang sekitar 1 bulan.

BRIN mencatat, efek senyawa bertanda ini jauh lebih efektif dibandingkan dengan efek morfin yang hanya sesaat dan punya dampak adiktif.

Nah, jadi produk nuklir punya banyak manfaat di bidang kedokteran hingga terapi pasien kanker. Apakah detikers berminat kuliah di bidang nuklir?




(twu/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads