Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) telah melacak sebuah asteroid besar bernama 2003 SD220. Asteroid dengan ukuran hampir sebesar Burj Khalifa Dubai itu diprediksi akan mendekat ke bumi pada pertengahan Desember 2021.
Berdasarkan pengamatan dari Observatorium Arecibo di Puerto Rico pada 2015, asteroid tersebut tercatat memiliki ukuran sekitar 791 meter. Bahkan dari hasil pengamatan, ukuran bisa lebih besar dari itu.
Sementara menurut pemantauan NASA, asteroid 2003 SD220 memiliki panjang sekitar 1,6 kilometer dengan bentuk mirip kuda nil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melewati Bumi pada 17 Desember
Mengutip dari laman Jerusalem Post, asteroid ini diperkirakan akan menuju Bumi pada 17 Desember dalam jarak sekitar 5,4 juta kilometer dan dengan kecepatan 5,6 km/detik.
Sebagai perbandingan, jarak antara Bumi ke Bulan mencapai 385.000 km. Artinya jarak terdekat asteroid itu dari bumi adalah 15 kali lebih jauh dari jarak Bumi ke Bulan.
Apakah Berbahaya bagi Bumi?
Meski memiliki jarak yang sangat jauh, namun asteroid 2003 SD220 dikategorikan sebagai Asteroid Berpotensi Berbahaya (PHA).
Hal itu dikarenakan ukuran yang besar dan jarak terbangnya ke bumi, meski dikatakan NASA tidak menimbulkan bahaya bagi bumi.
NASA mengungkapkan bahwa secara teoritis asteroid ini bukan ancaman bagi bumi. Bahkan sampai 100 tahun ke depan bumi aman dari dampak asteroid.
Sementara itu, dikutip dari Science Times, asteroid yang mendekati bumi pertengahan Desember ini termasuk dalam kelas Aten.
Artinya orbitnya bersilangan dengan orbit bumi mengelilingi matahari dan menghabiskan sebagian besar waktu di matahari.
Objek Lain di Dekat Bumi
Meski mengatakan bumi aman dari asteroid dalam 100 tahun ke depan, namun NASA memperkirakan masih ada lebih dari 25.000 objek dekat bumi di ruang angkasa.
Objek tersebut menurut NASA bisa memiliki ukuran yang lebih besar, tapi yang tercatat kurang dari setengah dari objek asteroid berpotensi fatal di luar sana.
Dengan melacak asteroid-asteroid ini dan mencari tahu lebih banyak tentang ukuran, bentuk, massa, struktur, dan bahan penyusunnya, NASA berharap dapat menentukan metode agar bisa mengalihkan jika itu mengancam bumi.
Baca juga: Apa yang Terjadi di Bumi saat Matahari Mati? |
(faz/nwy)