Pernah Dengar Mitigasi Bencana? Ini Pengertian & 10 Langkahnya

ADVERTISEMENT

Pernah Dengar Mitigasi Bencana? Ini Pengertian & 10 Langkahnya

Olivia Sabat - detikEdu
Selasa, 28 Sep 2021 10:50 WIB
Foto udara permukiman warga terendam banjir di Jalan Anoi, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rabu (15/9/2021). Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, banjir yang dipicu akibat luapan Sungai Kahayan tersebut merendam 13 kelurahan di wilayah itu dan berdampak pada 3.383 KK atau 7.547 jiwa terdampak banjir. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/aww.
Foto: ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Jakarta -

Secara umum bencana adalah kejadian akibat faktor alam atau ulah manusia yang menimbulkan kerugian harta, benda, maupun nyawa. Untuk mengurangi risiko kerugian yang ditimbulkan, kita bisa melakukan mitigasi bencana, lho.

Apa yang dimaksud dengan mitigasi? Dalam Pasal 1 ayat 6 Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

Dilansir dari situs Kementerian Sosial, mitigasi bencana memiliki tiga tujuan utama, yaitu:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana, seperti korban jiwa, kerugian ekonomi, dan kerusakan sumber daya alam.

2. Digunakan sebagai landasan perencanaan pembangunan.

ADVERTISEMENT

3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi serta mengurangi risiko bencana.

Dilihat dari definisi dan tujuannya, mitigasi adalah kegiatan yang seharusnya dilakukan sebelum bencana terjadi.

Berikut ini langkah-langkah mitigasi bencana yang bisa dilakukan menurut Kementerian Sosial:

A. Mitigasi Bencana Banjir

Untuk mengurangi risiko kerugian bencana banjir, sebaiknya dilakukan pencegahan seperti di bawah ini:

1. Mengawasi penggunaan lahan dan merencanakan lokasi untuk menempatkan fasilitas vital di daerah yang aman.

2. Menyesuaikan desain bangunan di daerah banjir dengan membuat bangunan rumah tahan banjir, mulai dari material dan fondasi yang kuat.

3. Membangun infrastuktur kedap air.

4. Membangun tembok penahan dan tanggul di sepanjang sungai, tembok laut di sepanjang pantai yang rawan badai atau tsunami.

5. Membersihkan sedimen.

6. Membangun pembuatan saluran air (drainase).

7. Meningkatkan kewaspadaan di daerah rawan banjir.

8. Meningkatkan kewaspadaan terhadap penggundulan hutan.

9. Melatih kewaspadaan dengan melakukan penyimpanan bahan makanan, menaruh
tempat tidur di daerah yang lebih tinggi.

B. Mitigasi Bencana Tanah Longsor

Berikut ini kegiatan yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi risiko kerugian dari bencana
tanah longsor.

1. Membangun permukiman dan fasilitas utama lainnya dengan menghindari daerah
rawan bencana.

2. Melakukan relokasi atau pemindahan tempat.

3. Menyarankan pembangunan fondasi tiang pancang untuk menghindari bahaya likuifaksi tanah.

4. Pembangunan fondasi disarankan menyatu untuk menghindari penurunan yang tidak seragam.

5. Pembangunan utilitas yang ada di dalam tanah harus fleksibel.

6. Mengurangi tingkat keterjalan lereng.

C. Mitigasi Bencana Gunung Berapi

Ini dia langkah-langkah mitigasi bencana gunung berapi yang bisa dilakukan.

1. Merencanakan lokasi pemanfaatan lahan untuk aktivitas vital harus jauh dari kawasan rawan bencana.

2. Menghindari tempat-tempat yang memiliki kecenderungan dialiri lava atau lahar saat gunung api meletus.

3. Menerapkan desain bangunan yang tahan terhadap tambahan beban akibat abu
gunung api.

4. Membuat barak pengungsian permanen di sekitar gunung api yang sering meletus.

5. Melakukan penyuluhan masyarakat yang bermukim di sekitar gunung api untuk
mengetahui posisi tempat tinggalnya pada peta
rawan bencana gunung api.

6. Melakukan sosialisasi mengenai peringatan dini yang diberikan oleh aparat di sekitar
gunung api.

7. Sosialisasi mengenai koordinasi yang harus dilakukan dengan aparat setempat.

D. Mitigasi Bencana Gempa Bumi

Di bawah ini adalah mitigasi bencana yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko kerusakan karena gempa bumi.

1. Memastikan menggunakan konstruksi bangunan tahan getaran atau gempa.

2. Memastikan kekuatan bangunan sesuai dengan standar kualitas bangunan.

3. Membangun fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.

4. Memastikan kekuatan bangunan-bangunan vital yang sudah ada.

5. Merencanakan penempatan permukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah rawan bencana.

Selain itu, mengutip situs resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG),
berikut ini adalah hal-hal yang harus dilakukan sebelum, saat, dan sesudah gempa bumi.

1. Sebelum gempa bumi

a. Mengenali apa yang dimaksud dengan gempa bumi.

b. Pastikan struktur dan letak rumah terhindar dari bahaya yang disebabkan gempa bumi, seperti longsor, likuifaksi, dan lain-lain.

c. Mengevaluasi dan merenovasi ulang struktur bangunan.

d. Kenali lingkungan tempat kerja dengan memerhatikan letak pintu keluar, lift, serta tangga darurat.

e. Belajar melakukan P3K dan menggunakan alat pemadam kebakaran.

f. Catat nomor telepon penting yang bisa dihubungi saat terjadi gempa bumi.

g. Mengatur agar perabotan rumah menempel pada dinding agar tidak jatuh akibat
gempa bumi.

h. Simpan benda berat pada bagian bawah.

i. Cek kestabilan benda yang tergantung, misalnya lampu, kipas angin, dan lain-lain.

j. Simpan bahan makanan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah.

k. Selalu matikan air, gas, dan listrik jika tidak digunakan.

l. Sediakan tempat dengan perlatan kotak P3K, senter, radio, dan bahan makanan.

2. Saat Gempa Bumi

a. Jika berada dalam bangunan, lindungi kepala dengan bersembunyi di bawah meja, dan lain-lain, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan goncangan, dan lari ke luar jika masih bisa dilakukan.

b. Jika berada di area terbuka, hindari bangunan yang ada di sekitar, perhatikan tempat berpijak, hindari jika terjadi rekahan tanah.

c. Jika sedang mengendarai mobil, keluarlah dan menjauh dari mobil, hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

d. Jika tinggal atau berada di pantai, jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.

e. Jika tinggal di daerah pegunungan, hindari tempat yang memungkinkan terjadi longsor.

3. Sesudah gempa bumi

a. Jika berada di dalam bangunan, keluarlah dengan tertib menggunakan tangga biasa dan tidak menggunakan eskalator atau lift, periksakan diri apakah ada yang terluka, telepon atau minta pertolongan jika terjadi luka parah pada diri sendiri atau orang di sekitar.

b. Periksalah lingkungan sekitar jika terjadi kebakaran, kebocoran gas, hubungan arus pendek listrik, dan periksa aliran serta pipa air.

c. Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa karena ada kemungkinan terjadi gempa susulan atau reruntuhan.

d. Jangan berjalan di daerah sekitar gempa.

e. Mendengarkan informasi mengenai gempa bumi dan jangan terpancing dengan isu yang tidak jelas sumbernya.

f. Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait.

g. Jangan panik.

Klik halaman berikutnya

E. Mitigasi Bencana Tsunami

Berikut ini mitigasi bencana yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko akibat tsunami.

1. Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap bahaya tsunami.

2. Membangun Early Warning System.

3. Membangun tembok penahan tsunami pada garis pantai yang berisiko.
4. Menanam mangrove di sepanjang garis pantai untuk meredam gaya air tsunami.

5. Membangun tempat-tempat evakuasi yang aman di sekitar permukiman.

F. Mitigasi Bencana Kebakaran

Untuk mengurangi risiko kerugian bencana kebakaran, sebaiknya kamu melakukan
pencegahan seperti di bawah ini.

1. Membuat dan melakukan sosialisasi tentang kebijakan pencegahan dan penanganan kebakaran.
2. Meningkatkan penegakan hukum.
3. Membentuk pasukan pemadaman kebakaran, khususnya untuk penanganan kebakaran secara dini.
4. Membuat waduk-waduk kecil, seperti penampungan air dan hydrant untuk memadamkan api.
5. Melakukan pengawasan atas pembakaran lahan secara ketat.

6. Melakukan penanaman kembali daerah yang telah terbakar dengan tanaman yang heterogen.
7. Meningkatkan partisipasi aktif dalam pemadaman awal kebakaran.

G. Mitigasi Bencana Kekeringan

Ini dia langkah-langkah mitigasi bencana kekeringan yang bisa dilakukan:

1. Melakukan pengelolaan air secara bijaksana, yakni dengan mengganti penggunaan air tanah dengan air permukaan dengan cara membuat waduk dan saluran distribusi yang efisien.

2. Konservasi tanah dan mengurangi tingkat erosi dengan pembuatan check dam serta reboisasi.

3. Mengganti kayu bakar menjadi bahan bakar minyak untuk menghindari penebangan hutan.

4. Melakukan pendidikan dan pelatihan.

5. Memperbaiki daerah yang tandus dengan melakukan pengelolaan lahan, hutan, waduk resapan, dan irigasi.

H. Mitigasi Bencana Angin Siklon Tropis/Angin Ribut

Langkah-langkah mitigasi bencana yang bisa dilakukan, yaitu:

1. Memastikan struktur bangunan sudah memenuhi syarat teknis untuk mampu
bertahan terhadap gaya angin.

2. Menerapkan aturan standar bangunan yang memperhitungkan beban angin khususnya di daerah rawan angin topan.
3. Menempatkan lokasi pembangunan fasilitas yang penting pada daerah yang terlindung dari serangan angin topan.
4. Melakukan penghijauan di bagian atas arah angin untuk meredam gaya angin.

I. Mitigasi Bencana Wabah Penyakit

Ini adalah langkah-langkah mitigasi bencana yang bisa dilakukan:

1. Menyiapkan masyarakat secara luas, termasuk aparat pemerintah khususnya yang ada di bidang kesehatan dan lintas sektor terkait untuk memahami risiko jika suatu wabah terjadi serta bagaimana cara menghadapinya jika wabah terjadi melalui kegiatan sosialisasi yang berkesinambungan.

2. Menyiapkan produk hukum yang memadai untuk mendukung upaya-upaya pencegahan, respons cepat, serta penanganan bila wabah terjadi.

3. Menyiapkan infrastruktur, seperti sumber daya manusia yang profesional, sarana pelayanan kesehatan, sarana komunikasi, transportasi, logistic, serta pembiayaan operasional sebagai upaya penanggulangan.

4. Upaya penguatan pengamatan epidemiologi untuk identifikasi faktor risiko dan menentukan strategi penanganan.

J. Mitigasi Bencana Konflik

Berikut ini mitigas bencana yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko dari terjadinya konflik:

1. Mendorong peran seluruh lapisan masyarakat untuk memelihara stabilitas ketenteraman dan ketertiban.

2. Mendukung kelangsungan demokratisasi politik dengan keberagaman aspirasi politik, serta menanamkan moral dan etika budaya politik berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

3. Mengembangkan supremasi hukum dengan menegakkan hukum secara konsisten, adil, dan jujur.

4. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran, serta meningkatkan perlindungan dan penegakan HAM.

5. Meningkatkan kinerja aparatur negara dalam rangka mewujudkan aparatur negara yang berfungsi melayani masyarakat, profesional, berdaya guna, produktif, transparan, serta bebas dari KKN.

Itulah penjelasan mengenai mitigasi bencana mulai dari pengertian, tujuan, hingga langkah-langkah yang bisa dilakukan. Selalu waspada ya, detikers!


Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads