Musik Tradisional: Ciri-ciri, Fungsi, Jenis, dan Contohnya

ADVERTISEMENT

Musik Tradisional: Ciri-ciri, Fungsi, Jenis, dan Contohnya

Kholida Qothrunnada - detikEdu
Kamis, 18 Nov 2021 15:00 WIB
Obyek Wisata Saung Angklung Udjo sudah diperbolehkan dibuka kembali oleh Kemenparekraf RI. Saat ini pihak pengelola masih mempersiapkan fasilitas prokes.
Angklung, alat musik tradisional dari Jawa Barat (Foto: Wisma Putra)
Jakarta -

Musik tradisional bersifat khas, karena mencerminkan kebudayaan suatu etnis atau masyarakat tertentu. Umumnya musik tradisional mengangkat tema-tema kehidupan budaya setempat.

Seperti halnya musik modern, musik tradisional juga memiliki bentuk estetika tersendiri. Estetika musik tradisional merupakan keindahan pada pendengaraan, hingga sampai pada kedalaman penjiwaan.

Estetika musik tradisional terletak pada jenis suara yang dihasilkan alat musiknya, nada, ritme, tempo, dan dinamika pada suatu lagu yang dimainkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut adalah penjelasan mendalam mengenai ciri, fungsi, dan jenis beserta contoh musik tradisional, yang dilansir dari e-modul Seni Budaya Kelas X oleh Hanun Adhaninggar, dan modul Seni Budaya bertajuk "Keragaman Musik Tradisional" karya Y. Lilik Subiyanto.

Ciri-ciri Musik Tradisional

Secara umum, ciri-ciri musik tradisional adalah sebagai berikut:

ADVERTISEMENT

1. Ide musik baik vokal dan penggunaan alatnya ditularkan secara langsung atau dihafalkan, dan tidak tertulis.
2. Turun-temurun yang diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya.
3. Menggunakan alat musik yang masih sederhana.
4. Lirik lagunya menggunakan bahasa daerah.
5. Alunan irama dan melodi menunjukkan ciri khas kedaerahan.

Fungsi Musik Tradisional

Fungsi musik tradisional menunjukkan peran dan kedudukanya dalam tradisi di kehidupan masyarakat sehari-hari. Secara umum fungsi musik tradisional bagi masyarakat Indonesia antara lain sebagai sarana upacara adat (ritual), hiburan, pengiring tari, sarana komunikasi, sarana pengungkapkan diri, dan sarana ekonomi.

Fungsi musik tradisional adalah sebagai berikut:

1. Sarana Upacara Adat Budaya (Ritual)

Musik tradisional berkaitan erat dengan upacara ritual kebudayaan seperti kematian, kelahiran, perkawinan, hingga upacara keagamaan, dan kenegaraan.

Contohnya pada upacara adat panenan (memulai tanam padi) yang ada di tengah masyarakat Kanekes. Musik tradisi yang dipergunakan adalah angklung buhun.

Biasanya, di beberapa daerah, bunyi yang dihasilkan oleh instrumen musik tertentu dipercaya mempunyai kekuatan magis atau spiritual. Hal itu bisa kita lihat pada musik dog-dog ting, yang digunakan oleh masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa meyakini bahwa musik dog-dog ting mampu untuk mencari orang yang hilang akibat disembunyikan oleh mahluk gaib.

2. Sarana Hiburan

Musik merupakan salah satu cara masyarakat untuk menghilangkan kejenuhan, dan sarana rekreasi hingga ajang pertmuan dengan warga lainya. Hiburan yang bersifat individu, akan dapat membantu menyegarkan kembali keletihan mental seseorang.

Misalnya, seseorang bisa duduk sendirian menghibur dirinya, sambil bermain musik dari bunyi seruling di bawah pohon rindang. Sedangkan, contoh hiburan yang sifatnya melibatkan banyak orang bisa kita temukan pada para gadis di daerah Aceh. Dahulu gadis-gadis daerah Aceh sering mengisi waktu senggang mereka di sawah dengan bermain canang trieng atau celempong.

Di Madura alat musik saronen, dijadika nama untuk pertunjukan seni saronen. Orang-orang bisa membentuk kelompok musik tradisional dari satu maupun macam-macam jenis alat musik secara bersama (ansambel). Tak heran, biasanya masyarakat Indonesia suka antusias dalam menonton pagelaran musik.

3. Pengiring Tarian

Di Indonesia musik tradisional yang dibuat juga menjadi elemen penting untuk mengiringi tarian- tarian khas daerah. Oleh karena itu, banyak tarian daerah di Indonesia hanya dapat diiringi oleh musik khas daerahnya. Antara musik dan tarian pengiringnya mampu memiliki keselarasan yang khas. Kesesuaian iringan musik akan menjadikan tampilan tarian lebih hidup.

4. Sarana Komunikasi

Secara umum, berbagai macam alat dan pola bunyi dimaksudkan untuk menyebarkan pemberitahuan akan adanya suatu peristiwa (kematian, pencurian, dan sebagainya), keadaan (darurat, siaga, aman), penanda waktu (mulai atau akhir kerja, waktu ibadah, dan sebagainya), hingga kegiatan bersama ( gotong-royong dan berkumpul.

Alat musik tradisional yang biasa dipakai seperti kentongan, beduk di masjid, lonceng di gereja merupakan alat tradisional yang digunakan sebagai sarana komunikasi.

Kentongan yang dibunyikan dari pola bunyi dara muluk, pada kalangan masyarakat Jawa hal tersebut dijadikan pertanda bahwa keadaan lingkungan telah aman dari bahaya.

Dalam arti sepenuhnya, musik tradisional mampu menjadi sarana komunikasi. Apabila musik tradisional dijadikan sebuah media untuk menyampaikan pesan kepada khalayaknya, maka sarana penyampaian pesan bisa dilakukan melalui isi syair maupun semangat lagunya.

5. Sarana Pengungkapan Diri

Bagi para seniman maupun orang biasa, menciptakan dan memainkan musik merupakan salah satu sarana untuk berekspresi atau mengungkapkan diri. Melalui musik, mereka mengaktualisasikan potensi dirinya. Melalui musik mereka dapat mengungkapkan perasaan, emosi, impian, pikiran, gagasan, cita-cita, suka-duka, negara, orang lain, keluarga, dunia dan Tuhan.

6. Sarana Ekonomi

Musik tradisional juga mampu menghasilkan pendapatan dari lahan wirausaha, baik bagi seniman, pebisnis, maupun pemodal. Pendapatan ekonomis bisa bersifat komersial dan layanan bakti. Bagi para seniman pendapatan bisa berwujud dari ucapan terima kasih atau honorarium, atas jasa musiknya. Sedangkan, pendapatan berupa bayaran bersifat pekerjaan pokok (profesi), maupun sambilan (amatir).

Bisnis musik tradisional bisa berlangsung apabila hal tersebut berupa sebuah industri. Contohnya industri jasa, pada penyelenggara pentas (event organizer), Industri produk berupa pembuatan alat-alat musik, rekaman, kelengkapan bermain musiknya, dan lain sebagainya. Sisi perdagangan juga bisa berupa penjualan produk.

Jenis dan Contoh Musik Tradisional Nusantara
Jenis musik tradisional di setiap budaya daerah atau suku bangsa, terletak pada jenis nada, lagu, dan bentuk tradisinya.

Berikut beberapa contoh jenis musik tradisional nusantara antara lain:

1. Tabuh Salimpat dari Jambi.
2. Keroncong dari Jakarta.
3. Gambang Kromong dari Betawi.
4. Krumpyung dari Yogyakarta dan Jawa Tengah.
5. Angklung Buhun dari Kanekes di Jawa Barat.
6. Karang Dodou dari Kalimantan Timur.
7. Huda dari Minangkabau.
8. Kombi dari Papua.
9. Cilokak dari Lombok.
10. Gaghahanggase dari Sangihe Talaud.
11. Tingkilan dari Kalimantan Timur.
12. Sasando dari Rote.
13. Gong Luang dari Bali.
14. Painting dari Kalimantan Selatan.

Nah, itu tadi penjelasan lengkap mengenai musik tradisional. Musik tradisional mana yang jadi favorit detikers?


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads