Bulan Rajab merupakan salah satu bulan yang istimewa dengan keutamaan yang dikandungnya. Rajab 2022 baru akan dimulai hari ini, Rabu (3/2/2022), sesuai dengan laporan hasil rukyatul hilal bil fi'li yang dilaksanakan oleh tim perukyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Memasuki momen ini, Wakil Ketua Umum PBNU Bidang Keagamaan dan Hubungan Lembaga KH Zulfa Mustofa mengajak warga NU untuk mengisi bulan Rajab dengan amal kebaikan. Khususnya di bulan istimewa yang bertepatan dengan momen turunnya perintah salat pertama kali pada Rasulullah SAW.
"PBNU mengajak seluruh warga Nahdlatul Ulama untuk mengisi bulan Rajab dengan berbagai amal kebaikan. Sebab, bulan ini adalah salah satu bulan istimewa, karena di dalamnya turun perintah salat lima waktu yang diterima langsung oleh Rasulullah dalam peristiwa Isra' Mi'raj," kata Zulfa, Selasa (1/2/2022) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peristiwa Isra' Mi'raj yang dilakukan oleh Rasulullah SAW berlangsung pada tanggal 27 Rajab tahun kesepuluh kenabian. Tepatnya, sebelum beliau hijrah ke Madinah.
"Isra' Mi'raj terjadi pada tahun 621 M, atau tahun 10/11 dari kenabian (Bi'tsah). Jumhur ulama menyebutkan tanggalnya adalah malam Jumat tanggal 27 Rajab," tulis buku di Balik 7 Hari Besar Islam karya Muhammad Sholikhin.
Isra' Mi'raj sendiri merupakan perjalanan Rasulullah SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa hingga Sidratul Muntaha. Bukti bahwa Allah SWT memerintahkan sholat 5 waktu pada saat Rasulullah SAW melakukan Isra' Mi'raj tertuang dalam hadits berikut,
هِيَ خَمْسٌ، وَهِيَ خَمْسُونَ، لاَ يُبَدَّلُ القَوْلُ لَدَيَّ". قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "فَرَجَعْتُ إِلَى مُوسَى، فَقَالَ: رَاجِعْ رَبَّكَ. فَقُلْتُ: اسْتَحْيَيْتُ مِنْ رَبِّي
Artinya: "Lima waktu itu setara dengan lima puluh waktu. Tak akan lagi berubah keputusan-Ku." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Aku kembali bertemu dengan Musa. Ia menyarankan, 'Kembalilah menemui Rabbmu'. Kujawab, 'Aku malu pada Rabbku'." (HR Bukhari).
Hadist tersebut diambil dari kitab Kitab Fadhail ash-Shahabah yang ditulis Bukhari. Bukti peristiwa Isra Mi'raj pada bulan Rajab selengkapnya pun bisa dibaca di Al Quran surat Al-Isra' dan An-Najm ayat 1-18.
Berdasarkan hadits di atas juga diketahui bahwa sebelumnya perintah salat wajib berjumlah 50 rakaat. Menurut buku Sirah Nabawiyah-Ibnu Hisyam yang ditulis oleh Ibnu Hisyam, kisah tersebut dinarasikan dalam sebuah hadits oleh Anas bin Malik.
Peristiwa Isra' Mi'raj di bulan Rajab saat perintah salat turun
Nabi Musa kemudian bertanya tentang jumlah waktu salat yang diwajibkan kepada Nabi Muhammad SAW. Beliau pun menjawab, lima waktu dalam sehari semalam yang dibalas lagi oleh Nabi Musa AS,
"Sungguh ummatmu tak akan sanggup melaksanakan lima puluh kali shalat dalam sehari. Dan aku -demi Allah-, telah mencoba menerapkannya kepada manusia sebelummu, aku telah berusaha keras membenahi Bani Israil dengan sungguh-sungguh. Kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan untuk umatmu,"
Mendengar hal itu, Rasulullah SAW pun kembali memohon kepada Allah SWT untuk diberikan keringanan dalam salat. Setelah mendapat keringanan 10 rakaat, Rasulullah SAW kembali lagi dan bertemu dengan Nabi Musa.
Nabi Musa mengatakan hal yang sama untuk diberi keringanan lagi untuk waktu salat tersebut. Hingga akhirnya ketetapan salat berkurang menjadi lima waktu.
Meskipun Nabi Musa masih tetap menyebutkan bahwa hal itu dirasa memberatkan seperti sebelumnya, Rasulullah SAW menjawab,
"Aku sudah berulangkali kembali kepada Tuhanku dan memohon kepadaNya sampai aku merasa malu. Aku tidak akan melakukannya lagi," (HR Bukhari dan Muslim).
Kisah di atas dapat menjadi bukti bahwa bulan Rajab merupakan momen penting dalam tegaknya Islam. Untuk tahun 2022, momen Isra' Mi'raj yang mana perintah salat diturunkan akan bertepatan dengan tanggal 28 Februari 2022 mendatang.
Keutamaan bulan Rajab lainnya adalah waktunya yang berada tepat sebelum bulan Sha'ban dan Ramadhan, sesuai dengan kalender Hijriah. Hal ini dibuktikan dalam salah satu hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Bakrah dan dikutip dari kitab The Book of Miscellany,
وعن أبي بكرة نفيع بن الحارث رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: "إن الزمان قد استدار كهيئته يوم خلق الله السموات والأرض: السنة اثنا عشر شهرًا، منها أربعة حرم: ثلاث متواليات: ذو القعدة، وذو الحجة، والمحرم، ورجب مضر الذي بين جمادى وشعبان
Artinya: "Waktu telah menyelesaikan siklusnya dan telah mencapai kondisi saat Allah SWT menciptakan langit dan bumi. Tahun terdiri atas 12 bulan dengan empat bulan tidak dapat diganggu gugat. Tiga di antaranya berurutan Dhul-Qa'dah, Dhul-Hijjah dan Muharram dan Rajab, bulan Mudar (suku), yang berada di antara Jumada dan Sha'ban." (HR Bukhari dan Muslim).
Semoga kita dapat mengisi bulan Rajab yang istimewa ini dengan amalan kebaikan ya, detikers. Aamiin.
(rah/row)